NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Office Romance
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Early Zee

Rasanya menjadi prioritas utama bagi seseorang adalah suatu keberuntungan. Canda tawa dan bahagia selalu membersamai mereka dalam hubungan yang sehat ini, hingga membuat keduanya tidak berhenti bersyukur.

Hari demi hari kita lalui dengan berbagai cerita. Saat itu, semua masih terasa baik-baik saja. Hingga tanpa kita sadari, satu persatu masalah mulai menghiasi hubungan ini.

Awalnya kita mampu bertahan di tengah badai yang sangat kuat. Tetapi nyatanya semakin kita kuat, badai itu semakin menggila. Kiranya kita akan bisa bertahan, ternyata kita salah.

Hubungan yang sudah kita jalin dengan baik dan banyak cerita bahagia di dalamnya, dengan sangat terpaksa kita akhiri. Badai itu benar-benar sangat dahsyat! Kita tidak mampu, kita menyerah sebab lelah.

Dan syukurlah tuhan tidak tidur, kebahagiaan yang di renggut paksa oleh seseorang kini telah di kembalikan. Kisah kita kembali terukir hingga menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam ikatan pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Early Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Hari itu di jam makan siang, sorot mata Jeno masih melekat pada Naureen yang tengah menggerutu tentang pandangan orang-orang yang tidak mengetahui kedekatannya dengan Jeno. Sesekali Jeno tersenyum selagi mendengarkan ocehan Naureen. Ketika tengah merajuk seperti itu tingkat kegemasan Naureen berada pada level max, jadi tidak heran jika Jeno ingin sekali mencubitnya.

"Enggak perlu khawatir, biarlah mereka berasumsi. Nanti juga mereka akan paham." Kata Jeno sambil tersenyum dengan pandangan yang tidak pernah terlepas dari Naureen.

"Hm. Terus... Kapan kamu makan sotonya?" Naureen menoleh ke arah Jeno dengan senyum jahil, Jeno pun segera meracik sotonya yang hampir dingin itu.

Selagi Jeno yang tengah salah tingkah sebab ulahnya sendiri, Sean dan Fey justru asyik menyimak bagaimana Jeno dan Naureen berinteraksi. Sepertinya hal itu akan menjadi pembahasan yang tidak ada ujungnya setelah makan siang hari ini.

"Jadi, pak Jeno sama Naureen tuh beneran se dekat itu sejak kuliah?" Tanya Fey dengan rasa penasaran yang seperti tidak ada habisnya.

Jeno mengangguk.

"Dulu kita sampai di bilang pacaran, karena memang se-dekat itu." Sahut Jeno terlihat bersemangat membahas hal tersebut.

"Kedekatan seperti apa sih pak jelasnya?" Tanya Sean tak mau kalah.

"Hm. Kita sering berangkat dan pulang bareng, terus kita juga sering hangout berdua. Dan karena hal itu saya jadi cukup dekat dengan ayahnya Naureen." Jelas Jeno sambil tersenyum.

"Bokap gue pernah enggak kasih izin gue buat pergi karena waktu itu bukan Jeno yang jemput gue." Seru Naureen.

"Serius?" Seru Fey dan Sean bersamaan.

Jeno dan Naureen hanya mengangguk selagi mereka menikmati soto yang sangat enak itu.

"Kalian sampai sedekat itu, apa enggak ada perasaan lain selain teman dekat?" Tanya Sean yang mulutnya memang tidak tahu sopan santun. Dia selalu bertindak sesuka hatinya tanpa berpikir panjang. Dan tidak perduli yang bersangkutan tersinggung atau tidak. Mulutnya memang harus di beri pelajaran.

Naureen geram dengan Sean yang selau ceplas-ceplos, matanya langsung membulat sempurna menatap Sean dengan begitu tajam.

"Mulut lo kebiasaan banget! Enggak bisa nge-rem dikit hah? Langsung gas aja, ga sopan banget!" Cerocos Fey yang dengan cepat menyambar tangan Sean untuk di eksekusi.

"Ahh awh! Sakit Fey." Teriak Sean sambil mengusap-usap lengannya yang mulai memerah.

Sementara Fey dan Sean yang tengah bergelut, Jeno dan Naureen malah fokus melihat pertengkaran mereka. Sampai sesekali mereka pun tertawa.

"Sudah Fey, kasihan Sean." Ucap Jeno sambil tertawa.

"Tapi Sean memang sesekali harus di kasih pelajaran, anak itu memang mulutnya agak blong." Kata Naureen.

"Gue kan cuma nanya Fey, salahnya dimana sih?" Sudah asal bicara, Sean malah tidak merasa bersalah.

"Tapi enggak se to the point itu juga Sean! Ih nyebelin banget lo. Malu gue punya teman kayak lo." Celetuk Fey yang mengundang tawa kedua temannya, tak lupa Jeno pun ikut tertawa bahkan hampir tersedak.

"Astaga Fey, jahat banget sih lo, asli." Gumam Sean.

"Lain kali lo kayak gitu lagi, siap-siap aja mulut lo gue tempel double tape!" Cerocos Fey.

"Udah ih. Kalian lupa lagi makan sama siapa?" Kata Naureen mendamaikan kedua temannya.

"Iya, maaf pak Jeno. saya enggak bermaksud gimana-gimana kok. Cuma ya..." Sean akhirnya meminta maaf kepada Jeno, lalu ia melirik ke arah Fey yang sudah memelototinya.

"Eh, sekali lagi maaf pak." Sambungnya lalu tersenyum canggung.

