Mengkisahkan seorang pria dewasa yang menyukai seorang gadis muda yang masih berumur 20 tahun. Jatuh cinta pada pandangan pertama saat sang pria tidak sengaja melihat aksi peduli sang perempuan yang menolong seorang nenek dari tabrak lari di sebuah jalan yang cukup ramai.
PENASARAN KELANJUTANYA ... YUK LANJUT BACA KISAHNYA !!!!!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BadBaby_grils, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4: PARK Corp
Dengan pakaiannya yang lusuh dan pikirannya benar-benar kacau. Tak heran jika seisi pengunjung taman menatap ke arahnya saat bepapasan. Belum lagi, air matanya yang masih menetes saat masih terngiang-ngiang kata dari bosnya tadii .
Eun Hye berharap ini hanya sebuah mimpi buruk yang sedang dia alami bukan sebuah kenyataan pahit. Namun itu hanya angan-angan karena pada kenyataanya ini adalah kenyataan hidup yang harus Eun Hye lewati. Meskupun, dia sekarang masih mempunyai satu pekerjaan namun itu tak akan cukup untuk membiaya hidupnya sehari-hari, dia harus sesegara mungkin untuk mencari sebuah kerjaan baru .
Eun Hye hanya bisa menangis karena merasa bodoh dan tak bisa apa-apa. Pada akhirnya dia hanya berjalan menjauh tanpa memedulikan pandangan orang-orang yang menatapnya. Juga tak peduli saat tiba-tiba tubuhnya sedikit terdorong karena seseorang yang membentur pundaknya berpaspasan.
Dia benar-benar tidak peduli, meskipun seseorang yang di tabraknya nyatanya masih menatap Eun Hye begitu intens dari belakang. Dia menatap sebelum akhirnya menyeringai. Diam-dian laki-laki itu mengambil kameranya yang tergantung di lehernya lalu memotret Eun hye dai jauh.
**************
Ke Esokkan harinya Eun hye menyambangi beberapa toko untuk bertanya tentang lowongan pekerjaan. Meskipun tak ada, Eun Hye tak menyerah. Dia benar-benar langsung mencari pekerjaan lainnya. Tak peduli seberapa berantakan saat ini, Eun Hye harus segera mendapatkan pekerjaan. Apapun, dia akan melakukannya.
"Permisi, apa ada lowongan pekerjaan di sini?"
Hari sudah terlalu sore saat dia mengetuk pintu toko yang ketujuh, dan Eun Hye masih tak menyerah. Pemilik toko yang melihat Eun Hye pun mengerutkan kening. Seingatnya, dia tak membutuhkan pekerja baru.
"Eum... Aku rasa aku tak menempel apa pun di pintu tokoku." ujar snag pemilik toko.
"Aku tahu , tapi mungkin saja anda membutuhkan seseorang untuk menjadi pegawai ? Aku ingin melamar_"
"Maaf, aku tak membutuhkan pegawai, pegawaiku sudah banyak."
Eun hye mencoba bertanya kembali, tapi sayang, dia harus kembali di tolak saat pemilik toko tiba-tiba menutup pintu tokonya .
"Tuan!"
"Pergi dari sini!"
^^^Untuk sekian kalinya, dia harus menelan kekecewaan.^^^
Eun Hye pun kembali berjalan sambil menunduk meratapi nasibnya. Ini sudah sore, dan ini sore yang begitu menyedihkan. Tak ada yang bisa membantunya, dan lagi-lagi dia kembali menyalahkan ayahnya atas segala hal.
" Aku harus mencari pekerjaan di mana lagi?"
***********
Senyumnya mengembang saat memperhatikan sesuatu yang baru saja dia dapatkan. Dengan sebatang rokok di tanganya, dia menyadarkan tubuhnya di kursi sambil melihat wajah perempuan di foto itu.
"Eun Hye, kau baru saja di pecat?" Dia tersenyum begitu puas.
"Jangan menangis, Eun Hye. Aku sudah bilang aku tak suka melihatnya." Dia menyesap benda kecil itu sebelum menghembuskan asapnya.
"Kau tak usah khawatir. Jika kau kehilangan pekerjaan, aku bisa memberikannya. Aku akan memberikan apa pun yang kau mau selama kau mengizinkan ku untuk terus melihatmu." lagi-lagi dia tersenyum.
"Kau mau pekerjaan apa? Sekretaris? Ah sekretaris pribadiku? Agar kau bisa terus berada di dekatku?" sekali lagi dia terlihat begitu senang. Bahkan sedikit tertawa.
