EZELLA KESAYANGAN SAGARA

Ezella duduk diam di kursi CEO, dia tidak tahu mau berbuat apa dengan segala macam berkas di meja tersebut.terpancar raut bingung, Alhasil sudah dari se jam yang lalu dia tidak melakukan apapun selain duduk diam dan sesekali memeriksa ponselnya. Aaron memijat pelipisnya melihat Ezella, ingin sekali dia mengumpati wanita itu tapi dia hanya berani melakukannya dalam hati. Aaron cukup takut dengan Ezella yang notabenenya adalah seorang pembunuh, Aaron tidak mau menyia nyiakan nyawanya apalagi jika dia meninggal dalam keadaan jomblo ngenes. Laki laki tampan itu menghela nafas berat, dia sudah memeriksa sebagian dokumen tapi Ezella masih diam tak melakukan apapun.

"kau bisa pulang,, jangan hanya datang berdiam diri, sementara perusahaan besar ini bukan robot yang akan mengendalikan semuanya sendiri" dengan pelan Aaron berkomentar, dia sebenarnya menyindir tapi Ezella tidak paham dengan sindiran, dengan wajah tersenyum dia berdiri dari kursi yang membuatnya bosan.

"dari tadi kek,, makasih Aaron? kau memang terbaik!" Aaron membelalakan matanya melihat Ezella yang sudah bersiap menentang tas mahalnya hendak keluar ruangan.

"mau kemana?" tanya Aaron.

"tentu saja pulang,, emang kemana lagi?" jawab Ezella dengan tenang, kemudian berlalu keluar dari ruangan yang sangat membosankan itu. Ezella jadi berpikir berapa kali kenapa banyak orang yang ambisius banget pada perusahan padahal berada di sana sangat membosankan. Ezella benaran pulang, sekarang dia sudah berada di dalam mobil sport mewahnya dan melajukan benda itu dengan kecepatan di atas rata rata.Ezella sangat menguasai jalanan, karena itu sudah sering kali dia lakukan setiap kali mendapati misi membunuh dan adegan berlari dengan mobil dari kejaran sang musuh. Alena mengambil arah berlawanan dari mansionnya, dia melajukan mobil ke rumah Celine.beberapa menit berlalu, akhirnya Ezella sampai pada kediaman Celine yang tidak kalah mewah dari mansion mereka.banyak penjaga dan anak buah Elgino berkeliaran memperhatikan keamanan mansion itu membuat Ezella berkali kali berdecak kagum.dia sampai saat ini dan sekarang berada di antara banyaknya orang baik yang menghargainya. di kota ini Ezella tidak pernah mendapatkan hal kejam yang dulu selalu dia dapat dari keluarga dan kakaknya. setiap kali Ezella mengingat kejadian itu membuatnya merasa marah sekaligus bersyukur karena dengan kejadian itu dia berada disini dan itu membuatnya lumayan bangga. Ezella memandang wajahnya dalam bayangan, cantik dan sangat indah, Ezella tak pernah berhenti mengagumi dirinya sendiri. Ezella memasuki mansion mewah milik keluarga Elgino, dia di antar oleh beberapa pelayan menuju meja makan karena disana Celine menunggunya.

"kau datang pagi pagi, tidak ke kantor dulu?" tanya Celine yang saat ini sedang mengupas mangga untuk di buat rujak.

"aku udah pulang" Jawab Ezella acuh lalu mengambil cemilan yang ada di atas meja makan besar itu. Ezella sudah menganggap Celine maupun Elgino kakak kandungnya dan begitupun dengan pasutri tersebut, mereka sangat menyayangi Ezella bak adik kandung.

"dimana kak El?" tanya Ezella berbasa basi sambil mendudukan bokongnya di kursi dan menatap wajah cantik Celine yang masih serius mengupas mangga.

"dia bukan pengangguran sepertimu yang sudah berkeliaran di jam segini" jawab Celine, membuat Ezella tersenyum tipis.

"kau tau kak, Aaron terlihat tertekan hahahah,, melihat wajahnya tadi membuatku ingin sekali tertawa" Ezella bercerita, sementara mungkin objek yang menjadi bahan gibahnya mungkin telinganya sedang berdegung atau bisa saja dia bersin bersin di kantor.

