Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Rania menangis histeris dengan tangan masih menutupi telinganya. Masih teringat jelas bagaimana penyiksaan itu ia lewati. Suara itu, bahkan hentakan kasar yang diterima dari laki-laki yang tidak lain adalah suaminya sungguh membuatnya trauma.
Ia bahkan sangat membenci Farhan. Kalau bisa seumur hidup ia tidak mau lagi bertemu dengan laki-laki itu. Rania merasa putus asa. Ia tak tahu harus pergi kemana karena saat ini yang ia miliki adalah ibu angkatnya yang juga ibu kandung dari laki-laki yang ia benci.
"Farhan, jika kau ingin mengurus perceraian mu, segeralah. Untuk apa kau masih berdiri di situ?" suara mama Laura terdengar menegur putranya yang masih memandangi pintu Rania.
"Aku ingin bertemu dengannya sebentar," ucap Farhan tanpa menoleh ibunya.
"Tidak perlu, dia tidak akan mau bertemu denganmu, monster yang telah menyiksanya," jawab Mama Laura merasa gemas dengan putranya.
Apa yang membuat Farhan berpikir bahwa Rania ingin menemuinya setelah penyiksaan yang ia berikan? Bahkan hanya mendengar suaranya saja Rania bergetar ketakutan.
"Dia masih istriku ma, dan aku berhak untuk bertemu dengannya," jawab Farhan sambil kembali menggerakkan gagang pintu tempat Rania bersandar.
Mendengar itu Rania dengan cepat langsung menjerit.
"Tidak! aku tidak mau bertemu dengannya ma. Aku mohon jangan biarkan aku bertemu dengannya. Suruh dia pergi ma, aku tidak ingin menemuinya bahkan seumur hidupku," ucap Rania sambil menangis.
Mendengar itu ada rasa yang tak dimengerti oleh Farhan. Rasanya ia ingin memaksa wanitanya keluar dari kamar itu, tapi di sisi lain, ia merasa tak terima dengan perlakuan Rania yang mengatakan itu.
"Kau dengar Farhan? Rania tidak mau bertemu lagi denganmu. Jadi mama harap kamu bisa bersikap dewasa. Jangan paksa dia untuk menemui mu dan kau urus saja segera perceraian mu," jelas mama Laura sambil mengusir putranya pergi.
Farhan tak berkata apapun. Ia lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan rasa yang tak dimengerti.
Setelah Farhan tak terlihat lagi, mama Laura segera mengetuk pintu kamar Rania untuk menemui wanita malang itu.
"Rania, ini mama nak," ucap mama Laura.
"Apakah laki-laki itu sudah pergi ma?" tanya Rania di sela isaknya.
"Sudah sayang, Farhan sudah tidak ada di rumah ini lagi. Tolong buka pintunya nak, mama ingin melihat kondisi mu," jawab mama Laura.
Rania pun berdiri perlahan lalu mulai membuka pintunya. Dilihatnya ibu angkat yang begitu disayanginya.
"Ya ampun sayang, kamu berantakan sekali nak," ucap mama Laura setelah melihat kondisi Rania.
Wanita itu berdiri dengan rambut yang berantakan, wajah yang penuh lebam serta airmata membuatnya terlihat begitu malang.
Mama Laura pun memeluknya dengan penuh cinta. "Maafin mama nak, mama nggak pernah menyangka kalau Farhan akan menyakitimu separah ini. Maafkan mama Rania."
Rania hanya menangis di dalam pelukan ibu angkatnya itu. Dalam hati, ia bersyukur masih memiliki keluarga angkat yang mau menerimanya, bahkan membelanya dari anak kandung mereka sendiri.
"Ma, aku takut kalau Farhan kesini. Aku tak ingin bertemu dengannya lagi ma. Tolong bantu aku untuk berpisah darinya ya ma," pinta Rania terdengar pilu.
"Iya sayang, mama sudah memintanya untuk menceraikan mu, dan ia setuju. Kamu tunggu saja ya nak," jawab mama Laura.
Rania pun mengangguk lalu perlahan melepaskan pelukan mama angkatnya itu.
"Ma, aku takut dia akan kesini lagi dan memaksa menemui ku. Aku kembali saja ke panti asuhan tempat ku dibesarkan ya ma? Agar aku tak khawatir lagi jika aku harus bertemu dengannya," pinta Rania.
"Tidak nak, tempat mu adalah di sini, di rumah ini. Mama tak mengizinkan kamu kembali ke panti asuhan," tolak mama Laura.
"Tapi aku takut kalau nanti dia bisa menemui ku jika aku terus berada di sini," jelas Rania.
"Tidak sayang, di rumah ini ada mama dan papa yang akan menjaga dan melindungi kamu. Kalau kamu di panti, jika Farhan datang ke sana bukankah ia akan lebih mudah membawamu pergi?" mama Laura memberi pengertian pada Rania.
"Mereka pasti tidak akan berani melawannya nak. Tapi kalau kamu di sini, kamu akan terlindungi oleh mama dan papa. Farhan tak akan mungkin melawan kami, kamu faham kan sayang?" ucap mama Laura lembut.
Rania menganggukkan kepalanya pasrah.
jagn sampai mimpimu jadi nyata..
maafkan farhan..
dia juga terluka dan menderita...
ayo bantu satukan ortu kalian..❤❤❤❤❤❤
akankah Rania mau kembali pada farhan?