Doyama adalah segerombolan penjahat jenius yang diberi modal oleh salah satu perusahaan asing untuk mengubah limbah perusahaan nya menjadi ramuan yang dapat merubah karakter serta bentuk ras serupa manusia menjadi iblis dan monster kanibalisme.
Perusahaan tersebut mencampurkan DNA manusia terpilih dengan limbah serta bahan kimia yang ditemukan oleh peneliti untuk menciptakan ras baru yang berada dalam kendalinya yang dimana nanti nya ras baru tersebut menularkan racun kepada manusia normal sehingga menjadi mahluk yang sama yang berada di bawah kendalinya.
Iblis setengah monster setengah manusia itu dinamai Rambi. Rambi sendiri bisa bertindak anarkis bahkan bisa menghasut dan membunuh manusia sesuai dengan apa yang di isntruksikan oleh tuan nya.
Akankah ada pahlawan yang bisa menghentikan wabah buatan ini? Ataukah manusia akan benar-benar musnah dan bumi menjadi milik perusahaan tersebut secara tunggal beserta para budak iblisnya?
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kalimat Fiktif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror Iblis Bayangan
Mereka merangkak dari dalam got lalu menyebar luas seperti jamur. Merayap ke dinding dinding toko dan menelan hidup hidup setiap mahluk yang lewat entah itu binatang atau manusia.
Kadang dari mereka juga ada yang masuk kedalam rumah, melalui celah celah dinding yang lembab atau jendela kamar yang terbuka dan dengan gerakan halus tanpa suara menerkam isi otak lalu bertindak dalam kendali mereka, dimana sebagian. dari mereka menyukai bunuh diri dan keputus asaan.
Mereka seperti iblis iblis yang kelaparan mereguk habis darah darah mahluk hidup sampai tulang nya tak tersisa lalu meninggalkan korban disudut manapun dan membiarkan selembar kuping mereka menjadi bukti pembantaian yang sangat sunyi itu yang cuma dilakukan dalam durasi satu malam.
Mengerikan, hanya dalam satu malam saja kota ini dibikin sangat mencekam. Padahal, baru kemarin inflansi luar biasa lain nya itu digagalkan kini tiba kembali satu lagi serangan yang tidak kalah biadab nya dengan iblis kelelawar raksasa buatan perusahaan keparat.
.......
Masyarakat kota Emerlyd dihantui perasaan yang mencekam malam itu setelah dari pagi hingga siang berita duka dan bahagia menyelimuti siaran siaran berita di televisi swasta. Berita bahagia yang hanya bertahan beberapa jam dan harus ter transisi oleh berita duka yang menggemparkan.
"Iblis itu tak berbentuk mereka sama sekali tidak mempunyai tanduk atau taring yang menyeramkan mereka bergerak secara halus benar benar sunyi! " Seorang pria botak memaparkan kejadian itu di depan seorang reporter cantik dan kameraman televisi nasional.
"Apa anda bisa menjelaskan secara signifikan lagi pak pembunuh masal yang terjadi dikota ini tentang siapa pelakunya menurut anda yang melihat kejadian itu?" balas reporter tersebut mencoba memahami situasi kurang masuk akal itu.
"Aku sudah bilang mereka itu bayangan, dan sangat gila!" pria botak itu berteriak lirih dengan Mata yang terbelalak lebar lalu mundur kebelakang hingga punggung nya tersungkur.
"Itu dia, dia datang, dia datang, oh tuhan tidak, dia datang! " Teriaknya dengan sangat lantang yang lantas membuat suasana proses wawancara tersebut menjadi kalang kabut tak karuan.
"Ada apa pak? Kenapa?" Salah seorang crew televisi tersebut mencoba menenangkan narasumber didepan nya itu.
"Tidak jangan dekati saya, jangan ambil saya, jangaannn!"
Seketika secara misterius tubuh pria botak itu seperti tercabik cabik benda yang tak kasat mata. Darah membucah keudara dan irisan daging pun juga ikut terlempar seperti dadu.
Pria botak itu meregang nyawa secara ghaib dan ditonton oleh ratusan masyarakat yang sedang menyaksikan siaran itu secara live dirumahnya. setelah tubuh itu tercabik cabik tiba tiba saja hilang tanpa bekas. Hanya menyisakan genangan darah dan selembar daun kuping dilokasi kejadian yang membuat semua yang ada disana tercengang kengerian.
"Mahluk Apa itu?" Ucap Wilis yang rupanya sedari tadi anteung menonton siaran tersebut disamping shoman.
"Mereka bayangan pembunuh!" Balas shoman.
"Apa itu? Apa mereka monster suruhan dari perusahaan keparat itu juga?" Tanya Wilis semakin kepo lagi.
