Tak ada yang tau kapan dan kepada siapa cinta kita berlabuh. begitupun Kiara yang memendam perasaannya pada sang bos dingin yang bernama Zavier.
meluluhkan hati Zavier adalah goals terbesar yang ingin Kiara capai. namun, siapa sangka karna orang tua Zavier yang terus mendesaknya untuk menikah, akhirnya Kiara terikat pernikahan kontrak bersama Zavier.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blue Zia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 04
Rion tersadar akan sesuatu. ruangan ini adalah dunia bagi Zavier dan tak ada yang tau tentang ruangan itu kecuali mereka semua. dan dengan cerobohnya Rion membocorkannya meskipun itu hanya kepada Kiara.
"Ra, mending lo keluar sekarang sebelum Zavier datang," ucap Rion terlihat panik.
"Bentar lagi Yon, disini tenang banget."
"Ra, ini ruang pribadi Zavier. ini dunianya dan dia gak suka ada yang masuk kedunianya Ra," jelas Rion.
Kiara yang paham langsung berbalik badan dan terkejut saat melihat Zavier sudah berdiri di hadapannya dengan raut wajah menahan amarah.
"Bro, itu sorry...gue yang minta Kiara dorong dindingnya. tadi Zea gue gend---" ucapan Rion di potong oleh Zavier.
"Keluar." Zavier berucap dengan datar dan raut wajah tak bersahabat.
"Ma---maaf pak," ucap Kiara gugup.
"KELUAR YONA KIARA! GUE BILANG KELUAR! LO NGERTI BAHASA MANUSIA GAK SIH!" murka Zavier.
Kiara terdiam mematung saat mendengar bentakan Zavier yang begitu menyakitkan untuk hati kecilnya.
Sejauh ini Zavier tak pernah membentak Kiara. namun, hari ini ia membentak Kiara dan itu berhasil membuat air mata Kiara tak tertahan dan lolos begitu saja.
Kiara berlari keluar dari sana. Zavier memejamkan matanya sejenak. sedangkan Rion menatap tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Rion tau jika Zavier tak pernah perduli dengan wanita manapun kecuali sang bunda dan juga Zea. tapi ini Kiara, sekretaris yang selalu ada untuknya dalam kondisi apapun. bagaimana bisa Zavier setega itu pada Kiara.
"Lo keterlaluan bro, dia cewek! bukan, bukan hanya cewek tapi dia Yona Kiara. orang yang selalu ada buat lo gak perduli panas, hujan, badai sekalipun dia bakalan datang kalau lo butuh dia." Rion menepuk pundak Zavier agar tersadar dengan kejadian tadi.
Sementara diruangannya, Kiara terduduk dilantai sambil menangis tanpa suara. ingin sekali ia teriak sekencang mungkin agar semua tau betapa sakitnya ia saat ini.
Kiara sangat lemah jika seseorang memakai nada tinggi. tak ada trauma masa lalu hanya saja itu sedikit menggetarkan hati kecil Kiara yang terbiasa dengan sikap lemah lembut.
Ketukan pintu membuat Kiara menghapus air matanya secepat kilat. terlihat Rion diambang pintu dengan raut wajah bersalahnya.
"Kiara, sorry banget yah karna gue... lo jadi dibentak gitu sama Zavier. harusnya dari awal gue ngalah dan biarin Zea tidur di sofa," ucap Rion benar-benar merasa bersalah.
"Gue gak papa kok. kaget dikit aja hehe." Kiara berusaha untuk tersenyum.
"Kaget dikit pun... tapi matanya kok sampai sembab gitu sih," canda Rion.
Kiara kembali memasang wajah sedihnya saat mendengar ucapan Rion. memang ada benarnya saat ini dia sedang bersedih. tidak tidak dia sangat sangat sedih kali ini.
Melihat Kiara kembali bersedih Rion terpikirkan satu ide. "Lo mau apa? mau kopi, ice cream, cake atau apapun yang lo mau gue siap beliin untuk naikin mood lo lagi," ucap Rion dengan penuh semangat.
" Gue gak papa Rion. oiya gue mau istirahat sebentar gak papa kan? tolong ingetin Zavier meetingnya gak lama lagi," ucap Kiara yang masih memikirkan pekerjaan.
Rion hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Kiara yang masih saja memikirkan Zavier. padahal kondisinya sendiri lebih memprihatinkan.
