NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Flashback

Kaluna dan Brian awalnya tidak saling mengenal. Kaluna hanya mendengar Brian dari cerita-cerita temannya dan dari beberapa orang mahasiswa yang terang-terangan mengagumi sosoknya yang tampan.

Brian yang tampan dengan wajahnya yang blasteran, tinggi, berkulit putih namun dalam waktu yang bersamaan terlihat eksotis, alis yang tebal bagai busur panah, hidung yang mancung dan jangan lupakan matanya yang setajam elang. Jangan lupakan satu lagi nilai plus dari Brian adalah anak dari seorang Taipan. Saham yang berada di dalam dan luar negeri, ditambah perusahaan yang bergerak dibidang real estate, kesehatan dan pendidikan dan pusat hiburan.

Mempunyai tunangan yang juga anak dari kaum yang terpandang, cantik, berprestasi, sosial butterfly, dan digandrungi oleh hampir semua teman seangkatannya. Kurang sempurna apa lagi hidup Brian.

Namun namanya hidup, tidak ada yang benar-benar sempurna. Dibalik semua itu, ada rahasia yang tidak orang ketahui tentang hubungan terlarang seorang Brian Daguese dengan seorang Upik abu. Hubungan with benefit itu telah terjalin kurang lebih dua tahun lamanya.

Bermula dari Kaluna yang sering bertemu dengan Brian di kafe tempatnya bekerja. Brian yang sering nongkrong bersama teman-temannya di kafe tempatnya bekerja sepulang kampus. Namun Kaluna dan juga Brian tak saling menyapa. Kaluna juga hanya menyapa seadanya pada teman-teman kampusnya itu. Namun yang tak ia sadari, ternyata Brian sering mencuri pandang kearahnya.

Tiba saat waktu pembayaran SPP, Kaluna berupaya untuk mencoba bernegosiasi dengan staff kampusnya yang sudah berkali-kali memanggilnya dikarenakan keterlambatan pembayaran. Tinggal ia seorang di kelasnya yang belum membayar uang SPP.

Kaluna bahkan menangis setiap malam memutar otak untuk mencari jalan keluar. Beberapa kali terlintas untuk melakukan cuti dan fokus untuk mencari uang. Namun jika ia melakukan cuti, besar kemungkinan kuliahnya tidak akan berlanjut.

Kaluna duduk termenung di halte pinggir jalan sambil menatap lalu lalang kendaraan yang masih padat walaupun hujan deras membasahi bumi. Menatap kosong pada rintik hujan yang membuat sendu. Tak terasa air mata lagi-lagi menetes tanpa ia komando.

"Kemana lagi aku mencari ya, Tuhan. Ibu...Una kangen...." Adunya ditengah keheningan malam. Kepalanya ia tundukkan dan menutup mata sejenak dari keriuhan dunia.

Mobil Mercy hitam berhenti di depannya membuat Kaluna yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya dan menatap penuh tanya pada pemilik kendaraan di depannya itu. Beberapa saat kemudian, terlihat kaca hitam itu terbuka dan Brian menengok dari dalam sana sambil berteriak mengatakan sesuatu. Namun derasnya hujan membuat suara Brian redam dan Kaluna tak mendengar apa yang Brian teriakkan di sana. Karena Kaluna tak kunjung mengerti dengan apa yang ia katakan dan jendela mobilnya pun sudah basah, Brian pun memilih menutup kaca mobil dan menghampiri Kaluna di depaj halte sambil tangannya berusaha menutupi kepalanya. Walaupun tak berarti apa-apa karena hujan yang deras tetap mampu membasahi bajunya.

"Ada apa, Brian? Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Kaluna saat Brian sudah berdiri di depannya sambil mengibaskan baju kaosnya yang basah.

Brian mengangkat kepalanya dan menatap Kaluna dengan mata tajamnya. Entah mengapa, Kaluna tak mampu menatap mata tajam itu berlama-lama.

Brian memutuskan pandangan dan berdehem sekali sambil menatap pada jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Udah mau tengah malam, kenapa masih keluyuran diluar sendiri?" Saat dilihatnya sudah hampir pukul sebelas malam.

"Aku lagi nunggu Bus tapi nggak ada yang lewat dari tadi." Jawabnya. "Kamu dari mana?" tanyanya basa-basi untuk menghilangkan kecanggungan.

