Behind The Idol Mask
Seorang Wanita muda meraba tali pengikat anjing yang terikat di lehernya.
“Kenapa harus begini sih?" gerutu seorang perempuan muda.
Kliennya kali ini memang punya permintaan khusus. Tapi karena uang akan yang di dapat sangatlah besar, permintaan se-aneh apapun, dia pasti sanggupi.
“Untuk hidup mewah sebulan, itu tak masalah harus berkostum seperti ini” batin Perempuan muda tersebut tersenyum dan berusaha memposisikan rumbai-rumbai yang menutupi dadanya walaupun sia-sia. Dada besarnya menyembul diantara rumbai gemerlap.
100 juta dalam sekali sesi celup untuk seorang milyarder yang misterius adalah lebih dari yang biasa dia terima sebulan.
Biasanya pelanggannya adalah mahasiswa miskin yang bergaya sok elit atau dosen-dosen tua yang kesepian. Paling banyak 1 – 2 juta dalam 1 bulan. Itupun tidak lama. Mereka cepat keluarnya. Tidak bisa memuaskan apa yang ada di dirinya.
Menurut asisten Milyarder misterius itu, dia tinggal duduk manis di mobil yang diantar jemput, menghafal dialog, memakai lingerie dan Sepatu stiletto alas warna merah mahal yang dikirimkan serta memakai tali anjing di lehernya.
Dialognya cuma beberapa deret kalimat “Tuan, aku memujamu”, “Nikmat, Tuan memang sangat perkasa” dan diawal pertemuan dia cuma harus bilang” Jangan sentuh aku. Aku masih p*rawan”, “Aku budakmu, anjingmu..Mohon bercintalah denganku.”
Note: Jangan lupa menangis, melenguh dan berteriak sering-sering.
Angel tertawa geli, Pria cupu macam apa ini? Sejelek apakah bentuknya hingga menyuruh asistennya mengirimkan draft dialog menjijikkan seperti ini?? Mungkin tidak ada yang mau bercinta dengan dia, sehingga terpaksa menyewa seorang p*lacur!
Angel tersenyum kecil. Dia berfikir kalau untuk kliennya kali ini dia hanya berharap uang berjumlah banyak yang akan diterima.
Kalau berharap pasangan yang mampu mengimbangi hypernya, dia tidak terlalu berharap.
Mobil yang membawanya melaju ke pinggiran kota. Kemudian memasuki hutan di kaki gunung.
Sepanjang jalan kecil berbatu-batu itu, Kanan kiri pepohonan besar-besar yang sudah tua. Cahaya bulan menyeruak di sela-sela tajuk yang rimbun. Di Seberang jalan, danau hitam yang luas dan tenang memantulkan Cahaya bulan sabit.
Angel merapatkan tubuhnya yang hanya berbalut lingerie. Uh, kenapa nggak boleh pake jaket sih? AC di mobil sangat dingin. Jaketnya yang panjang memang harus dilepas ketika memasuki mobil itu.
“Nona Angel, sudah hafal dialognya kan?” ujar asisten dari kliennya tersebut menyentak lamunannya.
Dari kaca mobil depan, Bram (sang asisten) menatapnya dari kaca atas dengan tatapan menyelidik memperhatikan dari atas sampai bawah memastikan semua permintaan tuannya dipenuhi.
"Mmm iya. Siapa tuan aku malam ini?” katanya sambil mengerling dan mendesah. “Apakah setelahnya kau juga ingin menung**gangiku?” Aku bisa memberimu diskon.” sambil sedikit membuka kedua pahanya yang hanya terlindungi hiasan renda.
Lingerie khusus ini hanya berupa rumbai-rumbai. Bibir merah menyala digigitnya. Karena suhu yang dingin, nafsu dia sudah naik, apalagi sentuhan rumbai-rumbai itu menggelitik tubuhnya.
Ahh belum apa-apa saja dia sudah merasa basah. Persetan bentuk kliennya malam ini.
Bram tersenyum miring. “Anda nanti akan tau sendiri. Tentu saja tidak Nona, saya hanya bertugas mengantarkan saja. Malam ini Nona hanya melayani Tuan.”
“Apakah dia orang yang terkenal?” tanya Angel mencoba peruntungannya. Kenapa kliennya begitu misterius dan royal.
“Mmm saya tidak berhak memberitahu, Nona. Tapi yang jelas, nona pasti kenal!” Bram tersenyum.
Angel mengerucutkan bibirnya. Sok misterius bener sih..