"Oke kalau gitu selamat istirahat."
Rion menutup pintu ruangan Kiara dengan hati-hati. dan membiarkan Kiara untuk beristirahat dengan nyaman.
Rion tak langsung menuju ke ruangannya namun ia menuju ke ruangan Zavier untuk membicarakan hal penting.
Saat Rion membuka pintu ruangan Zavier terlihat Zavier sedang duduk di atas kursinya dengan tatapan kosong. Rion tau saat ini Zavier sedang memikirkan hal yang telah ia lakukan kepada Kiara.
"Bro," panggil Rion.
"Kiara aman?" tanya Zavier.
"Aman? lo serius nanya gitu Bro?" tanya Rion tak percaya.
Zavier hanya terdiam. "Nggak ada wanita yang baik-baik aja habis dibentak. terlebih orang yang bentak itu adalah atasan sendiri. sosok pemimpin yang sangat ia hormati karna tak pernah kasar pada bawahannya," jelas Rion panjang lebar yang membuat Zavier semakin merasa bersalah.
"Btw ini kali pertama lo bentak Kiara. selama ini lo gak pernah marah sedikitpun ke dia walaupun dia salah. tapi hari ini hebat yah lo." Rion menyilangkan kedua tangannya.
Zavier masih terdiam dan mencerna semua ucapan Rion. benar ini kali pertama ia marah pada Kiara. perasaan bersalah makin menghantuinya. namun, akan sangat mustahil untuknya jika meminta maaf.
"Oiya kata Kiara jangan lupa meeting lo bentar lagi. untuk hari ini biar gue aja yang gantiin Kiara," ucap Rion.
"Kiara?"
"Oh, lagi istirahat jangan di ganggu dulu. lo tau sendiri kan kalau udah lo yang manggil pasti tuh orang datang," ucap Rion.
"Kasian juga matanya udah kaya bakso beranak akibat ulah bosnya," sindir Rion.
"Kiara nangis?" tanya Zavier tak percaya.
Rion hanya memutar bola mata malas mendengar pertanyaan Zavier yang menurutnya tidak masuk akal.
"Disana nanti, lo harus percayain Zea ke Kiara. ini semua demi keamanan kalian. gue gak mau terjadi apa-apa sama kalian disaat gue gak disana."
"Harusnya lo ikut kalau khawatir! gimana kalau dia muncul pas gue bareng Zea?" tanya Zavier begitu khawatir.
"Dimana ada Zea disitu ada Kiara," jawab Rion.
"Atau gue batalain aja kunjungan kali ini?" tanya Zavier.
"Ck! mau sampai kapan lo jadi pengecut gini? mau sampai kapan juga lo kejebak dilubang hitam yang lo buat sendiri? lo gak akan pernah bisa keluar dari sana kalau mundur terus bro." Rion menatap Zavier tajam.
Disaat Zavier ragu akan dirinya sendiri, Rion orang pertama yang akan marah dan meyakinkan dengan tegas jika Zavier bisa dan dia tak akan kalah! karna bagi Rion, Zavier bukan hanya sekedar atasan di kantor atau bahkan sekedar teman. tapi bagi Rion, Zavier adalah keluarga yang harus ia jaga dengan baik.
Jika saja Rion tak bertemu dengan Zavier hari itu, mungkin Rion sudah tak ada lagi didunia ini.
"Gue takut Yon! gue takut dia nyakitin Zea, gue gak mau kehilangan Zea...gue udah anggap Zea anak gue sendiri. liat! liat wajahnya. dia adalah Zaviera."
Setelah mengucapkan kalimat panjang itu, tubuh Zavier seakan kehilangan kekuatan untuk berdiri dan berakhir Zavier terduduk lemas di tantai dengan air mata yang sudah terjun bebas.
Melihat itu tentu saja sangat menyakitkan bagi Rion. Rion benar-benar tidak suka melihat Zavier rapuh seperti ini. tanpa sadar air mata Rion juga ikut membasahi pipinya.
Disaat yang bersamaan, tiba-tiba saja Zea menangis membuat mereka tersadar dan merutuki diri masing-masing karna melupakan keberadaan Zea disana.
Zavier menghapus jejak air matanya dan mengangkat Zea keatas pangkuannya, memeluknya begitu erat dan menenangkannya.
