NovelToon NovelToon
SKUAT INDIGO 4

SKUAT INDIGO 4

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Horror Thriller-Horror / Iblis / Epik Petualangan
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Baras kabur dari neraka. Ia melarikan diri ke bumi untuk bersembunyi. Handari penjaga pintu neraka mengejarnya.

Baras merekrut makhluk gaib golongan hitam untuk membantunya melawan Handari.

Tapi itu tidak akan mudah. Karena golongan putih berpihak kepada Handari.

Terjadilah perang besar. Sejauh mana makhluk bumi terlibat dalam masalah ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMBALI DIPERTEMUKAN

Akbar sedang menyendiri. Di sebuah curug tersembunyi yang teduh nan sepi. Suara air jernih yang mengalir memberi ketenangan bagi jiwanya yang tengah terluka.

Di atas sebuah batu besar berlumut Akbar duduk bersila. Matanya tertutup. Aliran nafasnya begitu teratur.

Akbar merasakan kehadiran seseorang. Biasanya sosok itu adalah Mos yang beberapa hari sekali datang untuk mengunjunginya. Mos si katak merah itu jugalah yang membawa Akbar ke tempat healing nya sekarang ini.

Namun Akbar bisa merasakan kehadiran sosok lain. Jika orang itu datang bersama Mos maka sosok yang akan segera ditemuinya bukanlah lawan yang perlu dicemaskan.

“Wahai manusia, ada yang mencari mu”, sapa Mos membuat Akbar membuka mata.

Mos datang dengan seorang pemuda rupawan berperawakan tinggi cenderung kurus. Rambutnya tersisir rapi, kulitnya putih, wajahnya bersih dan yang paling penting meski sedikit pangling Akbar mengenali orang itu.

“Hai anak muda, wajahmu tak asing bagiku”,

“Pasti kita pernah bertemu sebelumya”, sapa Akbar menghampiri Mos dan orang yang bersamanya.

“Pak Akbar, ini saya Hamka”,

“Dulu kita pernah bertemu. Di pertarungan dua dunia ketika bangsa jin hitam mencoba masuk ke dunia manusia setelah merusak gerbang gaib”, terang Hamka.

Akbar tertawa mendengar penjelasan itu. Tentu saja dia masih mengingatnya. Pertemuan pertamanya dengan Hamka keduanya sama-sama berniat ingin meninggalkan segala perkara urusan dunia gaib. Tapi sekarang mereka dipertemukan kembali untuk urusan yang sama.

“Apa yang sedang Pak Akbar lakukan di tempat pengasingan ini?”, tanya Hamka.

“Jangan panggil aku Pak, cukup Akbar saja”,

“Aku sedang ada masalah, aku ke sini untuk menenangkan pikiran sebelum mengambil sebuah keputusan”,

“Rasanya lebih mudah untuk berhadapan melawan setan-setan dari pada harus mengurus sebuah rumah tangga”, jelas Akbar.

“Kamu sendiri ada keperluan apa sampai mencari ku jauh-jauh kemari?”, tanya Akbar.

“Aku sekarang bekerja di departemen gaib nusantara”, kata Hamka.

Hamka pun menjelaskan kepada Akbar secara gamblang seperti apa situasinya. Sambaran petir, anjing hitam dan juga para penghuni kerajaan gaib Gunung Besar.

“Lalu apa langkah berikutnya, apa yang bisa aku bantu?”, tanya Akbar.

“Ikutlah bersamaku ke Rimba hitam. Kita punya tugas untuk memata-matai musuh”, terang Hamka.

Akbar yang sedang dirundung permasalahan rumah tangga yang begitu memukul hati melihat kesempatan ini sebagai sebuah obat pelarian. Ia pun menyanggupi untuk membantu Hamka menjadi mata-mata. Lagi pula ini demi kepentingan nusantara.

“Bagaimana petualanganmu di kerajaan gaib lautan?”

“Sepertinya kamu berhasil dengan baik”,

Pernyataan Hamka itu begitu mengejutkan Akbar. Bagaimana ia tahu misi rahasia yang ia lakukan di dunia gaib bawah laut.

“Bagaimana kau bisa tahu?”, tanya Akbar.

“Jangan terlalu kaget begitu. Departemen gaib lah yang merekomendasikan namamu kepada Ratu Selatan”, jawab Hamka.

“Ingatlah Akbar, kamu adalah manusia berharga yang bumi nusantara miliki. Kami sangat mengandalkan mu”, tukas Hamka.

Setelah itu Hamka bersama Akbar bergegas ke Rimba Hitam. Sebuah ancaman besar menanti di depan mata. Para penjaga bumi terbangun dan segera bergerak untuk menjaga kedaulatan nusantara.

Akbar berpamitan kepada Mos. Ia meninggalkan curug tersembunyi yang selama beberapa hari ini menjadi tempatnya menyembuhkan lara.

*

Rimba Hitam adalah tempatnya para jin, siluman, dan makhluk gaib lainnya bahkan manusia yang telah secara terang-terangan bersekutu dengan iblis. Mereka menyerahkan jiwanya secara sadar bersedia menjadi penduduk neraka yang kekal.

Hamka dan Akbar sama-sama mempunyai kesaktian yang hampir setara. Meski begitu mereka berdua tetap harus berhati-hati.