Kenapa dada ini berdebar-debar.. Apakah ada hal yang buruk menimpanya? Kenapa seorang milyarder mau menyewanya? Seorang ayam kampus murah. Kenapa tidak menyewa pelacur elit saja? Cepat-cepat ditepiskan perasaan itu.
“Mungkin di foto itu, tubuhku terlihat menggairahkan.” Kata Angel dengan penuh percaya diri dalam hati. “Tidak salah aku menyewa fotografer dengan mahal hanya untuk iklan. ” Tambahnya sambil menggigit bibirnya.
Mobil melaju cepat masuk lebih dalam hutan hingga sampai di sebuah gerbang rumah sederhana.
Mobil itu masuk ke dalam.
"Aaah apakah kliennya ini sebegitu tertutup dan pemalu. Tempat ini jauh dari mana-mana. Yaa walaupun aku bisa bereksplorasi teriak-teriak palsu untuk menimbulkan Hasrat si miliarder ini." pikir Angel dalam hati.
Sebuah rumah tidak terlalu besar berada di ujung jalan tersebut. Rumah itu tidak terlalu mencolok kecuali memang rumah itu adalah satu-satunya.
Sejumlah orang berbaju hitam rapi bermasker berdiri di depan pintu.
“Nona, sampai disini aku mengantarmu. Mmm..saran saya, berdoalah benar-benar supaya kita bertemu lagi.” Bram membuka pintu penumpang dan kemudian meninggalkan Angel, kembali melajukan mobilnya.
Dari kaca spion dia memperhatikan Angel.. Sayang, dia masih muda sekali. Masa depan masih panjang, Namun tuan telah memilihnya.
Bram berhenti sebentar di danau hitam dan membaca berkas tamu yang diantarnya. Foto Angel terklip diatasnya, wajah penuh kehidupan dan ceria:
Angel atau Amira adalah seorang mahasiswi tahun pertama di suatu universitas pinggiran yang kurang terkenal. Dia juga tidak berminat untuk belajar apapun. Tubuh se-xy, serta wajahnya yang khas timur tengah. Angel menyukai barang branded dan agak hyper (sumber: klien). Ibunya adalah pemilik warung dekat sungai, sementara ayahnya entah ada Dimana. Menurut gossip yang beredar, ayahnya adalah salah satu bekas majikan ibunya Ketika ibunya masih bekerja menjadi pembantu rumah tangga, seorang ekspatriat yang sudah beristri, saat masih bekerja di kota Y.
Drrrt drrt drrrrt
Sejumlah uang masuk ke rekeningnya. 100 juta. Bram mengusap wajahnya dengan kasar dan Kembali melajukan mobilnya menuju kota.
“Malam ini aku ingin ke diskotek dan mencoba beberapa kesenangan..” gumam Bram segera memacu mobil tuannya menuju ke kota Metropolis.
Sementara Angel yang ditinggal di depan rumah itu telah dipersilakan pengawal berbaju hitam bermasker itu memasuki rumah tersebut.
“Nona, nanti anda masuk ke ruang dengan pintu bercat merah ya. Pintu itu menuju ke ruang bawah. Tuan sedang menunggu anda disana sekarang juga” instruksinya lambat-lambat seakan lawan bicaranya masih anak kecil.
“OK!” jawab Angel angkuh dan kemudian berjalan mengayunkan kakinya. Rumbai-rumbai itu berkeriap sesuai dengan gerakan Angel.
Angel masuk ke rumah tersebut sambil tersenyum sombong. “Buat apa Pendidikan tinggi-tinggi jika hasilnya kalah hanya dengan mengangkang saja?” gumamnya.
Setelah Angel masuk, Pengawal langsung menutup pintu dari luar.
“Pintu merah.. ah itu dia..” Angel bergegas membuka dan menuruni tangga yang cukup curam ke lantai bawah.
Ruangan di dalamnya ternyata cukup besar, mewah dan ditengahnya ada ranjang yang besar pula dengan sprei warna merah tua. Makanan kecil dan buah-buahan berada di sudut ranjang.
Penerangan temaram menjadikan ruangan lebih eksotis dan mewah. Sejumlah pintu di sisi lainnya tersamarkan dengan tirai-tirai berwarna gelap.
Seorang pria berbadan tegap menghadap jendela membelakanginya.
Angel bergegas menyapa
“Tuan, saya sudah datang..”
Pria itu tersenyum dan berbalik dan bertitah “Puaskan aku..”
Dan Angel terkejut dan menutup mulutnya dengan tangan.. “Ah tuan adalah….”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments