Azzura memilih meninggalkan kota yang ia tinggali beberapa tahun terakhir. Menjauh dari laki-laki yang menjadi cinta pertamanya sekaligus laki-laki yang selalu memandangnya buruk. Laki-laki itu adalah Abizar.
Di kota yang baru, ia bertemu Dokter Fatur yang akan membantunya untuk sembuh dari kelumpuhan yang ia terima karena sebuah kecelakaan. Seorang duda dua anak dimana anak bungsunya mengalami sakit berat.
Freya, putri bungsu Dokter Fatur itu menarik hati Azzura. Keduanya menjadi akrab saat sering bertemu di rumah sakit hingga gadis kecil itu memohon agar bisa memanggil Azzura dengan panggilan Mami.
" Jadilah Mami Freya sesungguhnya. Menikahlah denganku," pinta Dokter Fatur pada Azzura.
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSIS 4 Kebohongan
Bukan Sebatas Istri Status (4)
" Kak, kenapa sih jadi cuek? Fiza salah apa?,"
Hafiza yang awalnya jual mahal saat Abizar mengacuhkannya, sudah tak tahan lagi. Padahal, biasanya jika ia merajuk sedikit, Abizar akan langsung membujuk. Tapi, ini sudah lebih dari seminggu.
" Kita berhenti sampai disini saja." satu kalimat yang Abizar ucapkan membuat Hafiza tersentak.
" Berhenti? Maksud kakak kita putus?," tanya Hafiza.
" Ya. Aku rasa aku salah mengartikan perasaan ini," jelas Abizar dengan tenang sementara hati Hafiza jadi tak karuan.
Tidak. Tidak boleh. Aku sudah sejauh ini. Tinggal selangkah lagi menjadi istri Abizar. Azzura bahkan sudah tidak ada. Batin Hafiza tak terima.
" Maksud kakak apa? Kita saling mencintai kan? Bahkan kakak memilih aku daripada Zura?,"
Abizar terdiam saat nama Azzura di sebut.
Dulu, Kenan dan ayah Abizar pernah berniat menjodohkan keduanya. Kenan yang tahu perasaan sang putri berniat mewujudkannya.
Namun, Abizar menolak mentah-mentah. Bahkan memandang buruk Azzura yang tidak tahu apa-apa mengenai rencana Kenan.
" Iya. Aku salah karena menolak mentah-mentah keinginan Abah dan Ummi. Pilihan orang tuaku memang baik ternyata,"
Menyesal, sungguh Abizar sangat menyesal.
" Maksud kakak aku tidak baik?" Hafiza melotot tak percaya dengan ucapan laki-laki yang dari dulu sangat ia idamkan jadi pendamping hidup.
" Maksudku bukan begitu...."
" Padahal aku sudah menyelamatkan kakak hari itu. " Hafiza mengungkit jasa yang tidak pernah ia lakukan.
" Kamu tidak ikhlas?," Abizar belum berniat membongkar fakta yang sudah ia ketahui.
" Ikhlas. Tentu saja." jawab Hafiza gelagapan.
" Orang yang ikhlas tidak akan mengungkit jasa yang pernah ia perbuat apalagi untuk mendapatkan imbalan darinya."
Hafiza bungkam. "Tapi, setidaknya kakak harus balas Budi kan?,"
Abizar menggelengkan kepalanya. Wanita seperti apa yang aku suka ini sebenarnya?. Batin Abizar.
" Menurutmu begitu ya?,"
" Ya, setidaknya kalau itu aku. Aku pasti akan sangat berterima kasih bahkan membalas budinya walaupun tidak diminta," jelas Hafiza. Berharap ucapannya bisa membuat keputusan Abizar berubah.
Abizar manggut-manggut. "Kamu benar. Aku sangat tidak tahu balas budi ternyata,"
Wajah Hafiza mulai cerah.
" Tapi, keputusan ku tidak berubah. Kita tidak bisa melanjutkan sampai ke tahap yang lebih serius seperti yang pernah kita rencanakan," jelas Abizar membuat senyum Hafiza memudar.
" Tapi, tadi kakak bilang..."
" Kamu bilang aku harus balas budi pada orang yang sudah menolongku kan?,"
" Iya," Hafiza manggut-manggut.
" Berarti keputusan ku sudah tepat."
" Maksudnya?,"
" Aku tidak punya alasan untuk membalas budi padamu, Hafiza,"
Deg
Abizar tidak pernah memanggilnya langsung dengan nama Hafiza, biasana hanya Fiza saja atau bahkan sayang. Perasaan Hafiza tidak enak.
Sudut bibir Abizar terangkat.
" kenapa aku harus balas budi padamu sementara ternyata Zura lah yang mendonorkan darahnya untukku saat itu,"
Jeduarr
" Kak, itu tidak benar. Pasti Zura yang bilang kan? Jangan percaya kak. Dia mau kita berpisah. Itu tujuannya."
Hafiza bingung kenapa Abizar tiba-tiba mengungkit hal itu.
" Kenapa kamu malah tetap berbohong, Fiza? Kenapa?." Abizar menatap tajam Hafiza yang membuang muka. Tak berani melihat manik mata Abizar yang biasanya ia suka.
"Kak,percaya sama aku. Zura bohong,"
Abizar terkekeh.
" Bukan Zura, tapi Ummi ku yang bilang."
" Sudahlah, kak. Siapapun yang menolong yang penting kan perasaan kita. Aku dan kakak saling mencintai," elak Hafiza.
