Zahra harus di ceraikan oleh sang suami di kala pernikahan mereka hanya se umur jagung di karnakan sang suami menghamili temannya sendiri di perantauan
Zahra memutuskan berangkat kejakarta demi mencari orang tua kandungnya dan tanpa sengaja dia bertemu dengan Aldi bagaskara, dia adalah pria yang tak pernah percaya dengan cinta menganggap wanita hanya pemuas nafsu semata.
kehidupan Aldi berubah setelah bertemu dengan Zahra, karna dia jatuh cinta pada pandangan pertama.
ikuti kisah cinta mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25 Satu mobil
"gak apa2 tuan, dan terima kasih anda telah membantu saya, ucap Zahra sambil menunduk.
Al tersenyum mendengar Zahra berterima kasih padanya.
"dan sekali lagi saya minta maaf karna telah menampar anda, imbuh Zahra yang masih tetap menunduk karna merasa malu pada Al.
"kamu tidak perlu minta maaf Ra,! itu bukan salahmu, dan ya, tolong jangan panggil aku dengan panggilan tuan, aku tidak suka jika kamu memanggil separti itu. jelas Al panjang lebar
"lalu aku harus manggil apa tuan"? tanya Zahra bingung.
"terserah kamu Ra, asal jangan panggil tuan.
"kalau begitu saya permisi tuan", ucapnya berpamitan
" ya silahkan", seketika Al tersenyum dia begitu bahagia karna ahirnya Zahra bersikap baik dan mau memaafkannya.
Al berlalu dari dapur segera ia masuk kamar dia tidak tau jika sedari tadi bu Siska menguping pembicaraan antara ia dan Zahra, bu Siska sangat senang jika Zahra dan Al bisa saling jatuh cinta.
dengan perasaan bahagia bu Siska juga masuk kamar.
******
"ma nanti malam kita kerumah Fatih, papa mau bicara tentang perjohan antara anak kita, papa tidak mau meneruskan perjodohan ini karna anak kita sampai saat ini belum juga di temukan, aku ingin memberikan kebebasan pada Al aku tidak mau dia terbebani oleh perjodohan ini. jelas tuan ilham
nyonya Anita hanya diam tanpa bicara apapun dia begitu sedih karna sampai saat ini anaknya tak kunjung di temukan, pandangannya begitu kosong raut wajahnya menampakkan sebuah kesedihan yang teramat dalam, setetes air mata membasahi pipinya ia tak bisa lagi menahan air matnya dia begitu sedih jika mengingat putri kecilnya yang hilang.
"kamu kenapa nangis ma,? tanya tuan Ilham kawatir seraya mendekati sang istri lalu memeluknya dengan erat, membuat nyonya Anita semakin tergugu dalam pelukan tuan Ilham.
"mama harus sabar, papa tetap akan berusaha untuk menemukan putri kita, jelas tuan Ilham menenangkan sang istri.
*******
pagi2 sekali Zahra sudah membantu Rani memasak di dapur dengan terburu2 Zahra menata sarapan di meja makan lalu segera ia berganti baju untuk berangkat kekantor, Zahra tidak mau terlambat di hari pertama ia kerja dia tidak ingin memberikan kesan yang buruk di hari pertamnya.
tuan Fatih dan Al sudah duduk untuk sarapan, sesekali Al melirik Zahra yang sedang sibuk mengambil minuman untuk Aira.
"tante mau kemana, kok cantik baget"? tanya Aira polos, membuat Al seketika menoleh untuk melihat Zahra.
Al bahkan tak berkedip melihat Zahra yang begitu cantik, Zahra hanya memakai sedikit bedak dan memoles sedikit bibirnya dengan lipstik warna natural tak lupa Zahra tetap memakai hijab yang selalu menutupi kepalanya, sejak kecil Zahra sudah di ajari untuk menutup auratnya.
"tante mau kerja sayang" jawab Zahra sambil menaruh segelas air putih di depan Aira.
"kamu sarapan dulu Ra"! pinta bu Siska.
"iya tante nanti aku sarapan di dapur sama bak Rani,!
"kamu sarapan di sini aja Ra, sama kita".
"gak usah tante kasian bak Rani nanti sarapan sendirian di dapur. tolak Zahra hati2
"ma...! papa berangkat dulu.
