Follow sosmed author
IG:Mia novita23
Tiktok:Miss Mia Novita
Hidup kamu selama ini sudah enak, jadi mama mau kamu merelakan suamimu untuk kakakmu, dan kamu ambil suami kakakmu yang tidak berguna itu!" ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama tirinya pada Natalie, anak keduanya di keluarga Jonathan.
"Maksud mama aku disuruh bertukar suami dengan kakak?"
Bagai disambar petir disiang hari, Nathalia yang baru saja pulang kerja harus mendengar permintaan sang mama yang terdengar aneh. Namun disini Nathali tidak bisa menolak permintaan konyol ibu sambungnya, hingga mau tidak mau Nathali harus merelakan suami yang menikahinya satu tahun yang lalu untuk sang kakak dan menikah dengan suami kakaknya yang dingin dan juga cuek. Abian namanya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan Nathali dan Abian? ikuti yukkk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tinggal di kontrakan
Jonathan menepuk pundak Abian seakan berharap jika pria itu bisa menggantikan nya menjaga Nathali lebih baik. ketika menatap kedua mata Nathali membuat Jonathan melihat adanya luka disana.
"Assalamualaikum, pa. kami pamit" kata Abian lalu melangkah keluar dari rumah itu.
Jonathan menatap langkah Nathali sambil membuang nafasnya kasar. perlahan ingatannya berputar pada 18 tahun yang lalu. kejadian dimana bunda Nathali masih ada disampingnya. "Maafkan papa, bunda. maafkan papa yang mungkin kurang menjadi ayah yang baik untuk anak kita" batin Jonathan sambil mengusap kedua matanya.
Jonathan adalah sosok yang cuek namun penuh kasih sayang. namun sekalinya dia kecewa, sulit untuk Jonathan memberikan kata maaf kepada siapapun, termasuk pada Nathali yang statusnya adalah anak kandungnya sendiri.
kejadian beberapa tahun yang lalu tepatnya saat Nathali masih duduk di bangku SMA sudah membuat Jonathan menaruh rasa kecewa yang begitu dalam pada Nathali. dan sejak kejadian hari itu Jonathan tidak memiliki hubungan baik dengan Nathali. rasa kecewanya sudah berhasil menutup hatinya yang mengeras. beberapa kali Nathali mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya, Namun Jonathan tidak pernah menghiraukan setiap penjelasan yang Nathali berikan untuknya.
Dan sejak saat itu juga, hidup Nathali seperti tidak dianggap dirumahnya sendiri. pahit, namun Nathali berusaha bertahan dalam luka yang begitu sakit. sosok cinta pertamanya tidak pernah menegur setelah kejadian yang sudah disebabkan oleh Jesika dan mama Indri. bahkan Jonathan bersikap seakan tak perduli dan melupakan janji yang telah dia ucapkan pada saat terakhir hidup Ema..
Nathali dan Abian membawa koper yang berisi barang-barang mereka. hal itu tentunya tak lepas dari pandangan Riko yang diam-diam memperhatikan keduanya dari dapur.
"Aku selalu berharap semoga kamu selalu bahagia, Nat" kata Riko pelan
entah kemana Abian akan membawa Nathali, tapi yang pasti setidaknya dia tidak melihat Nathali tinggal bersama dengan Jesika dan juga mama Indri.
"Kita tinggal di kontrakan kamu gak papa, kan? maaf karna saya hanya memiliki sedikit uang untuk menyewa kontrakan kecil itupun harus masuk gang" terang Abian pada Nathali ketika mereka sedang dalam perjalanan.
"Tidak masalah. mau tinggal dimanapun aku nggak apa-apa" balas Nathali pelan.
Dengan motor beat hitamnya, Abian membawa Nathali ke kontrakan yang sudah dia sewa tadi pagi. tempatnya memang cukup jauh dari kediaman Jonathan, karna Abian memang tidak ingin ada urusan apapun lagi dengan Jesika dan juga mamanya yang benalu dan toxic.
Perjalanan itu hanya dilalui dengan keheningan saja, tidak ada pembicaraan diantara keduanya. bahkan Nathali yang biasanya selalu bisa menghidupkan suasana kini mendadak berubah menjadi pendiam semenjak pernikahannya dengan Riko berakhir.
"Sepertinya Nathali sangat mencintai Riko, bahkan semenjak perpisahan mereka, aku melihat Nathali menjadi orang yang berbeda" batin Abian sambil melirik Nathali dari kaca spion.
apa yang dikatakan pria itu memang benar adanya, Setelah kata talak yang diucapkan Riko malam itu, Nathali seperti menjadi orang lain. tidak banyak bicara dan tidak seperti Nathali sebelumnya yang penuh dengan semangat.