Jeno hanya tersenyum menanggapi permintaan maaf dari Sean. Ia tidak marah justru sangat senang melihat betapa menyenangkannya pertemanan Naureen.

...***...

"Kak!" Teriak Nico sambil sesekali mengetuk pintu kamar Naureen.

Pagi itu setelah menyiapkan sarapan untuk ayah dan adiknya, Naureen segera bersiap untuk bekerja. Saat teriakan sang adik semakin menggelegar, ia pun bersegera membuka pintu dengan lipstik di tangan kirinya.

"Kenapa?". Tanya Naureen.

"Cepat, udah ada yang jemput." Sahut Nico lalu ia pun pergi meninggalkan sang kakak.

"Jemput? Siapa?" Tanya Naureen dengan kata BINGUNG yang tertulis jelas di keningnya.

"Makanya cepat biar kakak tahu siapa yang jemput." Kata Nico yang semakin jauh dari Naureen.

Setelah itu Naureen pun bergegas mengakhiri makeup nya, ia segera mengambil tas di atas ranjang dan menutup pintu dengan cukup keras. Naureen benar-benar sangat bingung dan penasaran, pasalnya ia tidak membuat janji dengan siapa pun.

Setelah sampai di ruang tamu, dimana ada sang ayah yang tengah berbincang dengan seseorang yang menjemputnya, Naureen tercengang lalu ia tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Ayah, gimana bisa dia masih ingat rumah kita?" Kata Naureen sambil tertawa.

Ayah tertawa.

"Karena Jeno terlalu sering antar jemput kamu dulu, makanya dia masih ingat." Sahut sang ayah.

Ya, pagi itu Jeno sudah berada di rumah Naureen. Meski sudah bertahun-tahun lamanya, ingatan Jeno terhadap rumah Naureen masih begitu melekat.

Lalu bagaimana bisa Jeno terlihat sangat akrab dengan orang tua Naureen? Tentu saja, seperti yang sudah mereka berdua akui saat bersama dengan Fey dan Sean bahwa sejak masa kuliah Jeno sering kali menjemput dan mengantar Naureen pulang. Dan di saat itu lah Jeno selalu menyempatkan diri untuk berbincang dengan ayah Naureen. Jadi tidak heran jika Jeno terlihat sangat akrab dan orang tua Naureen pun terlihat nyaman dengan Jeno.

"Kenapa enggak kasih tahu kalau mau jemput?" Tanya Naureen kepada Jeno yang masih senyum-senyum selagi memperhatikan Naureen.

"Biar surprise aja." Sahut Jeno.

"Hm." Naureen memanyunkan bibirnya.

"Ya udah, berangkat sekarang?" Tanya Jeno dan Naureen hanya mengangguk. Lalu keduanya berpamitan dengan orang tua Naureen.

...***...

"Makasih banyak ya, udah tiba-tiba jemput." Kata Naureen sambil tersenyum.

Jeno mengangguk.

"Nanti aku antar kamu pulang." Ucap Jeno sambil merapihkan kemejanya.

"Enggak usah, aku bisa naik busway."

"Ish, enggak bisa gitu lah. Kan aku yang jemput kamu jadi aku juga yang harus antar kamu pulang. Enggak ada yang bisa antar kamu pulang, termasuk sopir busway itu." Ucap Jeno dengan wajah yang serius dan Naureen hanya tertawa mendengarnya berbicara tanpa jeda.

"Ok!" Seru Naureen singkat sambil menatap Jeno yang langsung tersenyum.

"Tapi..." Sambungnya.

"Kenapa?" Tanya Jeno.

"Kamu bisa masuk duluan kan? Aku nanti aja sekitar lima menit lagi." Kata Naureen sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Loh, kenapa?"

"Terlalu banyak mata, aku enggak mau sampai mereka nilai aku gimana-gimana."

"Apa masalahnya? Kita kan kolega, kita datang bareng bahkan jalan bersamaan masuk ke kantor memangnya salah?"

"Ya enggak sih, tapi tetap aja mata mereka melihat dan mulut mereka berbicara."

"Udah, enggak perlu khawatir. Biarkan aja kalau memang benar mereka seperti itu."

"Tapi..."

"Apa yang kamu takutkan?"

"Penilaian mereka tentang kita berdua? Mereka tahu apa? Sekalipun kita berpacaran, apa hak mereka?"

...***...

1
Vanni Sr
yaaah udh tamat ajaa
Early Zee: Terimakasih sudah selalu setia bareng happiness.
total 1 replies
Vanni Sr
marah lah sm diri sndri krn g tegas sm mira!!!!!!
Vanni Sr
papa ny jeno dpet apa ya dr mira? psti rencana mira ini tuh
Vanni Sr
psti papa ny jeno , hadeeeh kasian sm nau
Vanni Sr
jeno ny terlalu lambat untk nyelesain mslah , sm mira blm sm papa ny jg blm. kurang tegas gbsa jd harda terdepn nau
Vanni Sr
ap kelemhan jeno 😭😭
Vanni Sr
apa kelemahn jeno?? apa nau sudah tau?? masa nau diem aja sihhh atau jeno ny diem ja. huftt bolak balik buka Nt nungguin up crta ini ajaa hikss
Vanni Sr
mira , lo buat jeno murka siap² ajaa
Vanni Sr
bru up kk?
Vanni Sr
masa cm 1 up ny😩
anggita
👌oke Thor, terus berkarya semoga novelnya sukses banyak pembaca.
anggita
like👍utk Naureen, Jeno. ☝iklan utk Author.
anggita
hari senin kerjo maneh... pancen males🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!