NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Overthinking

Savinna tampaknya masih sangat syok dengan apa yang baru saja terjadi. Gadis itu sempat terdiam cukup lama menatap Kavi dengan jarak beberapa langkah dari ranjang pasien.

"Savinna?" panggil Kavi membuatnya tersadar dari lamunan, "Kamu kenapa?" tanyanya bingung.

"Hm?" Savinna pun juga bingung hendak menjawab apa. Rasanya seperti mimpi. Dalam hatinya sekarang sedang bertanya-tanya, apakah Kavi baru saja kerasukan sosok Rania?

Kavi pun ikut bingung, kenapa tiba-tiba Savinna berjalan mundur dan menjauhinya disaat ia tengah asyik mengusap lembut pipinya.

Ceklek..

"Eh, cantiknya Mama udah sampai ternyata, pantes aja Kavi anteng banget disini," sapa Rami yang datang bersama dengan Anton.

Savinna pun bergegas untuk menghampiri keduanya lalu mencium tangannya.

"Kamu udah makan siang, Sav?" tanya Anton yang terlihat berjalan menghampiri meja dan mulai membuka plastik bawaannya.

"Udah kok, Om. Tadi pas di sekolah."

"Makan lagi nih, Papa sama Mama baru aja beli martabak manis sama martabak telur. Kamu suka 'kan?" tanya Anton memastikan.

Gue gak salah dengar kan? Om Anton baru aja bilang, Papa sama Mama?

"Kenapa ngelamun, Sav?" tanya Rami.

"Iya nih, kamu ngga sakit 'kan? Muka kamu kelihatan pucat," tanya Anton dengan raut wajah khawatir.

Savinna pun langsung menggeleng. Tubuhnya terasa bugar setelah mendengar Kavi telah siuman tadi, jadi mana mungkin ia sakit. Mungkin saja wajahnya terlihat sedikit pucat karena ia baru saja melihat tingkah aneh Kavi, beberapa menit yang lalu.

"Kayaknya Savinna ilfeel sama Kavi tuh, Pa," ucap Kavi yang kembali overthingking karena jelas sekali terlihat jika Savinna seolah menjauhinya.

"Ih, enggak kok!" bantah Savinna.

"Memangnya ilfeel kenapa?" tanya Anton penasaran.

"Ya, Papa lihat sendiri kan, Kavi ini udah jelek. Makanya Savinna udah gamau deket-deket Kavi lagi. Tingkahnya juga sekarang jadi aneh," jelas Kavi.

"Ih, enggak begitu loh, Kak," ucap Savinna sembari melangkah maju mendekati Kavi lagi. Namun saat Savinna mendekat, Kavi sudah enggan untuk menatap wajah gadis itu lagi.

Savinna pun merasa tidak enak setelah itu, ia kembali membuat Kavi merasa overthingking padahal ia sama sekali tidak bermaksud seperti itu.

"Savinna gak mungkin begitu, Kav. Papa lihat sendiri gimana khawatirnya dia waktu tau kamu jadi korban pengeroyokan."

"Iya, kamu ini ada-ada aja mikirnya. Kamu itu masih ganteng, mau gimana pun juga, kamu tetep ganteng," ucap Rami berusaha membesarkan hati sang anak.

"Jelas lah, siapa dulu Papanya, Anton.." ucap Anton membanggakan dirinya sendiri.

Tapi tampaknya semua itu tidak membuat Kavi menjadi kembali percaya diri lantaran Kavi sudah melihat dengan jelas bagaimana Savinna menjauhinya setelah Kavi berusaha menatapnya sambil mengusap pipinya tadi.

"Aku gak bermaksud jauhin Kak Fazriel tanpa sebab kok."

"Terus apa?"

"A-aku cuma kaget aja, tadi Kak Fazriel natap aku sambil bilang aku cantik, tapi ..." ucap Savinna menggantung.

"Tapi apa, Sav?" tanya Rami yang ikut penasaran.

"Tapi suaranya itu suara perempuan," lanjutnya membuat ketiganya diam.

Kavi sendiri tidak yakin jika ia baru saja mengeluarkan suara perempuan karena yang Kavi ingat, ia hanya sibuk menatap kekasihnya itu sambil mengusap pipinya sebelum Savinna mundur dan menjauh darinya.

Tak ingin ambil pusing, Anton pun kembali mengajak Savinna Rami dan Kavi untuk memakan martabaknya dan melupakan kejadian itu.

***

Tak hanya untuk Kavi, Savinna dan Rami, Anton juga ternyata membelikan martabak itu untuk teman-teman Kavi yang berada di ruang tunggu. Sekarang, Alvero dan Nauval juga tengah menikmati makanan itu.

"Woi, Savinna mana?" tanya Cherry yang tiba-tiba datang bersama Kylie.

"Ada tuh, di dalam," jawab Nauval.

"Dateng-dateng salam dulu kek, kayak preman aja lo," tegur Alvero dengan mulut yang dipenuhi martabak.

"Wih, muka lo kenapa tuh?" tanya Cherry penasaran setelah melihat wajah Alvero yang terlihat babak belur.

"Biasa lah, petarung andal," jawabnya sedikit meninggi.

"Keren, by one mau gak?" tawar Cherry.

