Berjuang sendirian sejak usia remaja karena memiliki tanggungan, adik perempuan yang ia jaga dan ia rawat sampai dewasa. Ternyata dia bukan merawat seorang adik perempuan seperti apa yang dirinya sangka, ternyata Falerin membesarkan penghianat hidupnya sendiri.
Bahkan suaminya di rebut oleh adik kandungnya sendiri tanpa belas kasihan, berpikir jika Falerin tidak pernah memperdulikan hal itu karena sibuk bekerja. Tapi diam-diam ada orang lain yang membalaskan semua rasa sakit Falerin. Seseorang yang tengah di incar oleh Faldo, paparazi yang bahkan sangat tidak sudi menerima uangnya. Ketika Faldo ingin menemui paparazi itu, seolah dirinya adalah sampah yang tidak pantas di lihat.
Walaupun Falerin terkesan selalu sendiri, tapi dia tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam melindunginya. Berada di saat ia membutuhkan pundak untuk bersandar, tempat untuk menangis, dan rumah yang sesungguhnya. Sampai hidupnya benar-benar usai.
"Biarin gw gantiin posisi suami lo."
Dukungannya ya guys
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angel_Enhy17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
⋇⋆CHAPTER 3 : TEROMBANG-AMBING⋆⋇
Di dalam sebuah ruangan, sebuah momen terjadi. Di mana seharusnya tidak kedua orang itu lakukan, tapi sepertinya tidak ada kata perduli di sana. Tanpa memikirkan perasaan orang lain yang tengah menjaga hati, tapi pria itu mungkin tengah menyepelekan semua itu.
Dia dengan asyiknya bersenang-senang dengan perempuan lain di saat sang istri sibuk bekerja di luar sana. Mungkin alasannya karena tidak ada waktu untuk melayani suami? Tidak, karena bahkan pria itu bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak menyentuh perempuan yang tengah secara sah menjadi istrinya itu. Tetapi, dia dengan mudahnya menyentuh perempuan lain yang tidak lain adalah, adik iparnya sendiri.
"Bagaimana dengan kakak? Apa dia tahu kalau kamu bersama ku?" Faldo menggelengkan kepalanya, menandakan jika Falerin tidak mengetahui keberadaan mereka berdua, atau bahkan orang lain.
"Lagi pula dia tidak akan memperdulikan hubungan kita, biarkan saja." Seolah tidak ada masalah di sana, Faldo sepertinya salah mengira jika istrinya tidak akan perduli dengan semua itu.
Rumi tersenyum, entah kenapa tidak ada rasa bersalah sama sekali di dalam hatinya. Ketika seorang adik dengan teganya merebut suami kakaknya sendiri, itu terlalu kejam untuk ukuran kakak yang bertanggung jawab seperti Falerin.
Perempuan berusia 22 tahun itu merawatnya sejak kecil, di saat ayah mereka pergi begitu saja. Selama itu juga Falerin merawatnya, sampai di mana dia pergi ke keluar kota dengan alasan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Ibu mereka juga memiliki sebuah butik di kota, tidak terlalu terkenal tapi Falerin yang merombak semuanya, sampai di titik butik milik ibunya itu menjadi terkenal seperti sekarang.
Falerin terkenal dengan kerja kerasnya tanpa memperdulikan dirinya sendiri, dengan alasan ia harus menghidupi adiknya dan menghasilkan uang untuk ibunya. Kehidupan kejam ini, tiba-tiba saja harus ia hadapi.
Dan bahkan kerja keras kakaknya seolah terlupakan hanya karena seorang pria, kakak iparnya sendiri. Terkadang Rumi merasa jika Falerin terlalu kaku, mungkin karena dia sudah terbiasa bekerja sendiri sampai saat ini.
"Apa kakak tidak akan marah? Aku rasa kamu salah, dia pasti akan marah kepada ku-"
"Jika dia berani memarahi mu, maka aku akan ada di depan mu. Dia tidak bisa memarahi mu, sampai kapan pun selama ada aku." Entah kenapa kata-kata itu sangat mengharukan, tapi sayangkan istrinya sendiri tidak pernah mendengar semua kata-kata manis itu.
"Benarkah? Tapi dia yang membesarkan aku, uang kuliah ku saja dia yang tanggung. Adik macam apa aku sampai melakukan seperti ini, ini salah ku-"
"Tidak, ini salah ku. Orang yang pantas di salahkan adalah aku, jangan pikirkan itu. Jika Falerin tidak mau membayar uang kuliah mu, biarkan aku yang melakukannya."
...♡♡♡...
Di sana seseorang diam-diam memotret, dengan segala cara foto itu harus terlihat nyata di depan mata. Di saat semua itu sudah dia dapatkan, dia pun pergi dengan segala bukti yang ia punya. Ketika di dalam mobilnya itu, pria itu nampak dengan lihai menunjukkan lokasi ke situs media sosialnya dan menyertakan gambar yang baru saja dia tangkap.
