Dalam novel Janji Cinta di Usia Muda, Aira, seorang gadis sederhana dengan impian besar, mendapati hidupnya berubah drastis saat dijodohkan dengan Raka, pewaris keluarga kaya yang ambisius dan dingin. Pada awalnya, Aira merasa hubungan ini adalah pengekangan, sementara Raka melihatnya sebagai sekadar kewajiban untuk memenuhi ambisi keluarganya. Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan perasaan mereka berubah. Ketulusan hati Aira meluluhkan sikap keras Raka, sementara kehadiran Raka mulai memberikan rasa aman dalam hidup Aira.
Ending:
Di akhir cerita, Raka berhasil mengatasi ancaman yang membayangi mereka setelah pertarungan emosional yang menegangkan. Namun, ia menyadari bahwa satu-satunya cara untuk memberikan kebahagiaan sejati pada Aira adalah melepaskan semua kekayaan dan kuasa yang selama ini menjadi sumber konflik dalam hidupnya. Mereka memutuskan untuk hidup sederhana bersama, jauh dari ambisi dan dendam masa lalu, menemukan kebahagiaan dalam cinta yang tulus dan ketenangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Rahasia Terungkap
Aira melangkah cepat menuju ruang kelas yang sepi. Hatinya bergemuruh, pikirannya dipenuhi kebingungan antara pilihan-pilihan yang membebaninya. Setelah pertemuan di kafe bersama Adrian, dan konfrontasi singkat dengan Raka, Aira tahu bahwa sesuatu telah berubah. Raka semakin mencurigainya, dan Adrian, meski bersedia membantu, tampak menyimpan sesuatu yang belum ia ungkapkan.
Ketika ia membuka pintu kelas, sosok Adrian sudah duduk di salah satu bangku, menunggunya. Tatapannya serius, tidak seperti biasanya.
“Adrian?” panggil Aira dengan ragu.
Adrian menoleh dan tersenyum tipis. “Aku tahu ini sulit, Aira. Tapi kita harus bicara, dan sepertinya... ada hal yang belum aku ceritakan padamu.”
Aira merasa dadanya sesak. “Ada apa sebenarnya, Adrian? Kenapa aku merasa kamu juga menyembunyikan sesuatu?”
Adrian menghela napas panjang sebelum menjawab. “Ada beberapa hal tentang keluargaku yang mungkin akan mengubah cara pandangmu terhadapku… dan terhadap hubungan kita.”
Aira terdiam, penasaran sekaligus takut mendengar kelanjutan kata-kata Adrian.
“Keluarga kita sebenarnya saling mengenal sejak lama,” Adrian melanjutkan. “Ayahku... dan ayahmu… mereka dulu sahabat baik. Tapi semuanya berubah setelah satu kejadian.”
Aira menatap Adrian dengan ekspresi terkejut. “Maksudmu apa? Ayahku tidak pernah menceritakan hal ini padaku.”
“Tentu saja, karena hal ini memang sengaja disembunyikan darimu. Keluargaku dan keluargamu... memiliki perselisihan besar. Itu sebabnya hubungan antara kita tidak pernah didukung oleh keluargaku.”
Aira merasa seolah-olah dunianya runtuh. Kenyataan bahwa Adrian, yang selama ini menjadi teman dekatnya, ternyata memiliki hubungan rumit dengan keluarganya membuatnya merasa asing dan bingung.
“Jadi... selama ini kau tahu tentang perselisihan ini?” Aira bertanya dengan suara bergetar. “Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya, Adrian?”
“Aku tidak ingin kamu terluka, Aira. Awalnya, aku juga merasa ini hanya masa lalu yang tidak perlu kita pedulikan. Tapi belakangan ini, perasaan itu mulai berubah,” jawab Adrian sambil menatap Aira dengan penuh penyesalan. “Semakin aku dekat denganmu, semakin aku merasa bahwa kita berada di tengah konflik yang lebih besar.”
Aira menunduk, memikirkan perkataan Adrian. “Jadi... semua ini terjadi karena masa lalu orang tua kita? Tapi kenapa sekarang kau memberitahuku?”
“Karena ada hal lain yang lebih parah dari sekadar perselisihan itu, Aira,” ujar Adrian. “Ada rahasia yang lebih dalam… sesuatu yang akan mengguncang hubungan kita.”
Aira mengangkat wajahnya, rasa penasaran bercampur ketakutan. “Rahasia apa, Adrian?”
Adrian tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan. “Raka… dia bukan orang yang kamu pikirkan, Aira.”
Hati Aira berdebar mendengar nama Raka disebut-sebut. “Apa maksudmu?”
