NovelToon NovelToon
Behind The Idol Mask

Behind The Idol Mask

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sophie Nara

Keisha seorang jurnalis baru yang naif berusaha menulis tentang grup boys band yang lama hiatus.
Ketertarikan antara mereka terjadi karena sejumlah kepentingan.
Apakah mereka tetap berjuang bertahan bersama jika akhirnya suatu rahasia kelam terungkap?

Ngga ada pelakor, ngga ada perempuan sirik. Yang ada hanya berusaha menggambarkan kekelaman hati manusia. Karya pertama author ini.. Bagian depannya author koreksi karena biar nggak ngambang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal mula pencarian

“Kei, nanti aku pulang telat ya. Mau jenguk staf divisi sebelah.”

“OK Ma. Kunci juga dah bawa kan? Reporter nubi gini kan nggak tau nanti sampe jam berapa pulangnya.” kata Keisha yang sedang menalikan sepatu ketsnya.

“Jangan lupa doain dapet berita ya Ma"! lanjut nya lagi.

“Pasti dong.. Tetap semangat, anak Mama yang cantik! Jangan lupa makan teratur, istirahat yang cukup trus jangan lupa bahagia ya..” ujar mamanya yang cium pipi Keisha sebelum menghidupkan motor bebeknya dan kemudian melaju menyatu dengan para pengendara lainnya menuju kota.

Seperti inilah kota kabupaten di pinggir kota besar. Sejak pagi sudah penuh orang lalu lalang menuju kota besar.

“Bu, nasi uduk satu dong! Bungkus ya."pesen Keisha di warung depan kantor.

"Kenapa ngga makan disini aja Kei? Bareng-bareng kan enak. Masih 30 menit lagi sebelum masuk." tanya seseorang yang duduk di bangku belakangnya.

"Eh, mbak Vera. Anuu..nanti dicari pak pramono. Orang saya masih staf baru. Ngga boleh pecicilan duluuu!" jawab Keisha nyengir.

Keisha jadi salah tingkah dan bingung harus gimana dengan Vera. Kemaren dengan jelas dia disapa waktu di telpon temannya Ketika mereka sedang xxx. Tapi pagi ini Vera seperti tidak merasa canggung ataupun terganggu.

"Ah, memang aku saja yang berpikir terlalu dalam soal ini.. "pikir Keisha menenangkan diri. Kok jadi malu sendiri.

Vera tertawa dengan teman-teman seperti tanpa beban. Vera memang tipe perempuan yang mudah disukai orang. Supel, percaya diri dan tidak jaim. Dia juga ramah dan siap membantu. Badannya yang sexy dan rambutnya yang hitam sebahu membuat orang menoleh dua kali. Ngga salah klo Riski jatuh hati.

Keisha berharap keramahan Vera itu agak nular dikit aja ke dia.

Keisha menghempaskan bokongnya ke kursi di kubikelnya dan baru membuka nasi uduk ketika Riski tiba2 menyodori satu kap teh panas ke mejanya.

“Teh panas.. Ngga gratis ini. Bayar 5000 ye..!” sambil ketawa2. “Cash!”lanjutnya sambil duduk di kubikel sisinya.

"Ki, maaf ye, gue kemaren ngga tau kalo lagi ada tamu. "kata Keisha pelan2 takut orang lain dengar.

"Santai aja Kei. Ngga masalah kok. Kemaren mao ngomong apaan sih? " tanya Riski sambil membalikkan tempat duduknya. Riski tersenyum memamerkan deretan gigi yang rapi.

Pemuda ini keliatan cool dengan baju abu-abu dan celana hitamnya. Muka tampannya selalu ceria dan selalu menjadi problem solvernya Keisha.

"Ki, aku bingung ma tantangan pak Pramono. " Gimana dong. Gue maluu. Seminggu yang lalu gue nyela abis ide2 dia. Sekarang pikiran gue buntu." rutuk Keisha..

Oh sel abu2 bekerjalaaahhh...

"Berdoa aja dia amnesia Key. Lagian hari ini dia sibuk banget. Hari ini ada rapat. Nubi kaya kamu ngga diundang. Tenang ajah.." kata Riski berusaha menenangkan sambil membawa buku serta alat tulisnya kemudian berjalan masuk ke ruang rapat yang ada di ujung.