"Sama siapa?"

"Sama gue lah."

"Buset, mau dikata apa gue by one sama cewek. Lagian gak usah tengil deh, masak mie instan aja masih lodoh lo. Gaya banget mau ngajakin gue by one."

Nauval pun tertawa mendengar ucapan temannya itu. Sementara Cherry langsung memicingkan matanya ke arah Alvero seolah tidak terima dengan perkataan Alvero barusan.

"Udah-udah gak usah ribut, mending makan martabak sini. Ajak teman lo juga tuh, jangan diem-diem bae."

Seperti biasa, dia selalu sok asik, batin Kylie.

"Biar sok asik gini, lo demen 'kan?" tanya Nauval sambil melirik Kylie.

Degh!

What the f*ck?! Kok bisa?! batin Kylie.

Cherry dan Alvero terlihat bingung dengan ucapan yang Nauval katakan barusan. Tapi belum sempat mereka berdua bertanya, Nauval sudah langsung beranjak dari tempatnya untuk menuju toilet.

***

Hari sudah semakin sore, matahari pun sudah hampir terbenam. Kini saatnya untuk Savinna berpamitan pada Kavi dan juga kedua orangtuanya sebelum dirinya memutuskan untuk pulang.

"Jangan pulang dulu, Kak Fazriel masih mau kamu disini," rengek Kavi sedari tadi.

"Tapi aku harus pulang, Kak. Sebelum dicariin sama Mama."

"Jangan kayak anak kecil gitu dong, Kav. Biarin Savinna pulang. Dia juga butuh istirahat," ucap Rami berusaha memberikan pengertian pada Kavi.

"Betul itu, Kav. Memangnya kamu mau lihat Savinna jadi sakit karena kurang istirahat?" tanya Anton.

Kavi pun menggeleng sembari memasang wajah melas berharap Savinna bisa menemaninya disini lebih lama lagi, tapi tampaknya gadis itu sudah harus pulang karena ia tidak ingin masalah yang ada di rumahnya semakin parah.

"Aku janji, besok aku kesini lagi," janji Savinna pada Kavi agar kekasihnya itu berhenti merengek padanya.

"Beneran ya?" tanya Kavi memastikan.

"Iya, beneran, Kak."

Setelah hampir puluhan kali dibujuk oleh Savinna, akhirnya Kavi pun merelakan kekasihnya itu untuk pulang ke rumahnya.

Setelah berpamitan dengan kedua orangtua Kavi, Savinna bersama kedua sahabatnya pun pulang dengan menaiki mobil pribadi milik Cherry. Di sepanjang perjalanan pulang, Savinna menceritakan hal-hal aneh yang menimpanya tadi.

"Oh, jadi si Kavi itu ternyata indigo?" tanya Cherry.

Savinna pun mengangguk menatap kedua sahabatnya itu bergantian.

"Kalo Kavi indigo, si Nopal-Nopal itu apa dong?" tanya Kylie penasaran.

"Kok jadi Nopal sih, Ky? Kita kan lagi bahas Kavi, bukan Nopal. Lagian apa yang aneh dari Nopal deh?" tanya Cherry sedikit bingung. Savinna pun terkekeh mendengarnya, ia peka betul perihal Kylie yang memang sedikit naksir dengan Kakak kelasnya itu.

"Masa lo nggak sadar sih? Dia itu bisa baca isi hati orang, anjir!" pekik Kylie.

"Mana ada orang yang begitu? Ngaco lo ah!" bantah Cherry.

"Tapi emang bener kok, Cher. Kak Nauval emang bisa baca pikiran orang. Jadi, lo berdua hati-hati aja sama dia."

"Yang bener lo, Na?" tanya Cherry masih tidak percaya.

"Iya, beneran. Awal mula dia tau gue suka sama Kak Fazriel aja gara-gara kemampuannya itu. Makanya waktu itu agak janggal banget 'kan waktu dia tiba-tiba ngasih nomor handphonenya ke gue?"

Setelah mendengar itu, antara percaya dan tidak percaya, Cherry dan Kylie pun mulai merasa jika circle mereka adalah circle yang spesial. Bukan karena apa-apa tapi karena Kavi dan kedua sahabatnya itu seolah memiliki kemampuan masing-masing yang membuat circle mereka terlihat unik. Mulai dari Kavi yang dikenal indigo, Nauval yang dikenal sebagai peramal dan Alvero? Mungkin Alvero menjadi satu-satunya yang tidak memiliki kemampuan spesial seperti Kavi dan Nauval. Tapi, Alvero memiliki kemampuan bela diri yang memukau hingga koneksi yang luas membuatnya banyak dikenal oleh orang-orang sebagai salah satu pewaris tunggal Bisma Group.

1
ibraaa
cemungut thorrr
RiunaKim: timaacii calon authorrr🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
ibraaa
Bab pertama bener2 bikin kesan yg baca mau dibaca berapa kalipunnn, pasti author nya juga sama ye kan wkwk
RiunaKim: ah tau aja
total 1 replies
Felicia amira
luar biasa
Felicia amira
up dong kak, suka banget sama cerita ini 🤗🤗🤗🙏
RiunaKim: ditunggu yaa, aku up setiap hari😁
total 1 replies
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
mcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!