Terpaksa Bertukar Suami
Sore hari, Nathali baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan bersiap untuk pulang. beberapa kali wanita itu menatap layar ponselnya yang masih tidak menampakkan satupun notifikasi, padahal beberapa saat yang lalu wanita itu sudah mengirimkan pesan pada sang suami. Namun, sudah beberapa Minggu ini Nathali merasa ada yang berbeda dengan suaminya, sudah tidak semanis diawal pernikahannya dulu. padahal hubungan pernikahannya dengan Riko masih bisa dibilang seumur jagung. baru berjalan sekitar satu tahun.
"Mas Riko kenapa gak bales pesan yang aku kirim, ya. padahal kan dia sedang online" ujar Nathali sambil terus menatap pesannya yang masih menunjukkan abu-abu. masuk namun tidak dibaca oleh Riko.
"Nat, mau bareng? gue juga mau pulang" ujar salah satu temannya pada Nathali.
"Oh duluan aja" balas Nathali sambil tersenyum. Wanita itu masih berharap Riko membaca pesannya dan mau menjemputnya ketempat kerja seperti yang sudah Riko janjikan pagi tadi.
Namun mirisnya sudah lebih tiga puluh menit berlalu pesan yang Nathali kirim untuk Riko belum juga dibaca. membuat Nathali sedikit mengambil nafas kecewa dan beranjak pulang.
Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, wanita itu berjalan ke arah halte dan berharap bisa segera mendapatkan kendaraan umum. karna biasanya jam segitu sudah jarang ada angkot lewat hingga Isyak.
Beberapa kali Nathali mencoba memesan ojek online, namun sama sekali tidak ada yang menerima orderannya. begitu juga dengan angkutan umum yang tak kunjung ada yang lewat. melihat hari sudah semakin gelap, akhirnya Nathali memutuskan untuk pulang jalan kaki sembari menunggu angkutan umum.
Sesekali Nathali menatap layar ponselnya dan melihat pesannya yang masih abu-abu. wanita itu menatap kecewa pada pesan yang sudah dia kirimkan pada suaminya dua jam yang lalu.
"Mas, kenapa kamu belum juga membaca pesanku? apa kamu sibuk, atau kamu memang lupa jika sudah berjanji untuk menjemputmu pulang hari ini?" kata Nathali sambil menatap layar ponselnya
jarak dari tempat kerja Nathali kerumahnya cukup jauh, sehingga akan sangat melelahkan jika dia harus terus berjalan kaki.
Tit...tit....
Suara klakson motor membuat wanita itu menghentikan langkahnya, Nathali menoleh kebelakang"Ayo bareng saya" ucapnya dengan suara dingin datarnya. bahkan wajahnya tidak menampakkan ekspresi apapun. membuat Nathali sedikit bergidik ngeri bahkan berpikir bagaimana bisa sang kakak mau menikah denga pria yang cuek jarang bicara, dingin dan berwajah datar seperti kakak iparnya, Abian.
"Kalau gak mau saya tinggal" ucap Abian lagi karna Nathali hanya diam mematung tak menjawab perkataannya.
"Mau, mas." balas Nathali dan segera naik ke atas motor beat Abian yang berwarna hitam.
Setelah memastikan Nathali naik, Abian pun segera melajukan motornya cepat.
"Mas dari mana? tumben keluar rumah?" tanya Nathali saat sudah ditengah perjalanan. karna memang semenjak menikah dengan Jesika, Nathali tidak pernah melihat Abian keluar walaupun hanya untuk bekerja, pria itu hanya sibuk dengan ponselnya seharian penuh. entah apa yang Abian lakukan hanya dia sendiri yang tau.
"Ada urusan" jawabnya singkat padat dan jelas
"Astaga, kenapa kak Jesi mau menikah dengan pria sepertinya, sudah gak ngalahin kanebo kering saja. jadi berasa bonceng sama patung kalau begini. mending bonceng sama tukang ojek deh" gerutu Nathali dalam hatinya.
30 menit berlalu, kini motor Abian sudah tiba di kediaman Jonathan. perjalanan yang cukup jauh hanya dilalui dengan keheningan tanpa obrolan apapun diantara adik dan ipar itu.