"Apa sekarang saatnya? Selama beberapa tahun mengikutimu, akhirnya aku punya kesempatan untuk lebih dekat denganmu. Aku bahkan tak perlu bersusah payah agar kau kembali kepadaku. Tuhan pun mengerti jika kau hanya milikku."
Setelah itu dia menatap langit-langit kamar sambil lagi-lagi menyesap rokok di tangannya.
"Eun Hye, jangan salahkan aku jika sesuatu terjaadi padamu. Bukan aku yang membawamu, tapi kau yang datang sendiri kepada ku." Entah apa yang dia bicarakan, tapi suaranya kembali terdengar.
"Lihat saja, kau akan merasakan hal baru setelah bertemu denganku. Dan semoga...... Kau masih ingat aku."
SEMOGA KAU MASIH INGAT AKU
Ucapan itu yang terakhir keluar dari mulutnya. Tapi entah kenapa, sedetik kemudian, raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi menyeramkan.
"Semoga kau juga maih ingat semua hal yang sudah kau lakukan padaku dulu."
******************
Pada pagi hari, saat matahari baru menampakan keberadaanya, Eun Hye di kejutkan dengan selembaran yang berada di bawah pintu flat saat Eun Hye akan keluar untuk membeli bebeerapa barang kebutuhannya .
Eun Hye makin tak mengerti karena ada yang tiba-tiba yang mengirikan surat ke sini. Siapa yang tahu tempat tinggalnya? Saking tak mengertinya, dia lebih memilih untuk buru-buru membuka surat itu. Dan dia membukanya, dia makin mengerutkan kening .
LOWONGAN PEKERJAAN:
PARK CORP.
Property company
Mencari Sekretaris Pribadi
********************
FLASSBACK :
" BAWA DIA KELUAR KELAS"
"Jangan takut, ini hari ulang tahunmu, kan? Kami hanya ingin memberimu kejutan."
"bagaimana kalau memberinya kue?"
"Ide yan bagus, kebetulan sekali aku membawa telurnya."
"Jadi, kita lemparkan saja?"
"Rasakan ini, kutu buku!"
"Kau masih bertanya? kau tak punya kaca, ya? Apa kau tak mau melihat dirimu sendiri? Kau tak mau bertanya, apa kau sudah pantas mengajakku ke prom night atau belum?"
"Aku tak mengatakan kalau kau jelek. Tapi ya.... Kau berkaca saja sendiri sebelum mengajak gadis sepertiku."
"maaf ya, tapi aku tak bisa pergi bersamamu. Semoga kau dapat teman yang setipe denganmu untuk datang ke prom."
FLASSSBACK OFF:
Untuk yang sekian kalinya, suara-suara itu berhasil membuat Jimmy terbangun dari singkatnya. Matanya kini terbuka, menandakan jika dia sudah sadar dan masih berada di meja kerjanya. Nafasnya bahkan sampai terengah setelah itu.
Jangan kira dia bisa melupakan suara-suara itu. Selama ini, suara itu yang selalu membangunkannya di tengah malam. Suara itu juga yang selalu membuatnya bangkit dari tempat duduk dan berdiri menatap kaca besar di ruangannya, menatap pantulan dirinya dari sana.
Dia memang sengaja meletakkan kaca di hampir seluruh dinding agar bisa menatap pantulan dirinya dan bertanya apa penampilannya sudah "pantas" atau belum. Entah apa yang dia pikirkan, tapi yang jelas dia selalu melakukannya.
Jimmy kini menunduk sebelum kembali menatap nanar pantulan dirinya. " Apa aku masih terlihat buruk?" Entah pada siapa dia bebicara, tapi dia terlihat putus asa.
Dia mengepalkan tangan dengan kuat sebelum nahan emosinya agar tak memukul kaca di depannya. Untung dia juga berhasil mengurungkan niatnya karena seseorang yanng lebih dulu mengetuk pintu diruangnnya.
Ketika dia menoleh, sosok perempuan pun masuk. Itu Mona, Sekretarisnya. Mona tak langsung berbicara, tapi perempuan itu terlihat gugup karena sang Bos yang terus memandanginya.
"Tuan-"
"Mona." Jimmy terdiam beberapa detik sebelum mengeluarkan suaranya." Boleh aku bertanya?"
"YA, tentu saja."
"Apa aku terlihat tampan?"
Mona terlihat mendadak bingung. Dia sudah terlalu bosan mendengar hal itu. Sudah berjuta-juta kali bosnya itu bertanya tentang hal yang sama hampir tiap hari. Jimmy tak butuh validasi dari siapa pun jika dia memang sangat tampan.