"kalau aku yang menjadi Aaron, aku akan mengambil alih perusahaan dan membalikkan semua nama perusahaan besar itu atas namaku" ujar Celine menatap Ezella.

"coba saja jika dia bisa hahah, aku akan membuat nyawanya menjadi makanan harimau kk El" jawaban Ezella tidak jauh jauh dari nyawa seseorang, membuat Celine yang mendengarnya bergidik. Celine memang pembunuh dsn dia akui itu, tapi melihat Ezella yang membunuh orang dengan cara berbeda dapat Celine rasakan ketakutan.

"hmm baiklah,, kau memang selalu menakutkan seperti psikopat,, aku jadi sering bertanya dalam hati kenapa tidak dsri dulu kau menjadi kejam seperti ini..kenapa tidak dari dulu kau membunuh kakakmu itu?"

"aku dulu berbeda dengan yang sekarang kak, saat ini aku seperti terlahir kembali tapi versi iblis,, dulu hanya seorang gadis ceria berhati malaikat" Ezella mengingat kembali dirinya dulu, dia jadi muak sendiri mengingatnya, tapi sekarang dia mempunyai jiwa iblis untuk menerkam siapapun yang telah menghancurkannya.

"hmmmm rupanya memang seperti itu,, lalu bagaimana rencanamu terhadap misi dari pria tua itu??" Celine mulai tampak serius begitupun dengan Ezella.mereka sekarang hanya duduk berdua di meja makan yang besar itu.

"kau bisa membantuku kak? kau memiliki kemampuan meretas juga kan?" tanya Ezella menatap Celine dengan serius, Celine mengangguk.

"kau mau aku meretas apa?"

"retas isi ponsel target, aku pikir jika aku melakukannya dengan cara seperti biasa, bisa saja aku ditangkap karena dia sangat dilindungi kak,, Alea dari kota A saja nyaris berada di tangan mereka saat melakukan hal itu" Jelas Ezella panjang lebar, Sementara Celine mengangguk menyimak penjelasan itu.

"lalu rencanamu gimana??"

"aku akan memakai rencana B, ini cukup beresiko juga tapi ini adalah pilihan terbaik di banding yang pertama"

"tujuanku meretas ponselnya apa?"

"jadi nanti kita dapat memantau target dari ponselnya, Tuan Grey akan memancingnya nanti saat misinya dijalankan"

"pria tua itu tau rencanamu? apa tidak terlalu beresiko jika dia tau?? aku rasa dia tidak akan membiarkanmu berhasil begitu saja" Ezella mengangguk paham apa yang dicemaskan oleh Celine.

"dia tidak tahulah kak,, aku tidak sebodoh itu membiarkan pria tua itu mengetahui rencanaku, dia cukup tahu kalau targetnya sudah meninggal dan cukup menerima mayatnya" jawab Ezella dengan tenang, dia tersenyup sangat tipis nyaris tak terlihat pada Celine yang kini menatap Ezella dengan raut bingung.

"jangan bilang kau??"

"aku sudah membaca sebagian informasi tentangnya kak, target kali ini adalah pemain handal..dia mampu menyembunyikan hal itu selama beberapa tahun lamanya, jadi aku sekalian mau membuka topengnya"

"wuahhh Daebakkk, Ezella kami memang ajaib, tapi sayang, bagaimana dengan resikonya??"

"kak semua pekerjaan punya resikonya masing masing, aku menerima misi ini tentu saja udah mempertimbangkan setiap bahaya yang ku terima nantinya, satu saja pintaku, jika nanti aku mati dalam pekerjaan ini tolong kalian menyayangi anakku ya" Pembicaraan yang sudah mulai ngelantur, Celine menyentil dahi Ezella dengan garpu di tangannya.setiap Ezella mau menjalankan misi pesan pertama yang dia sampaikan adalah seperti diatas.

"cepatlah meninggal,,biar Tuan Sagara Dominic yang kaya raya itu terus di kuasai oleh perempuan malaikat berhati iblis itu dan anakmu akan menjadi anak sambungnya hahah" Sahut Celine sambil cekikikan menyadari raut tak suka dari Ezella yang kini memandangnya datar. Ezella bangkit dari kursi pergi ke dapur untuk membuat jus. hatinya yang mulai panas ingin meminum yang segar segar.

_______