“Ayahku dan ayah Raka dulu bekerja sama di perusahaan keluarga. Mereka punya tujuan untuk memperluas bisnis, tapi kemudian terjadi pengkhianatan. Raka… dia mungkin tahu lebih dari yang kita kira.”
Aira merasakan kakinya lemas, seolah-olah ada beban berat yang menggantung di bahunya.
“Kenapa kau baru mengungkapkan semua ini sekarang, Adrian? Jika kau tahu, kenapa tidak mengatakan dari awal?”
Adrian tampak menunduk, ekspresinya penuh penyesalan. “Karena aku ingin melindungimu. Aku ingin kau bisa membuat keputusan tanpa tekanan. Tapi sepertinya, rahasia ini sudah terlalu lama terkubur. Dan sekarang, semuanya mulai terungkap.”
Aira merasa terjebak dalam pusaran yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia tidak hanya harus memikirkan perasaannya pada Raka dan Adrian, tetapi juga sejarah kelam di antara keluarga mereka.
“Adrian, jadi... apakah menurutmu hubungan kita masih bisa dilanjutkan?” tanyanya pelan.
Adrian mengangguk ragu. “Aku percaya hubungan kita bisa melalui ini, Aira. Tapi kau juga harus siap dengan segala konsekuensinya.”
Aira merasa hatinya bergemuruh. “Dan bagaimana dengan Raka? Aku tidak bisa terus hidup dalam kebohongan ini. Jika dia memang tahu lebih banyak, aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.”
---
Pada malam harinya, Aira memberanikan diri untuk bertemu dengan Raka. Ia tahu bahwa pertemuan ini akan penuh ketegangan, tetapi ia harus mendengar kebenaran langsung darinya.
Raka menatap Aira dengan tatapan penuh tanda tanya. “Kamu ingin bertemu? Ada apa, Aira?”
Aira menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. “Raka, aku ingin kamu jujur padaku. Apakah kamu tahu tentang perselisihan antara keluargamu dan keluargaku?”
Wajah Raka berubah kaku, dan ia tampak terkejut mendengar pertanyaan itu. “Siapa yang memberitahumu?”
“Itu tidak penting, Raka. Aku hanya ingin tahu... apakah selama ini kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Aira mendesak.
Raka terdiam, sebelum akhirnya mengangguk pelan. “Ya, aku tahu. Tapi aku tidak mengatakannya karena... aku tidak ingin menyakiti perasaanmu, Aira.”
Aira merasa hatinya remuk. “Jadi kau tahu tentang konflik ini, tapi kau tetap bertindak seolah-olah tidak ada masalah? Bagaimana aku bisa percaya padamu, Raka?”
Raka mencoba meraih tangan Aira, tetapi Aira menariknya kembali. “Aira, dengar aku. Aku hanya ingin melindungimu dari rasa sakit yang tidak perlu.”
“Tapi rasa sakit ini sudah ada, Raka! Kau pikir aku bisa hidup dengan rahasia yang kalian sembunyikan dariku?” Aira membalas dengan suara bergetar.
Ketegangan di antara mereka semakin memuncak. Aira merasa dirinya terjebak di antara dua dunia yang saling bertentangan. Ia merasakan perasaan marah, kecewa, dan tidak berdaya bercampur aduk.
“Aira, aku minta maaf,” kata Raka lirih. “Aku tidak bermaksud membuatmu merasakan ini. Aku hanya ingin kita tetap bersama, meskipun semua ini terjadi.”
Aira menatapnya dalam-dalam, mencari kejujuran di matanya. “Aku butuh waktu, Raka. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Semua ini terlalu banyak untukku.”
Raka terdiam, tahu bahwa ia mungkin telah kehilangan kepercayaan Aira. Namun, ia tidak bisa memaksa Aira untuk segera memaafkannya.
“Aku mengerti, Aira. Ambillah waktu yang kau butuhkan. Aku akan menunggu.”
Dengan berat hati, Aira menganggukkan kepalanya dan berjalan pergi, meninggalkan Raka yang masih terpaku di tempatnya. Keputusan besar menanti Aira, dan ia tahu bahwa masa depannya tidak akan pernah sama lagi.
---
Saat Aira melangkah menjauh dari Raka, ponselnya bergetar. Pesan dari Adrian muncul di layar:
“Aira, aku menemukan sesuatu tentang keluargamu. Kita harus bicara secepatnya. Ini sangat penting.”
Aira merasakan ketakutan membanjiri dirinya. Rahasia apa lagi yang akan terungkap? Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh orang-orang di sekitarnya?