Riski memang termasuk seniornya. Sebelum Keisha diterima kerja, Riski sudah 1 tahunan di Time News. Umur Keisha dengan Riski selisih 4 tahun. Sebenernya alasan Keisha masuk karena ada Riski disini.

Cinta terpendamnya yang mungkin tidak akan pernah tumbuh..

“OK, berarti masih ada waktu buat nyari ide spektakuler..” ujar Keisha pada diri sendiri dan mulai menyendok nasi uduknya yang keliatan menggoda.

Harapan tinggal harapan ketika Vera dengan senyum simpulnya tiba2 datang ke kubikel Keisha.

"Keishaa, makannya sudah selesai beloom? Loe disuruh ikut rapat tuu. Semangat yaa.. Semoga hari ini awal perjalanan kamu jadi jurnalis! " ujar Vera menyemangatinya .

”Semangat..semangat..semangat!”lanjut Vera dibelakangnya.

“Udah dong mbaaa..Minta doanya supaya masih hidup abis dari rapat yaa.” cicit Keisha makin nervous. Vera terkekeh..

Keisha membawa buku dan bolpennya. Pikirannya campur aduk berkecamuk mencari jawaban dari pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan oleh Pak Pramono. Sampai di ruang rapat itu otaknya blank..

“Oh, bolehkah aku pengen pingsan aja??” doa Keisha dalam hati.

“Keisha, masuk.” Kata Pak Pramono ramah. "Eh sampai mana tadi? Oh iya, evennya kan Cuma beberapa hari. Tapi tinggal 2 bulanan ini, tolong nanti dikebut ya?” sambungnya.

Keisha masuk ruangan tersebut dan terlihat para senior sedang mencatat hasil rapat yang tertulis di Whiteboard.

“Duduk sini Kei.” Kata mbak Irene sambil menggeser minumannya.

"Maacih mbak". kata Keisha.

“Kei, karena Irene dan Amel lagi hamil dan staf jurnalis kurang, kamu masuk team bantu Mas Yodha nulis tentang The Indigo ya. Saya harap, ide-ide cemerlang kamu bisa kamu realisasikan dengan baik. Riski nanti ikutan bantu juga ya.." ujar Pak Pramono. "Ki, nanti kasi pengarahan yuniormu itu ya.. Jangan pelit-pelit." lanjutnya sambil tersenyum.

"Truus saya harap semua bisa bekerja sama dengan baik.” kata Pak Pramono.

Riski memberi isyarat OK ke bosnya.

“OK Pak. Tentu. Nanti saya minta arahan Mas Riski dan Mas Yodha.” Kata Keisha tergagap.

“Terimakasih ya Tuhan, ngga ditagih Pak Pramono. Besok-besok saya ngga bakal sombong lagi, Tuhan. Besok-besok lagi saya tutup mulut sayaaa..” ujar Keisha dalam hati sambil nangis.

Slamet slamet slamet…

“OK, rapat selesai, Yodha, koordinasikan dengan baik ya. Saya tinggal.”titah Pak Pramono meninggalkan ruangan.

“Siap Om.” Jawab Yodha sambil berjalan ke WhiteBoard.

Yodha bergerak cepat dengan membagi personel untuk meliput The Indigo. Jarang-jarang kota kecil mereka kedatangan Grup Band Legendaris seperti ini. Harus ada pemberitaan besar-besaran.

“Keisha, staf baru kita ini keliatan banget semangat! Kita jangan sampai kalah ya!” kata Yodha yang keliatan antusias banget. Memang di kantor ini semua staf saling menyemangati. Positif vibe semua.

“Kei, kamu dah tau tentang The Indigo? Kalau belum, belajar tentang the Indigo dulu ya.. Seenggaknya lagu-lagunya gitu.” Kata Yodha. “Nanti kalau ada kurang-kurang, banyak yang support kok!”lanjutnya lagi.

“Tenang Mas, Mama aku termasuk grup penggemar berat the Indigo. Secepatnya aku kasi ringkesannya deh..”kata Keisha.

