DELANEY EDREA ( Cinta Di Ujung Napas Terakhir)

Malam itu Rea hendak istirahat. Kala sang bunda masuk dalam kamar pengantinnya.

" Rea sayang. Maafkan bunda ya nak. Bunda tidak bisa melindungi kamu dari kakakmu. Bunda malah jadi ancaman buat kamu. "

" Bunda mungkin ini sudah takdir aku. Aku harap bunda baik baik saja dan tetap sehat ya. Jangan buat kak Gladys marah ya bunda. Kak Gladys sangat kejam sama bunda. "

" Rea sayang. Bunda berat lepaskan kamu disini. Apalagi suami kamu laki laki stress yang sudah menahun nak. Apa jadinya kau bila di suruh jadi perawat suamimu nanti?"

" Tidak apa bunda. Rea akan coba ikhlas menerima takdir hidup rea ini. "

" Maafkan bunda nak. bunda tidak bisa halangi dan tidak bisa lindungi kamu. Dan kakak kakakmu juga. "

" Jangan sedih lagi bunda. Rea semakin sedih jika bunda menangis seperti ini."

" Bunda besok pulang nak. Kamu baik baik disini ya nak."

" Iya bunda. Bunda jangan kuatir ya bunda "

" Bagaimana pun keadaan suami kamu. Itu adalah suami kamu yang sah nak. Jaga dan rawatlah suami kamu dengan baik. Layani juga suami kamu dengan baik ya nak. Karena bagaimana pun dia sudah jadi suami sah mu. Walaupun dia mengalami kelainan. Tapi bawa dia setiap malam ya nak. Biarlah Tuhan Allah yang hidup dan maha kuasa itu yang bisa menyembuhkan dan memulihkan keadaan suami kamu. "

" Terima kasih untuk nasihatnya bunda. Sekarang sudah malam. Bunda capek pasti. Aku pijit ya bunda."

" Layani suami kamu malam ini nak. Itu kewajiban kamu sebagai istrinya. Jadi kamu harus bisa puaskan suami kamu dan layani suami kamu malam ini. Bunda akan istirahat ya."

" Baik bunda. Bunda tolong sampaikan surat dan permintaan maaf aku pada bang Aiden ya bunda. Aku tidak mungkin bisa bertemu dengan dia lagi bunda."

" Iya nak. Bunda akan beritahu nak Aiden besok jika bertemu."

Di luar Gladys mendengar semua perbincangan antara kedua orang dekatnya itu.

" Hmmm ini tidak bisa di biarkan. Rea tidak boleh mempunyai hubungan lagi dengan Aiden. Aku harus buat keduanya sekarang menjadi satu dan aku akan buat Rea dan Aiden berpisah selamanya. Kau sudah buat rumah tangga aku menderita dan penuh amarah serta pertengkaran. Jadi aku akan balas semua itu kepada kamu Rea. Gara gara kamu Aku dan Darian sekarang diujung tanduk. Kau tidak akan aku biarkan untuk bahagia dan menjadi satu. "

" Bik buatkan susu untuk kedua mempelai malam ini dan ini campur dalam minuman mereka. Kau mengerti bik?"

" Baik nyonya. "

" Aku akan pengaruhi jeng Bimantara untuk terus tindas rea disini. Aku tidak mau adik aku lebih bahagia dari aku!!!"

Gladys pun berlalu. Dan memperhatikan bik Sari memberikan minuman kepada kedua mempelai.

" Jeng kok pengantin barunya tidak jadi sekamar sih jeng? Apa sebenarnya jeng Bimantara keberatan ya jika adik aku menikah dengan putranya jeng Bimantara?"

" Aduh dik Gladys. Bukan begitu maksudnya. Cuma aku belum bicara sama Buana. Jadi aku akan beritahu Buana dulu jeng. Maklum buana kan sedikit lain ya dengan pria lainnya."

" O begitu. baiklah Jeng. Saya pamit istirahat dulu."

Gladys pun berlalu meninggalkan nyonya Bimantara jamdi salah tingkah sendiri.

" Aduh buana apa mau ya jadi sekamar sama Rea? selama ini dia selalu ingin tidur sendiri. Aduh bagaimana ini ya? Oiya kenapa aku tidak suruh Rea Makai baju Betrice saja semalam ini. Supaya Gladys Tidok curiga. Hah banyak tamu sih sekarang jadi malah tambah aneh memang kalo pengantin baru tidak tidur sekamar."

" Rea ... Rea!"

" Ya ma. Ada apa."

" Ada apa ya cari kamu lah malam ini adalah malam pertama kamu dengan putra saya. Jadi kamu harus tahu aturan dan semua ini untuk kebaikan kamu juga. Buana paling tidak suka tidur dengan orang asing atau dekat dengan orang asing. Jadi kau harus pakai gaun ini malam ini dan saat lampu menyala kau jangan sekali kali buka masker kamu di depan Buana. Dia akan marah dan memukuli kamu jika kamu buka masker kamu. Jadi malam ini kau menyamar saja jadi Betrice. Biar aman."

" Apa? Aku harus nyamar jadi Betrice dna selalu pakai masker jika di kamar sama buana begitu?"

