“Jangan meremehkan seorang wanita, karena marahnya seorang wanita akan membawa kehancuran untukmu!”
~Alatha Senora Dominic~
🍁
Wanita yang kehadirannya tak diinginkan. Ia diabaikan, dikhianati bahkan hidupnya seolah tengah dipermainkan.
Satu persatu kenyataan terbuka seiring berjalanya waktu.
“Aku diam bukan berarti lemah! Berpuas dirilah kalian sebelum giliran aku yang membuat kalian diam.”
Kisah rumit keluarga dengan banyak konflik dan intrik yang mewarnai.
Simak kisah hidup seorang Alatha Senora Dominic di sini 💚
*
Mature Content.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17 Ulah Serin
Sudah empat hari berlalu Axton berada di balik jeruji besi.
Lelaki tua itu masih teguh untuk tidak mengatakan apapun. Lagi pula ia lebih memilih bungkam karena ia sendiri tidak tahu kemana tujuan cucunya.
Walaupun berada di balik ruangan pengap dengan ukuran 3x4 tersebut, namun setidaknya ia mendapat tempat yang layak dengan fasilitas lengkap.
Ranjang yang lumayan empuk, TV dan juga kamar mandi yang ada di dalam ruangan kecil tersebut.
Axton duduk termenung dengan bertopang dagu.
“Ala, kemana kau pergi?” gumam Axton sambil memikirkan tempat dimana tujuan jika Atha sedang dalam masalah.
“Jika kau memang memilih pergi, maka Opa harap jangan kembali. Kau berhak bahagia Nak.”
Axton mengusap wajahnya dengan kasar, ia lebih memikirkan keadaan cucunya di bandingkan dengan keadaannya sendiri.
Ia membaringkan tubuhnya ke atas ranjang. Di pandangnya langit-langit ruangan tersebut sambil mengusap air mata.
“Maafkan Papa, Xander. Papa tidak bisa menjaga putrimu dengan baik. Papa gagal mendidik Adikmu dengan baik. Selama ini Papa pikir semuanya berjalan dengan baik, namun kenyataannya semua hanyalah kebohongan. Maafkan Papa Nak.”
“Ala, dimana pun kau berada. Jangan pernah kembali. Opa lebih baik menderita asal kau bahagia.”
🍁🍁🍁
Mansion Dominic.
Serin yang telah mendengar kabar menghilangnya sang sepupu hanya tersenyum miring.
Dalam hatinya ia berharap bahwa Atha tidak akan pergi kemanapun.
Tentu saja karena ia belum puas melihat penderitaan sepupu yang selama ini menjadi saingannya.
Serin berharap Jeremy mampu membawa kembali Atha lagi ke sisinya, dalam kekuasaannya.
“Tenanglah Oma. Aku yakin Atha pasti kembali setelah mendengar kabar Opa Axton berada di dalam penjara. Aku yakin!”
“Jika tidak kembali bagaimana.”
Serin menggeleng penuh keyakinan. “Aku yakin Oma. Dia tidak akan membiarkan Opa menderita. Percayalah!”
Ben ikut mengangguk. “Benar apa yang di katakan Serin, Ma. Atha pasti akan kembali jika tahu kabar Papa.”
“Sampai kapan hah?” kesal Arabella sambil menatap tajam wajah putranya.
“Tenanglah Oma. Opa baik-baik saja. Jeremy hanya mengancam, suamiku tidak serius memasukkan Opa ke penjara. Dia hanya memancing Atha untuk keluar dari persembunyiannya.”
Helaan nafas terdengar dari bibir tua Arabella. “Bagaimanapun Axton adalah suamiku. Aku tidak rela dia di penjara. Aku hanya membenci Atha bukan Axton.” sahut Arabella dengan frustasi.
“Kami tahu Oma. Jangan khawatir! Jika Atha kembali, Opa akan keluar. Ini hanya sementara.”
“Terserahlah...”
Arabella beranjak berdiri dan meninggalkan ruang tamu.
“Kau yakin Atha akan kembali. Kira-kira dimana wanita sialan itu bersembunyi?” Hana angkat suara.
“Entahlah... Jeremy saja tidak mampu mencarinya. Yang jelas dia pasti bersembunyi dengan sangat baik.”
“Serin!” tiba-tiba Ben berubah serius. “Rayu Jeremy untuk membebaskan Papa. Biarkan saja Atha pergi, wanita itu tidak berguna untuk kita.”
Serin menggeleng tegas. “Tidak! Aku masih mau melihat Atha menderita lagi.”
Hana dan Ben menghela nafas pasrah atas keinginan putrinya yang keras kepala.
🍁🍁🍁
Mansion Renner.
Brak!
Prang!
Bugh!
Jeremy mengamuk di meja makan. Entahlah suasana hatinya terlihat buruk semenjak Atha menghilang.
“Sialan! Kau benar-benar menguji kesabaranku Atha. Dimana kau hah?!”
Bugh!
Jeremy kembali melayangkan tangannya memukul meja makan.