“Bagaimana cara kita memata-matai Rimba hitam?”, tanya Akbar.

“Kita akan langsung pergi ke sana?”, jawab Hamka.

“Apa kau yakin kita tidak akan ketahuan jika terlalu dekat ke Rimba Hitam?”, tanya Akbar.

Akbar memang punya kenangan tersendiri di Rimba Hitam. Di tempat penuh aura kegelapan itulah ia pernah memenangi duel maut. Di tempat itu juga ia harus berpisah dengan khodam sahabatnya yang gugur dalam peperangan.

“Kemarin kamu sudah mengetahui seluruh isi dunia gaib di dasar samudra”,

“Tidak hanya di daratan bumi dan dasar laut saja dunia gaib itu ada”,

“Ada juga kerajaan gaib yang bersemayam di langit di atas awan-awan yang menaungi bumi”, kata Hamka.

“Tapi bukankah mereka, makhluk langit sudah lama tidak berurusan dengan kita?”,

“Yang aku dengar makhluk gaib darat dan laut bermusuhan dengan mahkluk gaib langit, mereka sudah sangat lama tidak saling tegur”, ungkap Akbar.

“Itu memang benar. Tapi sekarang situasinya sudah mencair baik”,

“Baru-baru ini kami perkumpulan gaib berkunjung ke kerajaan gaib di langit untuk sebuah perdamaian dan awal yang baru demi menjaga masa depan bumi nusantara”,

“Mereka para makhluk langit menyambut baik. Sebenarnya masalah selama ini hanyalah gengsi saja. Harus ada yang mengalah”, jelas Hamka.

Hamka meminta Akbar untuk diam menunggu. Pemuda yang penuh kejutan itu kini memejamkan matanya. Ia tampak merapal sebuah ajian.

Beberapa saat kemudian Kuda Terbang datang dari atas langit menghampiri Hamka dan Akbar.

Kuda Terbang itu besar dan gagah. Ia mempunyai sayap yang kuat. Ia juga memiliki sebuah tanduk yang serupa dengan gading. Warnanya putih.

“Ada perlu apa kau memanggilku?”,

Akbar dibuat lebih terkesima. Rupanya kuda terbang itu juga bisa berbicara.

“Aku ingin meminta bantuanmu. Antarkan aku dan temanku menuju Rimba hitam”, kata Hamka.

Apa yang sedang terjadi di hadapan Akbar saat ini adalah sebuah keuntungan dari kembali terjalinnya hubungan baik aliansi antara penduduk bumi dengan penduduk langit. Semua terjadi di waktu yang tepat.

Para makhluk gaib yang tinggal di langit sekarang sudah punya akses lagi untuk datang ke bumi. Seperti kuda terbang di hadapan Akbar yang sudah terlalu lama hanya menjadi sebuah mitos di cerita dongeng.

“Ini temanku Akbar, dia juga sepertiku”, kata Hamka.

“Jadi kau yang namanya Akbar, kau begitu terkenal di antara penduduk langit”, kata Kuda Terbang.

“Sungguh?”, kata Akbar.

“Apa kau juga punya nama wahai kuda terbang?”, tanya Akbar.

“Panggil aku Megar”, kata Kuda Terbang.

“Naiklah”, tambahnya.

Akbar dan Hamka menunggangi Kuda Terbang. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah terbayangkan oleh Akbar. Kemampuannya membawa dirinya sampai sejauh ini.

Megar sang Kuda Terbang membawa mereka berdua ke Rimba hitam.

Sampailah mereka di balik awan yang terletak di atas Rimba hitam. Akbar dan Hamka dengan mata sakti mereka melihat apa yang sedang terjadi di Rimba Hitam tempat para makhluk gaib bernafas jahat itu berkumpul.

Anjing Hitam beserta pengikutnya sudah berhasil menguasai Rimba Hitam. Kini semua mahkluk gaib beraliran sesat telah tunduk kepada kuasa dan kekuatan Si Anjing Hitam.

Anjing Hitam memerintahkan kepada bawahannya untuk mengirimkan sebuah undangan. Anjing Hitam menjadikan Rimba Hitam sebagai markas utamanya. Ia lantas mengirim utusan untuk pergi ke kerajaan-kerajaan gaib lainnya. Anjing Hitam mengundang mereka untuk bergabung dengan aliansinya. Jika mereka menolak itu berarti perang melawannya.

Anjing Hitam ingin mengumpulkan semua makhluk gaib yang bersedia mengikutinya sebanyak-banyaknya untuk membentuk armada pasukan yang sangat besar. Tujuannya tentu saja untuk menaklukan bumi. Dimulai dari nusantara.

“Aku rasa ini sudah cukup”, kata Hamka yang sudah memetakan kekuatan musuh.

Setelah mengetahui rencana Anjing Hitam dan para pengikutnya, Hamka dan Akbar meminta Megar untuk mengantar mereka pulang.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua
yu gabung dengan GC BCM
d sini kita akan belajar bareng bersama Kaka senior juga mengadakan event tertentu seperti lomba puisi, pantun, dll ya
caranya mudah hanya cukup Follow akun saya saja maka kalian akan aku undang langsung masuk GC kami. Terima Kasih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!