"Apa dia begitu mencintai Riko sedalam itu?" ucap Abian lagi dalam hatinya.
"Bagaimanapun nantinya, saya harus bisa mengambil hati kamu, Na. tidak masalah bagaimana perasaanmu saat ini, yang pasti mulai hari ini kamu adalah milik saya." kata Abian lagi.
Abian menghentikan motornya ketika sudah sampai di depan kontrakan yang dia sewa. kontrakannya berukuran sedang, hanya ada satu kamar disana.
"kamu masuk duluan, ini kuncinya. biar saya yang membawa semua barang-barangnya" Abian memberikan kunci kontrakan itu pada Nathali lalu menurunkan dua koper yang tak lain miliknya dan juga milik Nathali.
"Tidak masalah kan kita tinggal disini? maaf ya uang saya hanya cukup untuk membayar uang sewa rumah ini" ujar Abian yang terdengar lembut menerpa pendengaran Nathali.
"Tidak masalah, mas. ini sudah lebih dari cukup" Nathali tersenyum kearah pria tersebut sambil kembali membereskan barang-barang yang dia turunkan dari koper.
Rumah itu kecil namun terlihat sangat bersih dan rapi. sekalipun hanya berukuran 4x4 meter, namun rumah itu terlihat sangat nyaman.
"Karna kamarnya hanya satu, tidak masalah kan kalau kita tidur satu kamar?" tanya Abian pada Nathali.
Wanita itu menoleh"Bukan kah memang sudah seharusnya kita tidur satu kamar, mas. kita adalah suami istri sekalipun saat ini aku belum mencintaimu. maaf ya, mas. mungkin butuh waktu buat aku melupakan mas Riko dan benar-benar menerima kamu sebagai suamiku"
"Nggak masalah, saya paham kalau kamu sangat mencintai Riko. belum mencintai bukan berarti tidak akan mencintai bukan. hanya saja semua butuh waktu untuk membuat cerita kita yang baru." Abian mendekat lalu mengambil tangan Nathali.
"Na, maafkan saya yang hanya bisa memberikan kamu cincin murah seperti itu. tapi saya janji akan berusaha membahagiakan kamu dan menjadi suami yang baik buat kamu"
Nathali tak menjawab, wanita itu hanya tersenyum sebentar pada Abian. senyuman yang dulu sudah berhasil membuat Abian jatuh hati pada Nathali.
"Setelah ini tolong antarkan aku ke minimarket ya, mas. aku mau belanja kebutuhan dapur"
"Baiklah."
Jam 10:00, Nathali dan Abian menuju salah satu mall ternama di kota itu. sebenarnya awalnya Nathali hanya minta pada Abian untuk diantar kepasar, namun entah kenapa pria itu justru membawanya ketempat seperti itu.
"Mas, kok kesini? tempat ini mahal-mahal, mas" kata Nathali yang masih berdiri mematung di dekat sepedanya.
"Tidak apa-apa. saya sudah janji sama papa untuk memberikan yang terbaik buat kamu, jadi saya harus pastikan kamu mendapat yang terbaik" Abian menarik tangan Nathali untuk masuk kedalam mall itu.
"Belanja apapun yang kamu butuhkan, nanti saya yang bayar"
"Memangnya mas punya uang? kan tadi katanya uang mas Bian sudah habis buat bayar kontrakan"
"Gak ada sih, tapi saya ada credit card, jadi bisa bayar nanti setelah saya ada uang. yang penting kamu mendapat yang terbaik" kata Abian seraya tersenyum hangat pada Nathali.
Nathali tersenyum mendengar perkataan laki-laki yang menikahinya kemarin"Mas, tidak perlu seperti itu, lebih baik aku belanja di pasar yang penting kita gak punya hutang. ayo kita kepasar saja" Nathali menarik tangan Abian dan membawanya keluar dari mall tersebut.
Mendengar jawaban Nathali membuat Abian tersenyum. sifat Nathali dengan Jesika memang jauh berbeda. Nathali lebih sederhana dan apa adanya. tidak seperti Jesika yang selalu menuntut kemewahan.
"Lebih baik aku belanja dipasar, mas. uang 200 ribu sudah bisa dapat ayam, telur, ikan sama sayur. kalo disana mungkin uang segitu hanya dapat ikan sekilo" kata Nathali sembari mengeluarkan barang-barang belanjaannya.