Keisha baru saja menyadari kalau hobi Mamanya ternyata kali ini bisa menyelamatkan hidupnya.

“Bisa tuu.." ujar Yodha. "Kapan? Hari ini?” tanya Yodha kembali.

“Bagi Keisha itu masalah keciiil. Satu jam aja dia langsung dapet tuuu!” kata Riski memprovokatori sambil ambil kacang.

“Iya c, kalau cuma itu, ngga menantang Mas. Pembaca kita itu orang-orangnya kritis” Kata Keisha yang kemudian dia menyesali ucapannya. Kenapa bisa dia terprovokatori Riski..

Riski tertawa penuh kemenangan.

“Memang benar kata Keisha, kalau cuma segitu, ngga usah bikin team ya Kei. OK, dirimu yang kebagian menulis semua tentang the Leader and the Visual: Reza the Great!! Gali terussss.. Kehidupan pribadinya jarang tersorot. Buktikan kalau kamu memang seperti yang kamu gambarkan Ketika tes wawancara itu: Keisha calon wartawan andalan the Time News, Kei!!” Mas Yodha tertawa semangat. Keisha lemes..

“Sepertinya aku berbakat memasukkan diriku ke dalam masalah ya..” keluh Keisha sambil menatap Es teh jeruk di depannya yang mulai berembun.

“Kei, nanti kabari aja kalau sudah dapet. Aku maunya kita tu nggak cuma nulis. Tapi wawancara langsung personnya. Kata Riski, Mamamu itu dulu masuk dalam grup fans Indigo: Indigirl. Bisalah ituuu… biasanya fans grup itu deket ma pihak management. Iya kan?” ujar Yodha penuh semangat. “Yuk, mulai kerja, sementara yang lain sudah ada tugasnya yang aku masukkan ke wa grup.” lanjutnya lagi.

Keluar dari ruang rapat, Keisha langsung ingin cuci muka karena gerah sekali di ruang ber AC tadi. Di tengah perjalanan menuju toilet, ketemu dengan pak Pramono yang sedang membawa kopi panas. “Keisha, saya percaya kalau ide-ide kamu akan memberi kesegaran pada Time News..Semangat ya.”ujar Pramono.

“Percayakan pada saya Pak, saya akan berusaha sebaik-baiknya!” kata Keisha.. yah, mau ngomong gimana lagi…

Keisha izin pulang cepet untuk mencari data-data tentang the Indigo.

Terutama Reza.

“Ah si Om ini ternyata Leader and Visualnya to..”gumam Keisha. Foto Reza yang masih 16 tahun ditaruhnya di stirofoam putih di dinding kamarnya. cowok cakep cuma rada culun..

Setelah izin mamanya membongkar arsip The Indigo (Mamanya benar-benar memilikinya satu koper penuh termasuk Pernik-perniknya) mulailah Keisha memilah anggota-anggota the Indigo. Semua tentang anggota grup itu ditaruh di kotak. Semua dipilah berdasarkan tahunnya. Setelah jam 21.00, Anita datang dan ikut membantu Keisha.

"Siapa itu Kei? menantu Mama ya?" kata Anita ketika melihat gambar di stirofoam.

1
Cita Solichah
loh endingnya kq kyk kurang adil ya. begitu besar kasusnya tp kq selesai tnpa beban n trlewat begitu aj
Sophie Nara: Iya Kak.. Nanti ada bagian ke duanya. Orang jahat tidak boleh melenggang begitu saja
total 1 replies
Una loca(。・`ω´・)
Keren parah! Pengen baca lagi dan lagi!
Sophie Nara: Aploadnya kalo lagi ada ide, Kak. kebetulan aku lagi sakit. jd banyak ide. Makasih Kak atas likenya.
Sophie Nara: Semoga beneran keren soalnya masih penulis baru ini. kita semangat sama2 ya. /Determined/
total 2 replies
Roronoa Zoro
Gak sabar menunggu kelanjutan cerita ini 😍
Sophie Nara: Makasih Kakak..
total 1 replies
gamingmato channel
Hebat!
Sophie Nara: Makasihh. Kita semangat sama2 yuk/Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!