"Eum..... Tentu saja." Ujar mona berkata jujur. Hanya orang buta yang mengatakan kalau sang bos itu jelek.
"Kau tak bebohong, kan?" lagi, dia bertanya dan membuat Mona menggeleng. Lalu, Mona melihat bosnya yang tersenyum lalu sedikit tertawa. " Jadi, tak akan ada yang akan meremehkan aku lagi kan?"
Jujur Mona tak mengerti. Di bagian mana seoarang Park Jimmy akan di remehkan. Dan mona hanya bisa menatap bingung. Keadaan pun makin canggung saat senyuman itu kini berubah menjadi tatapan menakutkan.
"Kenapa kau datang ke sini?"
Mona kembali gugup. " EUm...... Saya hanya ingin memberi tahu, bahwa surat yang anda kirimkan atas nama Kang Eun Hye ke alamat rumahnya sudah sampai."
Mendengar satu nama itu, Jimmy kembali mengubah raut wajahnya.
"Dia sudah menerimanya?"
"YA, dia sudah menerima suratnya."
Jimmy mengangguk dengan wajah senangnya. " Akhirnya, dia akan datang. Akhirnya, kami akan bertemu, dan sebentar lagi dia kan menjadi milikku selamnya."
********
Eun Hye masih memandangi surat yang di pegang tanganya itu dengan raut wajah yang bingung. Tak ada hujan tak ada badai malah mendaptkan surat lowongan pekerjaan. Bahkan lowongan yang dia terima untuk menjadi sekretaris pribadi. Apa itu tak cukup untuk membuatnya bingung? Dan lagi lihatlah, kualifikasinya terlihat tak masuk akal. Lebih seperti pencarian menjadi model dari pada sorang sekretaris pribadi.
...PARK Corp....
Property Company
Mencari Sekretaris Pribadi
Persyaratan : - Perempuan.
- Usia 24-25 tahun.
- Berambut panjang.
- Berkulit putih dan bersih.
- Bermata coklat.
- Bertubuh ramping.
Eun Hye memperhatikan lembaran di tanganya dengan lamat-lamat. Tapi logikanya, pasti banyak yang ingin melamar ke perusahaan ini, kan? Kenapa harus di kirim ke rumah- rumah?" Apa aku harus mencobanya?" Akan tetapi, Eun Hye merasa ada yang janggal tapi entah apa itu.
Dia beranjak keluar dari flat dan bertanya ke pada tetangga flatnya. Dami, penghuni flat yang sama yang bersebelahan dengan Eun Hye, kebetulan baru saja akan keluar. Dami baru saja lulus dari universitas, mungkin dia juga menerima surat serupa.
"Dami?"
Mendengar namanya di sebut, dami pun menoleh. " Oh, Eun hye eonni? Kenapa?"
Eun Hye pun menunjukan surat yang ada di tangannya kepada Dami. " Apa kau menerima surat seperti ini?"
"Surat apa?"
"Lowongan pekerjaan."
sambil mengerutkan keningnya Dami menggeleng."Aku tak menerima surat apa pun."
Mengetahui hal itu, Eun Hye kebingungan. Dia berbicara dalam hatinya. "Ini aneh, kenapa hanya dirinya yang menerima surat ini?" lalu Eun Hye masuk kembali ke dalam flat dan meninggalkan Dami .
Dengan penuh dengan pertimbangan dan di desak dengan kebutuhan keuangan yang harus sesegera mungkin Eun Hye harus mendapatkan pekerjaan. Dengan memberanikan diri Eun Hye mengambil ponselnya untuk menyakinkan kembali tekadnya jika ini bukan sebuah penipuan. Dia mengetik sebuah kata di ponselnya dan hasilnya, satu gedung yang mewah dan betuliskan PARK Corp. Ini sungguhan?? Dia harus melamar kesana.
"Ternyata mudah sekali untuk menarimu untuk datang." Jimmy natap satu lembar dokumen yang berisi data diri dari seorang perempuan cantik yang selama ini di tunggu. Eun Hye ternyata benar-benar melamar pekerjaan di PARK Corp.
" Jangan menyesal , Eun Hye . Kau mungkin tak akan tersenyum lagi mulai besok." lagi-lagi jimmy berbicara seperti orang gila.
"Tak apa, aku tak akan menyakitimu. Setidaknya tidak di hari pertama kita bertemu nanti. Entahlah kalau nanti, Aku tak bisa berjanji." Selanjutnya dia tersenyum. Tersenyum memikirkan hal apa yang akan dia lakukan nanti jika bertemu dengan Eun Hye. Memukul? Mengancam? Atau mungkin Melecehkannya?