" Iya jangan keluarkan suara kamu atau jangan buka masker kamu jangan perlihatkan wajah kamu di depan Buana jika di kamar. Dan setiap buana mau tidur sama kamu. Kamu harus Makai baju baju Betrice yang di lemari buana itu."

" Tapi ma... Bagaimana kalo mas Buana malah tahu aku memang bukan Betrice. "

"itu pandai pandai kamu saja. mending lampunya kau matikan jika kau ingin lepas masker mu. "

" Baiklah ma. "

" Ingat jika kau lepas masker kamu. Kau harus bangun duluan ketimbang buana supaya Tidak ketahuan."

" Baiklah ma. Tapi apakah separah itu ya ma?"

" Ya kalo kamu mau coba ya coba saja. Tapi kalo kamu babak belur jangan ngeluh sama kami. "

" Baiklah ma. Aku akan hati hati."

" Ya sudah ini minuman kalian tadi bibi dari titip ke mama."

" Baik ma."

" Mama turun dulu kalian masuk kamar sana jangan buat para tamu curiga sama kalian."

Nyonya Bimantara turun dari lantai tiga ke lantai bawah untuk mengambil minum dan istirahat.

Rea membawa susu untuk Buana dan dia .

Saat masuk kamar , rea sudah mengenakan pakaian Betrice dengan masker yang menutupi wajahnya.

Buana menatap ke arah pintu dan dia langsung berhambur ke dalam pelukan Rea. Rea jadi terkejut.

" Betrice sayang... Betrice kau sudah pulang sayang. Kau mau pakai gaun itu sekarang. Sayang aku rindu kamu sayang aku rindu kamu..."

Rea langsung menghindar saat Buana mau memeluk dia lagi. Karena dia harus berikan susu yang kata mama Buana tadi harus diberikan dulu supaya Buana tidak marah . Karena tiap malam buana selalu minta minum susu sebab dulu Betrice sangat suka kebiasaan itu jika mau tidur malam.

" Kau buatkan aku susu sayang. terima kasih ya sayang."

Buana langsung menegak habis susu di gelas panjang itu. Rea pun juga meminumnya saat Buana memaksa dia minum seperti kebiasaan Betrice dulu.

Tak lama Rea menyalakan AC kamar itu. Badan dia terasa sangat panas. Buana pun jadi gelisah juga.

" Betrice aku kangen kamu sayang. Aku sangat kangen kamu. "

Buana langsung menyambar rea dan dia peluk erat sekali. Buana mulai menciumi leher putih mulus Rea dan mulai meraba seluruh badan Rea.

" Ah ada apa dengan aku ya. Kok tiba tiba badan aku jadi aneh gini. Dan kenapa sentuhan sentuhan buana membuat aku jadi tidk tahan... Aneh ada apa ini dengan badan aku... Oooh ah nikmatnya sekali. Aku sudah gila. Aku belum kenal dan tidak kenal buana tapi kenapa malah sekarang aku ingin sekali dia jamah aku oooh ... "

" Ini tidak benar. Aku harus matikan lampu kamar."

Rea secara Tidak di duga terasa tidak tahan lagi. Dia merasa Buana harus bisa senangkan dia malam ini.

" Aah aku jadi ikutan gila. Kenapa aku jadi ingin sekali menikmati jamahan buana...aah..."

Lampu dimatikan. Rea langsung buka masker dan dua tak kuasa lagi menahan dorongan di dadanya rasa yang tak pernah dia rasakan selama ini. Rea langsung saja melumat bibir buana. Buana pun tak kalah dengan rea.

Malam itu pasangan pengantin baru itu pun akhirnya menunaikan ritual malam pertama mereka.

Sungguh di luar keinginan Rea. Tapi itulah kenyataannya. Rea pun akhirnya pasrah saat sang suami menuntut haknya malam itu.

Di luar kamar Gladys tertawa terbahak bahak..." Rasakan kau Rea. Bahkan mahkota mu kau berikan pada suami gilamu itu hahaha. Teruslah hidup jadi dan salam bayang bayang mantan tunangan suami kamu. Hahahaha malam ini aku puas sekali."

Gladys pun memberikan tip pada bik Sari yang sudah melaksanakan perintahnya tadi. campuran obat di dalam minuman Buana dan Rea sungguh manjur.

" Bik ingat ya. berikan serbuk itu setiap hari pada mereka. Biarkan mereka puaskan di dalam kamar. Maklum pengantin baru. "

" Baik nyonya. Beres." ucap bik Sari dengan menggenggam sebuah kartu ATM yang berisi sejumlah uang.

" Aku akan buat kau jadi gila juga Rea. Aku ingin lihat bagaimana Aiden tahu kau sekarang sudah melayani pria lain dan hak Aiden malah diberikan ke pria yang lain hahahaha."

Sebuah rekaman video pun dikirim Gladys ke nomor Aiden. Pacar dan calon suami Edrea. Yang sebenarnya.

"Aiden pasti akan syok melihat rekaman video itu. " tawa Gladys seperti tawa para iblis malam itu.

Bagaimana nasib Edrea selanjutnya?

Bersambung...