"Bisa jasi karena ereka hanya budak iblis level bawah, budak dari para iblis yang disuruh oleh tuan nya untuk mencari jiwa jiwa manusia yang putus asa. Mereka masuk melalui telinga atau bahkan sugesti sugesti lain nya yang bisa menguasai tubuh lalu menghancurkan jiwa itu dari dalam dan mengkeramasi nya dengan api Jilotic sehingga tubuh korban nya hancur dan jiwanya menjadi makanan bagi mereka atau tuan nya."
"Sepertinya kau tau semuanya, darimana kau tau tentang hal itu?" Gumam Wilis memotong percakapan.
"Bukankah kau tahu juga aku lahir dari sebuah pedesaan kecil yang dimana memiliki seorang leluhur pemuja hal hal spritual yang sangat kental, dan salah satunya mahluk itu, tentang mahluk itu pernah diceritakan kakek ku padaku waktu aku kecil dulu"
"Oh seperti itu ya, Apa mungkin ada cara untuk. Membinasakan mereka? Setelah kau bilang tadi bahwa mereka hanya sebuah bayangan yang bisa membunuh jiwa jiwa manusia yang putus asa?" Balas Wilis.
"jawabam nya cuma satu! " Suara lain yanh tidak asing itu terdengar menggema dari kamar lalu di ikuti dengan sosok garp yang masing terpincang pincang keluar dari kamar dengan gaya so cool nya.
'Satu satu nya yang ditakuti oleh bayangam adalah cermin, karena cermin bisa menimbulkan bayangan dan bayangan tidak akan mungkin menyerang bayangan nya itu sendiri" Ucap Garp dengan senyum khasnya yang seperti biasa seolah menganggap remeh siapapun musuhnya.
Lantas mereka semua yang berada di dojo tua itu pun tertegun mendengar pernyataan itu.
"Kau sudah sembuh garp? Saya harap kita bisa full tim menghadapi monster keparat itu!" Balas shoman, membalas kesombohan Garp.
*****
(Panti Asuhan Lansia Lyly Emerlyd)
"Ayo nenek nenek sebaiknya makan dulu sudah seharian ini nenek belum makan! " Seorang gadis pegawai panti asuhan terlihat tengah merayu pasien nya yang sedang duduk renta diatas kursi roda.
"PLAKKK"
Tak seperti biasanya,pasien yang berada dikamar itu dari tadi terus mengamuk tanpa sebab. Piring ketiga yang terlempar dan pecah berserakan itu kembali dipunguti dengan sabar oleh gadis tersebut.
"Kamu tak perlu mengurusku lagi, Aku sudah mau mati jadi biarkan aku mati kelaparan" Balas si nenek dengan bola mata yang terlihat hitam pekat terbelalak.
"Nenek tidak boleh seperti itu, yaaa" Ucap Gadis itu yang kemudian jongkok merapihkan pecahan kaca dibawah kakinya.
Sudah beberapa jam yang lalu, Aura gelap yang membuat pengap mulai terasa menyiksa dikamar yang sebenarnya cukup luas itu. Tidak seperti biasanya karena aura yang dirasakan ini begitu menekan sesak kearah dada seperti ingin menyampaikan bahwa keputus asaan sudah terlanjur menyetubuhi jiwa jiwa yang berada disini dalam kesepian yang panjang. Dan kematian, laksana panduan orchestra yang sudah siap ditabuh melatari sebuah drama bertajuk "Tarian Iblis kematian."
"Aku ambil dulu nasi lagi ya nenek, tunggu sebentar yaa" Gumam gadis itu mencona menenangkan dengan tersenyum dan menoleh kearahnya.
"Aku sudah bilang, biarkan A-k-u M-a-t-i" Suara yang menggelegar terdengar menyeramkan keluar dari mulut si nenek itu yang seketika di ikuti dengan kejadian yang serupa dengan kejadian misterius ditempat lain di sudut kota Emerlyd.
"SRAKKK"
Tubuh renta usia itu tercabik cabik hingga hancur berkeping-keping, darah dan daging terlihat bertebaran di udara yang secara konstan membuat gadis tersebut berteriak kengerian hingga jeritan nya menimbulkan kepanikan teman teman nya yang lain.
"ARGHHHH"
"Ada apa Karin?" Balas teman nya yang lain dengan tergesa gesa menghampiri tubuh nya yang tengah terduduk lemas dan mengigil ketakutan
Didepan nya, pemandangan tak biasa dilihat oleh mereka. Bagaimana ia menyaksikan potongan daging serta tulang belulang terangkat acak keudara lalu berserakan dilantai dan satu persatu lenyap menjadi abu hitam kecil yang bertebaran diudara kemudian jatuh keatas genangan darah dan selembar kuping yang tergelatak utuh diatasnya.
"Ya tuhan, Apa ini?" Gumam nya sambil memeluk tubuh teman nya dengan suara bergetar.
Jam dinding besar diruangan itu juga terdengar berdentang kencang menambah kengerian yang tergambar dihadapan mereka.
(Bersambung Ke Part 23)