NovelToon NovelToon
Sistem Kekayaan Mutlak

Sistem Kekayaan Mutlak

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Kaya Raya
Popularitas:119.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: RyzzNovel

Lahir dalam keluarga yang miskin, Artian Morph harus menelan pahitnya hidup ketika orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri.

Pada saat dia berpikir bahwa dirinya sangat bahagia karena pacarnya berada di sisinya, semuanya hancur setelah dia mengerahkan sisa tabungan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.

Ketika kehidupannya terjerumus dalam neraka kesedihan, orang orang mulai mencemoohnya, diperlakukan dengan kasar tanpa ada satupun yang menolongnya.

"Ahaha, apakah kematian benar benar sangat merindukanku?"

Ketika dia menyerah pada hidupnya, berniat untuk melompat dan bunuh diri dari sebuah jembatan yang sepi.

Suara yang tak manusiawi layaknya suara dari kecerdasan buatan terdengar di udara yang kosong.

«Sistem Di Aktifkan»

Roda takdir kini kembali berputar, mereka yang diatas harus segera terjatuh dan yang dibawah akan mulai merangkak untuk mendapatkan posisi yang diatas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Pengunduran Diri

Di taman yang sepi itu, Artian menatap ke arah empat orang preman yang masing masing memiliki tubuh kekar dan besar. Dibandingkan dengan dirinya yang tidak unggul dalam segala hal membuat para preman itu menyeringai dan menatapnya dengan remeh.

“Heh..! Anak ini.. kau benar benar ingin kuberi pelajaran ya?!“

Preman itu menyatukan kedua tinjunya, kemudian memutar sedikit lehernya dan membuat bunyi kretek yang pelan.

Artian masih tenang, dia tidak tau dengan apa yang harus dilakukan. Namun dia yakin jika sistem akan mampu melakukan sesuatu dalam situasi tersebut.

“Makan ini bocah!“

Saat itu, salah satu preman menyerang dengan tinjunya yang melesat di udara. Artian tersentak sejenak.

“Uh..?! Apa ini..?!“

Artian tersentak, dia menatap ke depan dimana gerakan preman tersebut agak sedikit lambat dengan otak miliknya yang mampu menganalisa gerakan preman tersebut.

Artian tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia tahu jika dia harus segera bergerak agar tidak terkena oleh serangan tersebut.

Tidak mengedipkan matanya, Artian menatap dengan fokus.

“Pukulan yang canggung mengarah ke pipi kiri ku..“

Bentuk dari preman itu dan gerakan tubuhnya, Artian dengan mudah bisa menebak kearah mana serangan tersebut ditujukan.

“Putar kaki kiri menghadap ke kiri, kemudian putar juga sedikit badanku ke kiri dan serangan tersebut akan melesat.“

Pukulan tersebut, meski canggung, kekuatan yang dikerahkan dari fisik preman itu tidaklah main main. Angin berhembus di hadapan wajah Artian ketika tinju preman itu berada tepat di depan wajahnya.

Melihat pukulan yang meleset itu, Artian sendiri dia terpikat. Sepertinya, harapannya pada sistem bukanlah sesuatu yang salah.

Kepercayaan diri muncul di dalam tubuh Artian, memompa semangat hidupnya dan semangat untuk berkompetisi.

“Hoh..? Kau menghindarinya?“

Preman itu terlihat kagum sejenak saat Artian mengindari pukulan tersebut. Namun Artian tetap tenang dan mengabaikan preman itu, menangkap lengannya dan mencengkeramnya.

“Tunggu?! Apa yang mau kau lakukan?! Lepaskan! Woi bocah!“

Artian menarik lengannya hingga membuat tubuh preman itu sedikit terangkat. Senyuman tipis muncul di wajahnya.

“Apalagi? Tentu saja aku ingin membantingmu.“

Dengan membelakangi preman tersebut sambil mencengkram lengannya, Artian menundukkan tubuh bagian atasnya kemudian membanting preman itu.

“Uagh..?!“

Suara gedebuk yang mencengangkan terdengar di jalan yang terbuat dari material yang keras. Preman tersebut dibanting dan dibuat meringis kesakitan ketika dia menggeliat memegang punggungnya yang sakit.

Artian melirik ke belakangnya, ketiga preman lainnya terlihat tercengang dengan apa yang terjadi. Mau bagaimana lagi? Yang tadi itu adalah bos mereka.

Senyuman Artian melebar.

“Hey paman.. ayo kita bermain lebih lama oke?“

Pada akhirnya, ditaman yang sepi itu menjadi ramai karena suara teriakan rasa sakit yang luar biasa.

Burung burung yang bersembunyi di pohon bahkan berlarian dan terbang menuju ke langit langit biru yang bersih. Matahari yang belum lama ini terbit, memberikan cahaya yang samar namun hangat di belahan dunia tersebut.

“Phew… ini melegakan.“

Artian menyeka keringatnya, di hadapannya, empat preman yang sebelumnya menindasnya akhirnya terkapar dengan wajah babak belur dan dipenuhi dengan memar yang memuaskan.

Dengan rasa lega yang luar biasa, Artian kemudian beranjak dari tempatnya dan segera kembali ke apartemennya yang sempit.

Butuh waktu beberapa menit, namun Artian yang tidak memiliki halangan, dia hanya berjalan dengan santai sembari menikmati indahnya pemandangan kota.

'Kapan terakhir kali aku menikmati hal seperti ini?'

Entah bagaimana, pemandangan kota menjadi lebih cerah dan menyenangkan bagi Artian. Dulu, dia bahkan tidak pernah mengangkat kepalanya dan terus berjalan dengan murung.

