"Jangan melihat kebelakang untuk sesuatu yang telah Tuhan jauhkan".
*****
"Rencana yang telah aku susun, akhirnya berantakan... huuffff" terdengar helaan nafas pelan, dari gadis cantik yang saat ini mata indahnya masih setia menatap kelangit dan melihat bintang bintang bertebaran, keindahan malam saat ini semakin terlihat begitu indah jika dilihat dari balkon kamarnya. Wajah cantik, milik aazeena ta seceria biasanya, gadis itu kini terlihat begitu sedih dan putus asa. "Tuhan kali ini, biarkan segalanya tentangku engkau saja yang mengaturnya, aku lelah, aku telah salah" butiran bening jatuh dari mata indah aazeena mengalir begitu deras membasahi pipi chubby gadis cantik itu. "Maafkan aku" lirihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aan_Khodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4 Beruntung
Aazeen tersenyum melihat anak anak yang saat ini sedang duduk menikmati makanan mereka.
'ya aazeen setelah mengajar dia pasti mengajak anak anak makan bersamanya. Ini adalah waktu yang di tunggu oleh anak anak jalanan, bisa makan enak bersama aazeen, mereka begitu sangat bersyukur bisa di pertemukan oleh orang sebaik aazeen. Sedangkan aazeen merasa sangat bahagia bisa bersama dengan anak anak spesial ini, aazeen senang bisa berbagi dengan mereka. Meski Waktu mengajarnya tidak menentu, kadang aazeen mengajar di pagi hari dan selesai di siang hari, lalu mereka akan makan siang bersama. kadang juga siang hari aazeen baru bisa mengajar dan kemudian mereka akan makan sore bersama setelah belajar selesai. Aazeen mengajar sesuai dengan jadwalnya yang kosong, sebab saat ini dia sebagai mahasiswa, juga sebagai seorang pemilik butik, jadi waktunya terbagi bagi, tapi sebisa mungkin aazeen mengatur waktu dengan baik dan pasti menyempatkan untuk bertemu anak anak. Pernah satu waktu aazeen baru bisa datang saat sore hari, sebab saat itu kegiatan dan pekerjaan nya sangat banyak, namun aazeen tetap memaksakan untuk menemui anak anak dan berbagi ilmu dengan mereka, meski hanya sedikit karena waktu yang terbatas. dan setelah makan bersama aazeen baru bisa pulang ke mansion nya, tapi karena terlalu padat kegiatan dan aazeen kelelahan esok harinya gadis cantik itu akhirnya jatuh sakit, sejak saat itu, ayah dan bundanya serta kakaknya tidak lagi mengizinkan aazeen jika harus memaksakan diri jika memang dia tengah sibuk maka belajar di liburkan, anak anak pun mengerti mereka tidak masalah dengan hal itu, sebab jadwal libur dan belajar lebih banyak lah mereka belajar bersama aazeen. Mereka juga paham bahwa aazeen sangat sibuk, mereka saja sudah sangat bersyukur di tengah kesibukan aazeen gadis cantik itu masih menyempatkan diri bertemu mereka dan mengajari mereka, tentang agama dan juga pengetahuan lainnya, padahal mereka bukanlah siapa siapa, tapi aazeen mengajari mereka semua dengan setulus hati. Mereka khawatir dengan aazeen.
Keluarga aazeen sangat khawatir saat dirinya jatuh sakit, aazeen juga tidak bisa menolak permintaan keluarga nya, sebab saat dirinya sakit keluarga nya lah yang merawat nya, aazeen ta ingin menambah beban dalam keluarga nya lagi.'
"Zeee" panggil Miranda.
"Hemm" jawabnya pelan masih dengan posisinya tidak sedikit pun aazeen mengalihkan perhatian nya dari anak anak.
"Mereka beruntung bertemu kamu Zee" kata Miranda.
Mendengar itu aazeen menoleh dan melihat kearah Miranda, Mirandapun ikut menatap aazeen dan tersenyum seolah mengatakan bahwa apa yang dia katakan barusan adalah benar.
"Tidak raa, bukan mereka yang beruntung bertemu aku, tapi aku yang beruntung bisa bertemu dengan mereka semua." Kata aazeena.
Miranda mengerutkan alisnya tidak mengerti dengan perkataan aazeena "Kenapa begitu?" Tanya Miranda pada aazeen.