"Ayah, sama om ganggung tidur Zea yah? maafin ayah yah cantik," ucap Zavier yang mengelus rambut Zea.
Zea hanya mengangguk dan menghapus air matanya. Zea terlihat sedang mencari sesuatu.
"Zea cari apa cantik? dari tadi om liat, Zea kaya nyari sesuatu gitu?" tanya Rion.
Zea mengambil kartu bergambar miliknya dan mencari gambar yang cocok dengan apa yang ia maksud. setelah mendapat gambar seorang wanita ia menunjukkannya pada Rion.
Awalnya mereka dibuat bingung karna ini pertama kalinya Zea menunjukkan kartu itu. setelah beberapa menit mereka tak kunjung mengerti. Zea kembali menunjukkan kartu bergambar mobil dan ia letakkan di samping kartu wanita.
"Owwwww!!! kak Kiara yah," tebak Rion yang mendapat anggukan dari Zea.
"Zea nyari kak Kiara?" tanya Zavier ragu. namun, keraguannya sirna setelah Zea mengangguk.
"Kakaknya lagi bobo siang dulu cantik. nanti sore aja yah ketemunya," ucap Rion.
Raut wajah Zea terlihat kecewa. "Zea sudah makan belum? kita makan dulu yuk," ajak Zavier mengalihkan perhatian Zea.
Zea menggeleng dan mengangkat kartu wanita. saat ini Zea hanya ingin Kiara bukan yang lain.
"Sayang, kakaknya lagi istirahat. kita makan dulu aja yah," bujuk Zavier namun tetap mendapat gelengan dari Zea.
"Gue anter keruangan Kiara aja kali yah?" tanya Rion.
"NO!" tolak Zavier mentah-mentah.
"5 menit lagi lo ada meeting. gak mungkin kan lo bawa Zea meeting," ucap Rion.
"Lo jaga Zea, gue bisa sendiri." putus Zavier.
"Zea, ayah meeting dulu yah. Zea disini sama om Rion dulu yah cantik." Zea hanya mengangguk singkat.
Setelah Zavier pergi. diam-diam Rion membawa Zea menuju ruangan Kiara. terlihat Kiara yang tertidur disofa. Rion melepas jasnya dan menutup kaki Kiara. sedangkan Zea sudah berjongkok tepat dihadapan Kiara dan memperhatikan Kiara dengan mata berbinar.
"Zea, kakaknya lagi bobo jadi jangan ribut yah," ucap Rion sedikit berbisik dan kembali mendapat anggukan dari Zea.
Zea yang penasaran dengan mata Kiara yang membengkak itu perlahan menyentuh mata Kiara dengan jari telunjuknya. Zea terkejut dan mengambil kembali kartu bergambarnya. ia menunjukkan gambar matahari pada Rion.
"Ruangan ini dingin loh Zea, kok gambar matahari. kayanya Zea salah gambar deh," ucap Rion tersenyum.
Zea menunjukkan gambar matahari dan menunjuk Kiara secara bergantian agar Rion paham. saat Rion mengerti maksud Zea, ia langusng menempelkan punggung tangannya didahi Kiara.
Benar saja Kiara demam dan itu membuat Rion panik sendiri karna tak tau harus berbuat apa. Rion mondar mandir hingga mengganggu tidur Kiara.
Perlahan Kiara membuka matanya. "Berisik Rion," ucap Kiara lirih.
"Ra! lo demam! gue harus apa woy!" Rion benar-benar panik.
"Oh ini sudah biasa kalau habis nangis jadi santai aja nanti sembuh sendiri ini bukan demam yang perlu obat. cukup tidur sebentar nanti demamnya ilang," jelas Kiara.
"Lah bisa gitu yah," ucap Rion yang masih terheran-heran.
Tiba-tiba saja Zea menghapus jejak air mata Kiara yang berhasil membuatnya terkejut dengan kehadiran Zea."
"Hehehe sorry, jangan bilang Zavier yah. gue diem-diem bawa dia kesini soalnya dia nyari lo mulu," jelas Rion yang mengerti dengan tatapan heran Kiara.
Zea menunjukkan gambar menangis pada Kiara. Kiara kembali dibuat bingung dengan tingkah Zea.
Dengan cepat Rion berkata. "Zea gak bisa ngomong."
"Hah!?"