NovelToon NovelToon
Di Balik Bayangan Ambisi

Di Balik Bayangan Ambisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Wanita Karir / Karir / Office Romance
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Darl+ing

Kisah ini menceritakan hubungan rumit antara Naya Amira, komikus berbakat yang independen, dan Dante Evander, pemilik studio desain terkenal yang perfeksionis dan dingin. Mereka bertemu dalam situasi tegang terkait gugatan hak cipta yang memaksa mereka bekerja sama. Meski sangat berbeda, baik dalam pandangan hidup maupun pekerjaan, ketegangan di antara mereka perlahan berubah menjadi saling pengertian. Seiring waktu, mereka mulai menghargai keunikan satu sama lain dan menemukan kenyamanan di tengah konflik, hingga akhirnya cinta tak terduga tumbuh di antara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darl+ing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mabuk

Hujan mulai reda, meski udara malam tetap dingin dan lembap. Kabut tipis menyelimuti pegunungan, dan tetesan air masih sesekali jatuh dari atap bangunan tua tempat mereka berlindung. Dante memandangi langit yang perlahan terang, menunjukkan bahwa badai telah berlalu. Ia menghela napas dan berbalik menatap Naya, yang duduk di pojok, masih meringkuk dalam jaketnya.

“Kita bisa pergi sekarang,” kata Dante sambil menyentuh lengannya yang basah. “Ada warung makan tidak jauh dari sini. Kita bisa mencari tempat lebih hangat.”

Naya menoleh, matanya terlihat lelah tapi juga bersyukur karena bisa segera meninggalkan tempat itu. “Baiklah,” gumamnya, meski suaranya terdengar lemah.

Mereka berdua berjalan keluar, suara langkah kaki mereka nyaris tak terdengar di atas tanah yang basah. Dante menghidupkan motor dan menunggu Naya untuk naik. Tanpa banyak bicara, Naya kembali duduk di belakangnya, meski tubuhnya masih sedikit menggigil.

Malam yang sebelumnya penuh ketegangan kini terasa lebih sunyi, meskipun di antara mereka tetap ada perasaan tidak nyaman. Namun, Dante tak lagi mengatakan apa-apa, dan Naya pun tenggelam dalam pikirannya sendiri. Mereka hanya melaju menembus malam yang sepi, hingga akhirnya tiba di sebuah warung makan sederhana yang tampak hangat dan berasap dari dapurnya.

Lampu neon warung itu berkedip lemah, tapi aroma makanan dan minuman yang menguar dari dalamnya seolah memanggil siapa pun yang lewat. Begitu masuk, mereka langsung disambut oleh kehangatan, serta beberapa pengunjung yang tampak duduk di meja, menikmati makanan dan minuman mereka.

Naya berjalan langsung ke meja di sudut, tubuhnya terasa lemas setelah malam yang panjang dan emosional. Dante mengikutinya dari belakang, tapi tidak mengatakan apa-apa saat ia duduk di depannya. Pelayan menghampiri mereka, dan Naya segera memesan sesuatu yang membuat Dante menatapnya dengan heran.

“Vodka, satu botol,” kata Naya dengan suara yang tenang, hampir tanpa emosi.

Dante mengerutkan kening. "Minuman keras di saat seperti ini?" tanya Dante, jelas tidak percaya dengan keputusan Naya.

Naya hanya mengangkat bahu, mencoba tersenyum samar. "Aku butuh sesuatu untuk melupakan semua ini, Dante," jawabnya, suaranya terdengar getir. “Sekali-kali, nggak ada salahnya, kan?”

Dante menatapnya sejenak, melihat bekas luka emosional yang baru saja ia alami, dan memutuskan untuk tidak menambah perdebatan. Ia tahu, Naya sedang berusaha menghindari perasaannya, meski itu berarti melarikan diri ke dalam botol alkohol.

“Pesan apa pun yang kau mau,” akhirnya kata Dante, menyerah. “Tapi jangan salahkan aku kalau kau menyesal besok pagi.”

Naya tertawa kecil, meskipun tawa itu terdengar pahit. “Mungkin besok pagi aku akan menyesal. Tapi saat ini, aku cuma mau berhenti memikirkan semuanya, setidaknya untuk beberapa jam.”

Tak lama kemudian, pelayan datang membawa botol vodka dan segelas kecil. Naya segera menuangkan isi botol itu ke dalam gelas, lalu meminumnya dalam satu tegukan. Wajahnya sejenak meringis karena kerasnya alkohol, tapi ia segera mengisinya lagi, seolah tak ingin memberi kesempatan pada pikirannya untuk kembali sadar.

Dante hanya duduk diam, memperhatikan setiap gerakan Naya dengan pandangan aneh. Ia tidak pernah membayangkan wanita yang biasanya tegas dan berprinsip seperti Naya akan duduk di depannya, mabuk di warung pinggir jalan. Mungkin, di balik semua kekerasan hati dan ketegasan itu, ada sisi rapuh yang selama ini tidak pernah ia lihat.