"Terimakasih, mas. ini helmnya" Nathali memberikan helmnya pada Abian yang masih mengunci motornya"Hmm" jawabnya tanpa menoleh ke arah Nathali. Namun Nathali cuek dengan sikap kakak iparnya yang begitu menyebalkan. wanita itu masuk ke dalam rumah dan berniat untuk segera mandi lalu sholat. hanya saja langkahnya terhenti ketika suara sang mama menerpa indra pendengarannya.
"Nathali" panggil mama Indri
"Iya, ma. kenapa?" Nathali berjalan mendekati kedua orang tuanya yang ada di ruangan keluarga. Namun disana tidak hanya ada papa dan juga mama Nathali, tapi juga ada suami dan juga kakaknya, Jesika.
"Mas Riko sudah dirumah? tapi kenapa dia tidak merespon pesanku" batin Nathali lalu mencium punggung tangan Riko.
"Mas, kamu sudah pulang?"
"Iya" balas Riko singkat.
Indri menatap pada Nathali dan juga Jesika secara bergantian, membuat Nathali merasa ada yang aneh dari tatapan itu. mendadak perasaannya tidak enak, hingga akhirnya Nathali harus mendengar permintaan konyol yang membuat dadanya sesak saat itu juga.
"Hidup kamu selama ini sudah enak, jadi mama mau kamu merelakan suamimu untuk kakakmu, dan kamu ambil suami kakakmu yang tidak berguna itu!" ucap mama Indri pada Nathali
"Maksud mama aku disuruh bertukar suami dengan kakak?" balas Nathali lirih
Bagai disambar petir disiang hari, Nathalia yang baru saja pulang kerja harus mendengar permintaan sang mama yang terdengar aneh.
"Sepertinya kamu tidak terlalu bodoh sampai tidak mengerti ucapan mama tadi. Jadi Jesika sedang sakit, dan dia membutuhkan biaya yang banyak. sedangkan suaminya hanya pengangguran tidak berguna. oleh karena itu mama sudah putuskan agar kalian bertukar suami. secara Riko kan seorang manager, gajinya sudah pasti besar. tentunya itu bisa cukup untuk biaya pengobatan Jesika nantinya"
"Mama harap kamu mau mengerti dan mengalah pada kakakmu. ini demi kebaikan kita bersama!" kata mama Indri tanpa memikirkan bagaimana perasaan Nathali saat ini.
Dadanya terasa begitu sesak. Nathali melirik pada Jesika, Riko dan juga Abian yang hanya berdiri dan bersikap cuek dengan situasi ini. bahkan pria itu seakan tak perduli dengan apa yang baru saja dikatakan oleh mama mertuanya.
"Tapi, Ma. aku sangat mencintai mas Riko, dan" Nathali menghentikan ucapannya lalu melirik sekilas pada Abian. sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana nanti jika dirinya menjadi istri dari pria kanebo sepertinya.
"Mama tidak mau menerima penolakan. ini sudah kesepakatan kita bersama. lagian Riko juga tidak keberatan jika harus bertukar istri dengan pria tidak berguna itu" Mama Indri menoleh pada Abian.
"Apa mama lupa jika sudah mendapatkan seluruh harta kekayaan saya ketika saya menikahi Jesika? lima milyar itu sudah cukup untuk biaya hidup saya selama tinggal dirumah ini" jawab Abian pada akhirnya.
Ya, pada saat Abian menikahi Jesika, Jesika sudah meminta semua harta peninggalan kedua orangtua Abian untuk dijadikan sebagai mas kawin pernikahan mereka. Abian pun menyetujui dengan catatan Abian sudah tidak perlu repot-repot bekerja. dan hal itu tentu saja disetujui oleh Jesika dan juga mamanya.
"Saya harap mama tidak pernah lupa dengan perjanjian kita dulu"
"Terserah. tapi mama mau kalian berdua bercerai malam ini juga."
~Sampai disini dulu ya, semoga kalian suka dengan alurnya nanti. terimakasih yang selalu setiap baca novel-novel aku . salam hangat sehangat mentari pagi❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ayu Mauliddia
ini loh orang tua model apa...? kok ada ya...atau ini hanya ulah author...he he lanjut Thor .
jadi penasaran aq...
2024-10-26
1
Rosmanto Marvell
emang ada pernikahan kayak gitu???
2024-10-24
1
Ning Suswati
nyimak, sepertinya ortu gila abis, gk punya agama kali y
2024-11-12
0