Di perjalanan tersebut, dia tiba tiba melalui tempat bekerjanya sebelumnya. Dimana dia bekerja sebagai tukang bangunan biasa.

“Aku harus mengundurkan diri.“

Dengan yang miliknya sekarang, Artian tidak perlu lagi bekerja sebagai seorang tukang bangunan. Karena itu, dia tanpa ragu melangkahkan kakinya dan menuju ke wilayah kontruksi tersebut.

Beberapa pekerja yang bersamanya telah hadir dan sedang bekerja. Mereka semua menatap Artian dengan kesal.

“Woi! Kenapa kau terlambat?! Apa kau ingin menyia-nyiakan pekerjaan ini?! Menurutmu dimana lagi kau akan bisa mendapatkan uang?“

Yang berteriak itu adalah orang yang kemarin melemparkan pasir kewajahnya dengan sengaja. Artian menatap pria itu sejenak kemudian mendengus kesal dan mengabaikannya sembari berkata;

“Dimana bos?“

Simbol amarah terlihat di dahi pria itu ketika dia mengeraskan rahangnya.

“Apa?! Berani beraninya ka-”

Pria itu tidak sempat menyelesaikan ucapannya ketika Artian mencengkram kerah bajunya dengan senyuman diwajahnya.

Senyuman yang terlihat ramah namun sebenarnya sangat menakutkan jika di perhatikan.

“Kubilang, dimana bos?!“

Pria itu terdiam membeku, dia terlihat gemetar dan sulit untuk berbicara. Namun melihat Artian yang telah memaksanya, dia menunjukkan ke suatu tempat.

“Di-di saja..“

Suaranya tergagap penuh dengan ketakutan, ketika Artian melepaskan cengkraman itu dan pergi, barulah pria itu bisa bernafas dengan lega kemudian.

Dia menatap Artian dengan aneh.

“Apa-apaan dia?“

Sungguh mengejutkan baginya untuk melihat Artian yang tiba tiba saja berubah seperti orang lain dalam waktu semalam itu.

Sementara itu, Artian dengan langkah yang tenang dia berjalan ke suatu tempat dimana terlihat seorang pria gemuk yang sedang bersantai dengan botol alkohol di mejanya.

Wajahnya terlihat begitu lesu ketika dia terus menerus mengisi gelasnya dan menenggak alkohol tersebut kemudian cegukan.

“Euh.. jadi, apa urusanmu?“

Suara pria itu mencapai telinga Artian yang saat ini berdiri di hadapan pria itu. Dia adalah bos Artian dan orang yang memperkerjakan Artian dengan ketidakadilan.

Gaji perhari dalam pekerjaan tersebut adalah seratus empat puluh ribu, namun yang Artian terima hanyalah enam puluh ribu perhari.

Dulu Artian sudah sangat bersyukur karena memiliki pekerjaan, namun sekarang Artian benar benar merasakannya tentang betapa tidak adilnya perlakuan tersebut.

Yah, dulu dia memang kesusahan mencari pekerjaan hingga dengan terpaksa dia menerima syarat tersebut.

Tanpa sadar, Artian tersenyum.

“Halo bos, saya ingin mengundurkan diri dari pekerjaan ini.“

Pria gemuk itu mengerutkan keningnya, dia memijat pelipisnya sejenak kemudian mengucek matanya yang bingung.

“Apa katamu?!“

Artian memutar bola matanya.

“Kubilang aku ingin mengundurkan diri.“

Suara gelas pecah kemudian terdengar diiringi dengan wajah pria gemuk itu yang dipenuhi dengan amarah.

“Kau! Apa kau pikir aku memperkerjakanmu untuk berhenti ditengah jalan seperti ini?!!“

Pria gemuk itu menatap Artian dengan penuh amarah, namun Artian tidak bergeming sedikitpun dihadapan penindasan itu.

'Tidak bisa, dia tidak bisa keluar. Dimana lagi aku bisa memiliki bawahan yang dibayar murah?!'

Entah bagaimana, dari raut wajahnya itu. Artian bisa dengan jelas memahami apa yang dipikirkan pria gemuk itu.

Tentunya dia hanya menebak saja.

“Saya akan membayar penaltinya karena tiba tiba keluar ditengah pekerjaan.“

***

1
Spookyakbar75 Hairol
bnyak olahan lagi jgn cerita budak tk baca.
Jumadi 0707
berantem aja di dalam toko gk etis gaya anak remaja seneng ditonton orang terlalu arogan
Dewa Kematian
/Plusone/
Taufik Ar
semangat thor
arfan
semangat up yerus bos
arfan
semangat up terus bos
BCDs
Kelewatan ini mah… sunghuh terlalu…
BCDs
Waah si pacar kepinteran… mc nya bho dooooh 😂
BCDs: Duuhh ciiaan amat.. 😂
Phospophyllite: iya😅 yg ini MC nya murni ga punya bakat Ama kecerdasan, bener bener MC yg ga kebagian apa apa di gen ortunya
total 2 replies
Dede Mutakin
Luar biasa
Dede Mutakin
ini karakter MC yg saya suka
Jeme Sham
Luar biasa
rama
lanjut
Anonymous
Luar biasa
M Rizky
semangat terus berkarya/Drool//Drool//Drool/
M Rizky
semangat thoor/Drool//Drool//Drool/
coco
mo hiatus kah kaya novel novel sebelah???
Phospophyllite: enggak, ini otak saya lagi kosong, kalau nulis narasi sekarang bakal aneh, jdi istirahat bntr sambil lanjutin yang baru
total 1 replies
Mas Jono
12 km 10 menit,,,tubuh masih lemah,,,🤔🤔🤔🤔🤔
Deni Saputra
cukup penasaran..lanjut
Deni Saputra
senang y byk uank
Deni Saputra
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!