Abizar tak mengerti dengan jalan pikiran Hafiza. Berbohong ia anggap biasa.
" Aku tidak mengerti kenapa kamu mengaku-ngaku?. Bahkan dengan bod0hnya akun lebih percaya kamu daripada keluargaku,"
" Itu karena aku mencintaimu, kak," Akhirnya secara tidak langsung Hafiza mengakui kebohongannya.
" Soal kecelakaan kemarin, kamu juga bilang Azzura mendorongmu karena kesal kamu masih menjalin hubungan denganku. Nyatanya dia mendorongmu karena ingin menyelamatkanmu dari mobil yang hampir menabrak mu. Bahkan Zura lah yang akhirnya tertabrak dan mendapatkan luka yang lebih parah,"
Hafiza mengelak. " Soal itu aku tidak tahu. Aku hanya tahu kalau Zura mendorongku," kilah Hafiza.
Abizar terkekeh. " Tapi,jelas dalam ingatanku kamu mengatakan bahwa Zura marah padamu dan mendorongmu,"
Dari penjelasan Hafiza saja dapat di simpulkan,Hafiza sengaja berbohong. Bukan karena ketidaktahuannya.
" Aku tekankan lagi. Mulai detik ini kita tidak punya hubungan apapun,"
" Tapi,..."
" Selamat tinggal. Assalamu'alaikum,"
Abizar meninggalkan Hafiza seorang diri disana.
Sejak hari itu, Abizar selalu menghindari Hafiza.
...******...
" kenapa tidak dimakan?,"
" Yaya tidak lapar. Yaya mau langsung tidur saja," jawabnya.
" Tidak boleh tidur kalau belum makan. Kata bibi tadi siang juga Yaya tidak makan siang kan?. Nanti kalau sakit lagi bagaimana?," tanya Fatur mencoba sabar atas sikap sang putri.
" Sengaja. Biar Yaya masuk rumah sakit lagi,"
Deg
" Jangan bilang sembarangan, Ya. Kamu bilang kamu bosan bulak-balik ke rumah sakit?," kesal Daisy.
" Sekarang Yaya justru lebih senang kalau masuk ke rumah sakit. Yaya jadi bisa ketemu Mami Zura," jawab Freya mengutarakan alasannya.
" Hanya karena perempuan yang kamu panggil Mami itu, kamu nekat berbuat seperti itu?," Daisy semakin tidak terima. Kenapa hanya karena orang asing Freya mau melakukan hal sejauh itu.
" Nanti Daddy telpon Mami Zura nya ya?. Sekarang makan dulu," Fatur berniat menghentikan perdebatan kedua putrinya.
" Bohong. Daddy bohong," Freya mengerucutkan bibirnya.
" Daddy bilang seperti itu saat Yaya masih di rumah sakit. Tapi, sampai sekarang Daddy tidak pernah menelpon Mami," mata Freya mulai berkaca-kaca.
" Kan kata Daddy, Tante Zura sedang sibuk," jelas Daisy.
Memang itulah alasan yang dikemukakan oleh Sang Deddy. Padahal kenyataannya tidak. Fatur hanya tidak punya keberanian untuk menelpon Azzura.
Karena jika ingin menghubungi Azzurra , ia harus menghubungi nomor Kenan yang ia tahu sebagai penanggung jawab Azzura di rumah sakit. Bukan nomor Azzura langsung.
" Nanti Daddy telpon ya. Insya Allah Daddy tidak bohong. Tapi, Yaya makan dulu," bujuk Fatur.
" Telpon sekarang," tegas Freya.
Akhirnya, mau tak mau Fatur menelpon Kenan . Semoga saja telponnya tersambung. Namun, setelah berkali-kali di telpon hanya berdering tapi, tidak di angkat.
" Tidak di angkat, sayang. Makan dulu ya. Nanti kita telpon Mami Zura lagi,"
Namun Freya menggelengkan kepalanya. Ia tetap pada keputusannya. Menelpon mami Zura nya dulu, baru ia akan makan.
" Bagaimana kalau kita telpon Mommy saja?," bujuk Daisy. Ia tidak suka ada perempuan lain yang dekat dengan adik dan ayahnya. karena besar kemungkinan sang ayah akan menikahi wanita lain.
Sementara Daisy ingin, ayahnya rujuk dengan sang ibu. Keluarga mereka utuh kembali.
Fatur hendak melarang tapi, Panggilan terlanjur tersambung.
" Mom, sedang sibuk?," tanya Daisy me-loud speaker sambungan telponnya.
" Tidak sayang, untuk putri kesayangan Mommy, mommy selalu punya waktu,"
" Mom, Yaya sedang mogok makan. Sementara dia kan baru sembuh. Coba bujuk Yaya makan,pasti Yaya mau dengar ucapan Mommy," pinta Daisy dengan antusias.
"Ck, kenapa malah membahas anak itu. Mom kan sudah bilang tidak mau tahu apapun soal dia..."
"Mom..." Daisy terkejut dengan balasan Sang mommy. Ia tak memperkirakan sampai kesana.
Daisy menonton aktifkan mode loud speaker nya.
"Biarkan saja dia mati sekalian. Hidupnya cuma merepotkan orang saja..."
Deg
.
.
.
TBC
Tp sneng krna akhrnya bhgia....
d tnggu crta yg lain'ny y....smngttt.....
di tunggu karya terbaru nya
mngkn nnti bayu jg mlai mnrima ibunya....
Nah loohh....spa yg dtng???
yg baik,akhrnya bhgia...yg jht,mndrta...