Ini akan menjadi berita yang sangat menggemparkan, mereka semua harus tahu betapa tidak tahu dirinya perempuan itu dan berapa busuknya pria tua itu. Semua orang harus tahu, agar mereka bisa membuka mata tentang, siapa yang salah.
Berakhir ia hanya tinggal menunggu sampai tagar yang dia pasang menjadi trending topik di sosial media itu. Tidak perlu menunggu lama, mendadak postingannya ramai oleh orang-orang yang mengirim ulang atau bahkan memberikan like, banyak yang berkomentar soal itu.
Kata-kata umpatan dan kutukan seolah memberikannya sebuah kepuasan bagi dirinya sekarang. Sudah merasa puas dengan semua itu, ia pun segera pergi dari sana dan kembali ke rumah utamanya. Ia akan menyaksikan semua drama dramatis ini, di dunia nyata nanti. Besok pagi pasti akan menjadi hari yang baik.
...♡♡♡...
Harka masuk ke sebuah gedung perusahaan yang menampungnya sebagai seorang aktor di sana, dengan sensor wajah yang membuat kunci agar dia masuk ke dalam. Setelah sensor berjalan dengan baik, pria itu pun masuk ke dalam gedung entertainment itu dengan penuh senang.
Raut wajahnya yang ramah tentu saja membuat orang-orang menyapanya dengan senang hati. Di sana berbagai sapaan dan pujian tertuju kepadanya, bersikap profesional adalah sebuah satu peraturan dalam hidupnya yang harus di terapkan dengan baik. Maka dengan itu, karirnya juga akan berjalan dengan baik juga.
Sampai di kantor, ia melihat kerusuhan di sana. Mereka membicarakan sesuatu, para staff artis sampai aktor ramai membicarakan satu topik. Lantas Harka menghampiri salah satu dari mereka, menyapanya dengan ramah dengan senyuman manisnya.
"Kenapa ini? Kenapa ramai-ramai begini?" Dia menoleh ke arah Harka, seperti sudah terbiasa melihat pria itu tidak membuatnya terlihat heboh.
"Lo gak tau? Ada berita besar, ada satu akun yang membagikan foto perselingkuhan tuan Faldo dengan Rumi. Gw rasa itu nyata, karena mereka kayaknya emang sedeket itu,"
"Gw gak tau gimana perasaan nyonya Falerin tentang ini, dia pasti sangat sakit hati. Adiknya sendiri yang dia perjuangkan selama ini, penghianat!"
"Stt! Nyonya Falerin datang... "
Di sana semua orang seketika terdiam, tidak lagi membahas apa yang tadi sebelumnya di bahas. Falerin datang dengan sikap anggunnya dan menyapa para karyawannya dengan ramah, dia atasan yang baik.
Ketika dia baru saja masuk ke dalam lift, tiba-tiba saja Harka ada di sebelahnya menyerobot tempat kosong di sampingnya. Di sana Falerin terkejut, tapi dia berusaha bersikap biasa saja. Harka memang seperti itu, tiba-tiba datang dan menyerobot tempat kosong, seperti hobi dalam hidupnya.
"Hai, how are you?" Sapa dengan ramah Harka kepada Falerin, karena ia yakin jika perempuan itu tengah menyembunyikan sesuatu.
"Baik, aku rasa begitu... "
Harka menoleh ke arah Falerin, di sana memang hanya ada mereka berdua. Dengan lift yang berjalan ke lantai tujuan mereka berdua yang sama, Harka mengenal Falerin walaupun mereka berdua juga baru kenal selama 2 tahun ini. Dalam perjalanan karir Harka, di sana ada Falerin yang mendukung pria itu sampai di titik sekarang, dan begitu saja sebaliknya.
Di saat pintu lift terbuka, Falerin melangkah cepat ke arah ruangannya tapi dia terlalu lambat sampai-sampai Harka mampu mengejarnya. Pria itu langsung menahannya di sudut ruangan pribadi perempuan itu, terlihat jelas kantung mata yang membengkak itu walaupun sudah tertutupi oleh make up tipis.
"Aku tahu kau menangis, Stop talking nonsense, your eyes won't lie." Di sana seketika air mata perempuan itu menetes kembali, berakhir dia pasrah di lihat dalam keadaan lemah seperti ini.
Harka terdiam di sana, tangannya mengusap kepala Falerin dengan begitu lembut. Mencoba menenangkan perempuan itu dengan keadaan yang seperti ini, berita itu pasti tengah mengobrak-abrik perusahaan Faldo sekarang. Karena berita itu menjadi topik trending di twitter.
"Apa salah ku? Aku sudah berusaha sebaik mungkin... "
"Tidak, kau tidak salah dalam hal ini. Manusia tidak tahu diri itu yang salah, tetaplah jaga sikap mu di depan mereka. Jangan terlihat sedih di depan mereka, jika kamu seperti itu nanti... " Harka membuat Falerin mendongak menatapnya, Falerin hanya setinggi dada pria itu. Tentu saja, Harka harus menunduk untuk sekedar melihat perempuan itu.
"Mereka akan senang dengan kesedihan mu, dan akan membuat mu lebih menderita saja."