NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti CEO Arogan

Pengantin Pengganti CEO Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti
Popularitas:26.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Kusuma Pawening, gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA itu tiba-tiba harus menjadi seorang istri pria dewasa yang dingin dan arogan. Seno Ardiguna.

Semua itu terjadi lantaran harus menggantikan kakanya yang gagal menikah akibat sudah berbadan dua.

"Om, yakin tidak tertarik padaku?"

"Jangan coba-coba menggodaku, dasar bocah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Gadis itu menelan saliva gugup. Pemandangan macam apa ini? Kenapa harus membuka keseluruhan. Membuat anak gadis orang gagal fokus saja.

"Memunggung Om," ujar gadis itu mununduk kikuk.

Seno menurut, berbalik badan hingga gadis itu tepat di belakangnya. Lekas mengoles perlahan pada luka punggung suaminya yang sudah mulai membiru.

"Sakit?" tanya gadis itu membayangkan perih jika obat itu menempel pada kulit yang sedikit lecet.

"Ada dikit, nggak pa-pa, olesi saja hingga rata," ujar pria itu antara sakit sedikit banyak senangnya.

Entahlah, sepertinya sudah mulai eror, saat gadis itu mulai memberi perhatian kenapa justru pria yang kemarin-kemarin begitu anti itu terasa senang.

"Udah," kata gadis itu memberi jarak. Mengemas kembali obat itu ke dalam wadahnya.

"Makasih," ucap pria itu memutar tubuhnya hingga membuat netra itu bertemu.

Gadis itu mengangguk sebagai respon. Beranjak ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.

"Wening balik ke kamar ya, Om, selamat beristirahat!" ucap perempuan itu melangkah keluar.

Eh, eh, kenapa malah Seno gemas sendiri. Ingin membuka mulutnya mengatakan sesuatu, tetapi begitu sulit nada itu keluar.

"Ning!" panggil pria itu menghentikan langkah gadis itu yang hampir menghilang diambang pintu.

Spontan perempuan itu mengerem langkahnya, memutar tubuh itu dengan raut tanda tanya.

"Kenapa, Om?"

"Emm ...." Seno mendadak kikuk sendiri. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ada apa, Om?" ulang gadis itu belum beranjak. Menatap suaminya yang mendadak seperti bingung sendiri.

"Besok jangan lupa bangunin aku ya, sebelum pukul enam, sekalian siapin pakaian ganti aku buat ke kantor," pesan pria itu cukup lancar.

"Owh ... harus ya?" tanya Wening dengan polosnya.

"Iya lah, kenapa? Keberatan?" balas Seno kembali kesal.

"Enggak kok, oke deh, semoga nggak kesiangan, soalnya nggak punya alarm," kilah gadis itu benar adanya.

"Maaf soal tadi siang nggak sengaja, itu handphone yang baru pakai aja, biar gampang juga buat komunikasi."

Wening tersenyum, sungguh gadis itu manis sekali. Tapi kenapa senyuman itu mirip sekali dengan Rara, merusak mood saja.

"Makasih Om, besok Wening benerin dulu, kalau nggak bisa ya mau gimana lagi."

"Ya udah, bawa aja dulu, kalau nggak bisa diservis langsung pakai yang baru aja. Nomor aku ada di kontak pertama," ujar pria itu terdengar begitu lembut.

Tidak seperti biasanya yang ketus dan galak. Ada apa dengan pria itu?

"Baiklah kalau Om maksa, boleh juga, Wening bawa dulu," ujar gadis itu kembali masuk.

Meraih paper bag di atas meja kerja. Lalu membawanya keluar dengan perasaan biasa saja. Tidak lebih senang dari pertama membeli handphone yang rusak karena jerih payah menabung. Padahal jelas, ponsel dari suaminya itu lebih bagus.

Wening langsung masuk ke kamarnya, menuju ranjang dan langsung tertidur. Sementara Seno tidak bisa menemukan kantuknya barang sejenak pun. Ini adalah malam pertama mereka tinggal di rumah baru, dan malam pertama pula mereka pisah ranjang. Kenapa seperti ada yang hilang.

Seno gelisah sendiri, mencoba memejamkan matanya tapi tak kunjung menemukan kantuk.

"Aku kenapa sih," gerutu Seno kesal sendiri. Kembali terbangun, keluar kamar tak tenang. Langkahnya menuruni anak tangga, menuju dapur tak ada yang harus dikerjakan. Mengambil minum air putih, lalu duduk sejenak di sana.