"Ayo, aku antar pulang." Jawabnya tanpa menjawab pertanyaan Kaluna. Kaluna yang mendengarnya seketika menolak secara halus.

"Makasih banyak atas tawarannya, tapi sebentar lagi Ayahku pasti datang jemput." Walaupun ia tahu itu adalah hal yang mustahil.

"Ayah kamu nggak akan jemput." Jawabnya.

"Apa?" tanyanya memastikan pendengarannya. Jangan sampai ia salah dengar tadi. Tapi bagaimana bisa Brian mengatakan itu, kenal Ayahnya saja tidak. Namun decakan pelan keluar dari mulut Brian.

"Cepetan!" Ucapnya tanpa menunggu persetujuan Kaluna. dan setelahnya berbalik berlari memasuki mobil meninggalkan Kaluna yang menganga melihatnya.

Kaluna dengan terpaksa mengikuti Brian dan membuka pintu mobil bagian depan dan masuk kesana. Seketika dinginnya AC mobil menusuk kulit dan baju basahnya.

Kaluna tak enak hati karena bajunya basah dan membuat jok mobil mahal Brian basah karenanya.

"Maaf ya, baju aku basahin jok mobil kamu." ucapnya tak enak hati.

Brian hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Setelah itu melajukan kendaraannya membelah jalanan yang sedikit lenggang kala itu.

"Rumah kamu dimana?" Tanyanya setelah cukup lama mereka terdiam.

"Rawamangun..." Setelah menjelaskan lebih rinci akan alamat rumahnya, mereka pun sama-sama diam. Apa yang harus dibahas pada orang yang kita kenal sekilas dan jarang berinteraksi.

"Gue denger katanya lo belum bayar SPP?!" Tanya Brian setelah sekian lama hening mengisi mobil mewah itu.

Kaluna menoleh kesamping dan mencerna akan pertanyaan Brian. Darimana orang ini tahu jikalau dirinya belum membayar SPP.

"Iya. Tapi sedang diusahakan bayar secepatnya. Bu Fatma juga masih beri waktu. Btw, kamu tahu dari mana kalau aku belum bayar SPP?" Tanyanya

"For your information, Daddy gue salah satu dewan komisaris di kampus."

Kaluna pun mengangguk-anggukkan kepalanya menanggapi. Kembali lagi ia memikirkan akan nasibnya. Rasa-rasanya tak ada waktu yang membuat Kaluna bisa tenang akan perkara SPP.

"Batas pembayarannya terakhir tanggal dua delapan bulan ini. Dan lo tahu apa konsekuensi kalau udah lewat dari batas waktu yang diberikan."

Kaluna menutup mata sambil menahan kepala yang tiba-tiba saja berdenyut nyeri.

"Iya, Bu Fatma udah kasih tahu dari awal." Tak ingin lagi Kaluna membahas masalah hidupnya. sepertinya pembahasan ini sudah terlalu much infomation. Kaluna lagi-lagi hanya mampu menjawab seadanya.

"Mau aku bantu, nggak?"

Kaluna mengedipkan matanya dua kali mendengar ucapan Brian. Semoga saja kali ini ia tidak salah dengar. Kaluna seketika menegakkan punggungnya dan menaruh atensi penuh pada lelaki disampingnya.

"Boleh, kalau kamu nggak keberatan." Namun yang ia lihat, Brian menaikkan alisnya dan tersenyum miring disana. Kaluna yang melihatnya mengerutkan alisnya menunggu jawaban. Berharap jalan keluar dari Brian.

"Kamu ketik nomer kamu dan nomer rekening kamu ke handphone gue." Brian memberikan Iphone keluaran terbarunya kepada Kaluna. Kaluna segera menerima Handphone tadi dan mengikuti apa yang Brian katakan. Setelah selesai, kembali ia berikan handphone Brian.

"Aku akan ganti uang kamu nanti. Tapi mungkin akan aku cicil. Nggak apa-apa, ya." Ringisnya tak enak hati mengatakannya. "Makasih banyak kamu udah baik banget bantu aku." Kaluna mengucapkannya dengan wajah yang kembali tersenyum. Satu permasalahan hidupnya akhirnya selesai.

Brian lagi-lagi hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Namun yang tak Kaluna sadari, ada maksud lain di sana.

🥀🥀🥀🥀🥀

Happy reading

1
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
Ahmad Abid
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!