Sudah banyak pengawal ia kerahkan, setiap sudut kota New York sudah ia datangi namun keberadaan wanita itu tak juga di temukan.
Jeremy marah, kesal dan frustasi.
“Kau hanya bonekaku. Tidak akan ku biarkan kau lepas dariku. Aku benar-benar akan mengurung mu jika kau tertangkap.”
Jeremy memilih melangkah meninggalkan mansion dengan amarah yang masih mengepul di kepalanya.
Sedangkan di sisi lain, seorang pelayan setia Atha tengah menangis terisak di sudut dapur.
Ia mengkhawatirkan keadaan Nona nya. Kenapa sang Nona tidak membawanya pergi bersama dengannya saja.
“Nona... Aku ingin ikut kemanapun kau pergi. Hiks! Hiks!”
🍁🍁🍁
Penthouse Serin.
Wanita cantik itu tengah mengamati penampilannya di pantulan kaca.
Lingerie sexy yang jelas memperlihatkan bentuk tubuhnya.
Menerawang dan juga mempertontonkan bagaimana putih mulusnya tubuh Serin.
Ya selama ini Serin dan Jeremy tinggal di sebuah penthouse mewah di kawasan elite dengan harga yang fantastis.
Penthouse tersebut hanya di gunakan untuk keduanya saling bertemu dan memadu kasih.
Ck, oh Serin malang sekali dirimu.
Kau istri pertamanya namun posisimu tidak lebih dari seolah simpanan yang kehadirannya tidak di ketahui.
Terdengar suara pintu terbuka. Serin langsung menoleh menatap lelaki yang wajahnya terlihat berantakan.
Dengan langkah yang anggun dan tatapan mata yang menggoda ia mendekati lelaji tersebut dan langsung memberikan kecupan singkat di bibirnya.
Tangannya ia kalung kan di leher lelaki tersebut dengan tubuh yang menempel sempurna.
“Kenapa wajahmu terlihat kusut. Ada apa hm?” tanyanya sambil mendorong tubuh lelaki tersebut sampai di atas ranjang.
“Tidak apa-apa Sayang. Hanya sedikit memikirkan Atha yang sulit sekali di temukan.” lelaki itu menghela nafas panjang. “Sepertinya kita hentikan saja pencarian Atha. Biarkan wanita itu menjauh. Mari kita hidup bahagia bersama. Aku hanya ingin bersamamu, Serin.” lanjutnya dengan suara yang terdengar malas.
Serin langsung mendudukkan diri di atas pangkuan suaminya. “Tidak mau! Kau harus menemukannya untukku. Aku masih ingin melihatnya lebih menderita lagi.” rengek Serin sambil melepaskan kancing kemeja yang di pakai Jeremy.
“Lalu kapan kita hidup bahagia. Biarkan saja wanita itu pergi kalau perlu biar dia mati sekalian di luar sana.” sahut Jeremy terdengar acuh.
Sejujurnya Jeremy tidak benar-benar rindu dengan keberadaan Atha.
Ia hanya tidak ingin melihat istrinya kecewa. Serin selalu memaksa untuk mencari Atha dan mengembalikan wanita itu menjadi budaknya, menyiksa dan menekan batinnya.
Mana bisa ia menolak permintaan istri tercintanya ini.
“Aku mau Atha kembali. Aku ingin melihat dia menderita dan mati secara perlahan. Ayolah Sayang.”
Jeremy mendesah ketika tangan nakal Serin bermain-main di dada bidangnya.
“Baiklah, baik. Apapun untukmu Sayangku!”
“Terimkasih suamiku!”
Serin langsung menarik tengkuk suaminya dan mencium bibirnya dengan liar.
Di atas pangkuan suaminya Serin bergerak dengan menggoda.
Melemparkan senyum nakal untuk menbuat Jeremy semakin tergila-gila.
“Kau harus membayar ini dengan tubuhmu!”
Dengan cepat tangan Jeremy langsung merobek lingerie yang di pakai Serin.
Kini terpampang jelas tubuh putih dan mulus wanita itu.
Buah dadanya yang sintal menggoda untuk Jeremy lahap.
“Ahhh...”
Desah Serin sambil menjambak rambut suaminya.
Ia selalu terbuai oleh permainan lelaki ini.
Serin menikmatinya.
“Ready to make love with me?”
“Of course yes!”
Keduanya larut dalam cumbuan dan kenikmatan yang menerbangkan keduanya hingga langit ke tujuh.
Suara desahan dan erangan kenikmatan itu memenuhi ruangan ini.
Sedangkan di tempat lain seorang wanita yang masih bersandar di atas ranjang rumah sakit mengepalkan tangan dengan sorot mata yang tajam.
“Aku akan menuntut balas untuk kalian semua! Brengsek, sialan!” teriaknya dengan lantang setelah membaca majalah bisnis yang mengabarkan tentang berita keluarga Dominic.
“Kini giliranku yang akan mempermainian hidup kalian. Lihat saja nanti.”
🍁
Bersambung...