Naya terus minum, dan setelah beberapa tegukan lagi, wajahnya mulai memerah. Mata yang biasanya cerah itu sekarang terlihat setengah kosong, dan senyum tipis mulai menghiasi bibirnya, meski ada sesuatu yang terasa tidak pada tempatnya.

“Kamu tahu, Dante…” kata Naya, suaranya mulai terdengar kabur dan mengalir tanpa filter. “Hidup ini… aneh, ya? Aku pikir aku tahu apa yang akan terjadi, apa yang aku inginkan… tapi nyatanya, semuanya berantakan.”

Dante tidak menjawab. Ia hanya menatap Naya dengan mata tajamnya, mencoba memahami setiap kata yang terucap dari bibirnya yang mabuk. Dia membiarkannya bicara, mungkin Naya butuh melepaskan semua yang dia pendam selama ini.

“Aku pikir aku sudah punya semuanya,” lanjut Naya, tangannya mengangkat gelas lagi, tapi kali ini lebih lambat. “Arfan… kami sudah bertahun-tahun bersama. Dan aku percaya padanya, Dante. Tapi sekarang? Aku merasa bodoh. Dia… dia mempermainkanku. Dengan wanita lain. Dan aku di sini… bersama pria yang bahkan nggak peduli dengan masalahku.”

Naya tertawa kecil setelah mengatakan itu, meskipun tawanya terdengar hampa. “Lucu, kan?”

Dante, yang biasanya tangguh dan dingin, merasa ada sesuatu yang aneh mengusik dalam dirinya saat melihat Naya seperti ini. Wanita yang selalu ia anggap kuat dan keras kepala, kini tampak rapuh di depannya, membuka dirinya dalam keadaan yang tidak stabil.

“Naya, kau mabuk,” kata Dante akhirnya, nadanya datar tapi tidak sekeras biasanya. “Kau tidak akan menyelesaikan apa-apa dengan ini.”

Naya menatapnya, tatapannya sedikit kabur. “Dan apa yang kau tahu tentang menyelesaikan sesuatu?” katanya dengan nada menyindir, meski jelas tak sepenuhnya sadar. “Kau cuma tahu bagaimana caranya bersikap dingin dan acuh. Kau nggak tahu gimana rasanya patah hati.”

Dante tersenyum tipis, meskipun senyum itu lebih pahit dari yang ia duga. “Kau mungkin akan terkejut kalau tahu seberapa banyak yang aku tahu soal itu.”

Naya terdiam, ekspresinya bingung sejenak, sebelum akhirnya tertawa lagi—tawa yang kosong dan lelah. Ia menenggak gelasnya sekali lagi, kali ini lebih pelan, dan mulai mengigau, berbicara sendiri tentang cinta, pengkhianatan, dan hidup yang tidak adil.

Dante tetap memperhatikannya dalam diam, sesekali menyandarkan diri ke kursinya. Dia tidak tahu apakah harus ikut merasa kasihan atau tetap acuh seperti biasanya. Namun, satu hal yang pasti, Naya dalam keadaan seperti ini adalah sesuatu yang tidak pernah ia harapkan. Dan entah mengapa, ia merasakan dorongan untuk membantunya, meski ia tidak tahu bagaimana caranya.

Saat malam semakin larut dan warung mulai sepi, Dante memutuskan sudah cukup. Ia mengulurkan tangan, mengambil gelas dari tangan Naya sebelum dia sempat meneguk lebih banyak lagi. “Sudah cukup, Naya. Kau sudah mabuk.”

Naya menatap tangannya yang kosong, wajahnya tampak kebingungan. Namun, alih-alih marah atau protes, ia hanya menunduk, matanya perlahan tertutup karena kelelahan dan mabuk yang semakin kuat menyerangnya.

Dante menghela napas panjang, lalu berdiri dan meraih bahu Naya yang sudah setengah terlelap. “Ayo, aku akan mengantarmu kembali sebelum kau benar-benar pingsan di sini.”

Dengan hati-hati, Dante menuntun Naya keluar dari warung itu, berusaha memastikan dia tidak jatuh atau tersandung. Meskipun sikapnya dingin dan sinis, malam ini, Dante merasa dirinya tak bisa benar-benar membiarkan Naya terpuruk lebih dalam.

1
LISA
Aq mampir Kak
ADZAL ZIAH
semangat kam menulisnya 🌹 dukung karya aku juga ya kak
Hinata
Ceritanya bagus thor, semngat ya 👍
Aini Nurcynkdzaclluew
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
Darl+ing: Makasih ya udah mampir ❤️‍🔥
total 1 replies
ellyna
bagus bgt semangat yaa
Darl+ing: makasih udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!