"iya pa, hati-hati di jalan, jawab bu Siska lalu mencium punggung tangan tuan Fatih.
"assalamualaikum"!
"waalaikum salam.
"kamu berangkat kerja naik apa Ra"?tanya bu Siska
"aku naik ojek tante, jawab Zahra sambil mengambil piring kotor milik tuan Fatih, dari tadi Al hanya diam dan memperhatikan Zahra yang sibuk melayani keluarganya sarapan.
"kenapa kamu gak bareng Al aja Ra"? diakan juga mau ke kantor.
"gak usah tante, aku tidak mau merepotkan, tolak Zahra
"gak apa2 Ra aku gak merasa repot kok, dari pada nanti kamu telat di hari pertama kamu kerja lebih baik kamu ikut aku aja, ajak Al pada Zahra.
Zahra hanya dia untuk berpikir, setelah cukup lama berpikir ahirnya dia mau ikut Al. Zahra tersenyum lalu mengangguk.
Al dan bu Siska begitu senang karna Zahra mau ikut.
"ya sudah kalian berdua cepat berangkat nanti kalian telat lo"! jelas bu Siska yang membuat Al dan Zahra segera mengambil tas mereka masing2 lalu berpamitan pada bu Siska.
"ma aku berankat dulu ya"! segera Al mencium punggung tangan mamanya
"saya berangkat kerja dulu tante,! ucap Zahra sopan sambil mencium punggung tangan bu Siska.
"kalian berdua hati2 ya"! "ingat Ra kalau Al macam2 kamu bilang aja sama tante biar tante plintir kupingnya, ucap bu Siska, Zahra hanya tersenyum mendengar ucapan bu Siska.
Al mendengus kesal karna ucapan mamanya ia keluar dengan muka kesal, membuat bu Siska tersenyum milihat tingkah Al yang seperti anak kecil, Zahra mengikuti Al sambil sedikit berlari karna langkah Al begitu cepat.
Al buru2 masuk kedalam mobilnya tanpa memperdulikan Zahra di belakangnya, Zahra merasa bingung harus duduk di mana, ahirnya Zahra membuka pinti belakang dia berniat untuk duduk di belakang.
saat Zahra mulai masuk dan mau duduk, tiba2 Al bersuara sehingga Zahra mengurungkan niatnya.
"aku bukan supirmu Ra"! jelas Al, "duduklah di depan aku tidak akan berbuat apa2, ucapnya lagi
Zahra tidak mau membantah karna dia hanya numpang, ahirnya Zahra pindah ke depan dan duduk di sebelah Al,
"pasang sabuk pengamannya Ra,!
Zahra merasa kesulitan untuk memasang sabuk pengaman, Al yang melihat Zahra seperti sedang kesulitan segera ia mengambil sabuk pengaman dan memasangkan untuk Zahra.
Zahra memejamkan mata saat wajah Al berada tepat di depan wajahnya bahkan hembusan nafas Al begitu terasa di wajahnya bau parfum Al tercium menyeruak di indra penciumannya, Zahra semakin memejamkan matanya saat merasakan Al tak kunjung selesai,
padahal sejak tadi Al sudah selesai tapi Al tetap diam memandang wajah Zahra dengan jarak yang sangat dekat bahkan hidung Al hampir menyentuh ujung hidung Zahra, membuat Al tidak mau waktu berlalu dengan cepat,
jantung Al seperti mau melompat karna begitu gugup berada sangat dekat dengan Zahra, Zahra merasa ada yang aneh dengan Al, ahirnya dia membuka mata, saat matanya terbuka Zahra begitu terkejut karna melihat wajah Al yang begitu dekat bahkan Zahra tadak bisa bergerak jika bergerak sedikit saja maka hidungnya akan bersentuhan dengan hodung Al.
reflek Zahra mendorong dada Al untuk menjauh darinya, seketika Al tersadar dan kembali keposisi kemudi.
"maaf kan aku Ra, aku tidak bermaksut kurang ajar, ucap Al penuh penyesalan.
Zahra tidak menjawab dia begitu canggung berada di situasi seperti ini.
"saya harap anda tidak akan mengulangi lagi kejadian ini, karna saya seorang wanita dan anda seorang laki2 kita bukan muhrim, saya tidak ingin melakukan zina dengan berada dalam jarak yang begitu dekat, karna bagi saya perbutan seperti itu adalah dosa besar.