"Jelas saja, bertemu mereka, aku jadi mengerti bagaimana bersyukur, bukan karena apa yang aku miliki, mereka belum memiliki nya atau bahkan tidak memiliki nya, tapi aku bersyukur dengan apa yang sudah Allah titipkan kepadaku dan aku bisa berbagi dengan mereka, jika aku tidak bisa memenuhi semua yang mereka butuhkan, setidaknya kehadiran ku saat ini, itu berguna. Aku bersyukur Ra, dengan kesederhanaan yang mereka miliki, mereka semua bisa tertawa lepas dan bahagia, bahagia yang mereka ciptakan sendiri, tanpa meminta dan menunggu pemberian dari siapapun. Padahal mereka semua sama sama tahu bagaimana kerasnya dunia ini, mereka bersama sama menghadapi semua ini raa, padahal mereka lebih muda dari ku tapi mereka sudah begitu kuat, jika harus bertukar posisi aku belum tentu mampu seperti mereka raa, bisa tertawa lepas saat hujan membasahi tubuh mereka, bisa tetap semangat saat panasnya terik matahari hampir membakar kulit mereka, akuuu mungkin tidak bisa". Kata aazeena lembut.
" Jadi Disini bukan mereka yang beruntung Ra tapi aku, aku beruntung bisa bertemu dengan mereka, bukan aku yang berbagi kebahagiaan dengan mereka tapi merekalah yang membagi kebahagiaan mereka untukku. Aku bisa tersenyum dan tertawa karena ketulusan mereka padaku raa" kata aazeen lagi.
Degg!!!
Miranda diam dan menatap aazeen dalam, sedangkan aazeen masih tetap melihat anak anak yang sedang bermain bersama. Setelah mereka selesai belajar dan makan bersama.
Hal inilah yang selalu membuat Miranda kagum dengan sang sahabat, aazeen selalu tak terduga, cara berpikir wanita ini sangat di luar ekspektasi nya. Aazeen selalu memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, Miranda tertegun mendengar setiap perkataan aazeena yang memang benar adanya. Anak anak mereka sangat luar biasa, anak anak jalanan memiliki semangat yang lebih membara di banding anak anak lain yang mungkin hidupnya lebih 1 tingkat di bandingkan mereka.
"Kenapa kamu selalu berpikir tentang orang lain terhadap mu Zee, kamu yang memberikan ilmu untuk mereka, tapi kamu bisa selalu merasa bahwa merekalah yang memberimu sesuatu, kamulah yang belajar dari mereka" kata Miranda lirih, namun masih bisa di dengar oleh aazeen.
"Itu bukan perasaan ku raa, tapi memang faktanya seperti itu" kata aazeen menjawab perkataan Miranda. Aazeen memang memanggil Miranda dengan panggilan "raa" dan hanya aazeen yang memanggil seperti ituu.
"Semoga kamu selalu bahagia zee, aku ingin kamu selalu tersenyum, dan bisa selalu membawa orang sekitar mu untuk ikut tersenyum seperti dirimu" kata Miranda tulus.
"Aamiin, kita bahagia bersama yaa raa" kata aazeen.
Setelah membahas anak anak, saat ini miranda dan aazeen sedang duduk mengobrol di salah satu cafe dekat sekolah yang di didirikan aazeen untuk anak anak jalanan. 'ya mereka sudah pulang, karena cuaca sangat panas, dan mereka juga tidak ada jadwal lain, jadi Miranda mengajak aazeen untuk ke cafe terdekat, Miranda butuh minuman yang menyegarkan sebab tenggorokan nya terasa sangat kering. Jadi saat ini keduanya sedang duduk sambil mengobrol ditemani oleh jus jeruk yang mereka pesan tadi .
"Zee, aku dengar kak Cemal akan menikah dengan Clarissa" kata Miranda hati hati.
"Heeemm" jawab aazeen mengangguk.
"Gimana tanggapanmu tentang itu ?" Tanya Miranda lagi dengan hati hati.
"Gimana apanya?" Tanya aazeen tidak mengerti dengan pertanyaan sahabat nya kali ini.
"Kamu baik baik saja?" Tanya Miranda memperjelas.
"Huuufff" aazeen menghela nafas.
"Jadi aku harus gimana raa? Aku ga bisa berbuat apa apa, kak Cemal bukan takdirku, dan dia punya jalan takdirnya sendiri, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik, lagian memang seharusnya mereka menikah kan?" Kata aazeen.
Miranda memang mengerti semua yang terjadi menimpa aazeen, bukan aazeen yang memberi tahu, tapi Miranda sendiri yang mencari tahu, dan dia tidak sengaja melihat Clarisa bersama Cemal saat itu dan juga Clarissa sendiri yang mengatakan apa yang terjadi sebenarnya Kepada Miranda. Clarissa sangat membenci aazeen dan saat tau bahwa Miranda sahabat aazeen Clarissa memaki aazeen di depan Miranda dan tanpa sengaja Clarissa membuka semuanya.
menarik kayaknya nih