Setelah beberapa saat berlalu, Seno belum juga ngantuk. Hatinya gamang gelisah galau merana. Langkah kakinya bukan menuju ke lantai atas, melainkan ke kamar tamu yang saat ini di tempati istrinya. Pria itu berdiri tepat di depan pintu dengan perasaan aneh.

"Kenapa aku ke sini. Wening udah tidur belum ya?" tanya pria itu pada diri sendiri.

Tangan kanan pria itu menekan handle pintu. Ada perasaan ragu tapi cukup penasaran. Akhirnya memutuskan untuk membuka sedikit, lalu melongok ke dalam. Gadis itu sudah tertidur, membuatnya penuh keberanian untuk masuk dan mendekat.

"Dasar istri kecil nggak pekaan, disuruh tidur sekamar malah minta pisah ranjang. Mana tidurnya nyenyak banget lagi, nggak fair nih, aku aja nggak bisa tidur," gumam Seno gemas sendiri sembari menatap istrinya yang sudah terlelap damai.

Pria itu mendekat, duduk di bibir ranjang. Menatap tanpa jeda, ada perasaan kesal, kasihan, dan juga apalah. Sungguh pria itu membenci keadaan di mana ia harus gagal menikah dengan Rara dengan semua pengkhianatan yang telah didapat. Terkadang wajahnya yang mirip membuatnya semakin kesal saja, tapi ada hal lainnya yang tidak bisa Seno sendiri definisikan.

Lama-lama netra itu berat juga, malas beranjak membuat pria itu memilih menaiki ranjang yang sama. Ikut masuk ke dalam selimut dalam pelukan. Kenapa ngantuk sekali, pria itu berinisiatif merebah sejenak lalu akan berpindah pagi-pagi. Terlelap begitu damai malam itu di kamar yang sama, di ranjang yang senada, di bawah gelungan satu selimut berdua.

1
Juan Sastra
ggak bisalah afnan memaksa,, emir bernazab rara,, dan mereka pun tidak menikah..meski secara biologis memang ayahnya,,..benerbkata wening mau enaknya doang
Juan Sastra
kasih satpam aja bekalnye ning
Memyr 67
𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖾𝗋𝗎
Enok Renmaur
perdebatan yg hakiki🤣🤣🤣🤣🤣
sperti aq dl sm almarhum suami sllu debat cz umur beda 10th,
Siti Sumarni
enak di om seno dong...😂
Siti Sumarni
tom and Jery ini mah..😂
Rismawati Damhoeri
Amad tuh nama orang yaa...?, kirain amat...
Siti Sumarni
benar apa yg dikatakan Wening om seno,om itu meresahkan bangsa dan negara..
Liliek Soetjipto
lucuuuui
sakura
....
Juan Sastra
jgn Dek lah seno kan udah baikan ,panggil sayang kek
fitriani
wening kyk aku waktu pertama x sayang2an habis lahiran deg2an... takut.... rasanya lebih takut drpd pas melepas perawan😂😂😂😂😂🤭🤭🤭🤭🤭
Juan Sastra
kok mual ya baca seno ngomlng gitu..ggak ngena banget
Juan Sastra
mampus,,jgn nongol ning,,sampai seno bongkok..
Juan Sastra
aihh wahyu harusnya jgn kasih alamat dan kabar juga,,biakan saja itu sang bego gelisa dan menysali sikap labilnye
fitriani
astaga seno receh bgt gombalannya😂😂😂😂😂😂tapi tetap aja bikin wening salting🤭🤭🤭🤭🤭
Juan Sastra
ggak ngerti ngerti seno,, tua tua labil,, pergilah wening dari pada menumpuk luka,,toh jika memang seno ingin bertahan maka dia akan berjuang memastikan hatinya,, ggak ragu dan dlm lebimbangan melulu,,dan masalah sentuh menyentuh wajarlah yg namanya nafsu dan hasrat lelaki..
Juan Sastra
bahasa mu ning
Juan Sastra
sering kejadian nyariin orang eehh malah yg di cari udah di rumah
fitriani
astaga ning jiwa misquin langsung meronta ronta denger total belanjaan kamu... yg 11 juta aja jiwa misquin aku meronta apalagi harga tasnya bandrolnya aja pakai dolar😁😁😁😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!