NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1 - Sacrificare Vita

Marchioness Rosella de Moonstone yang melekat semenjak ia berstatus istri Marquess Drevan de Moonstone kembali menjadi Mrs. Rosella Zen.

Sayup-sayup kebisingan di penungguan keberangkatan kereta api memenuhi gendang telinga Mrs. Rose. Pejalan sekitar berlalu lalang dan menyibukkan diri dalam urusannya. Mereka sama sekali tidak mencurigai noda darah di gaun, sebab hari ini banyak warga yang menyamar dalam sosok menyeramkan dalam merayakan peringatan "Hari Kegelapan".

"Mengapa Miss Eve tidak mematuhi pesanku, bahkan terkesan ingin melukaiku? posisi tujaman pisaunya mengarah ke leher belakangku-"

"-ah tidak mungkin, mungkin hanya perasaanku saja," sangkal Mrs. Rose.

Beberapa menit berlalu, muncul suara asap dan derit rel kereta api yang memekakkan telinga. Destinasinya kali ini adalah rumah Duke Chris. Walaupun memang di awal keluarga Duke Chris ikut membenci Rose, tawaran menghancurkan bisnis dan reputasi Marquess Evan menggiurkan. Apalagi pertarungan kekuasaan masih sangat sengit, sebagai sayap dari antek pangeran kedua pasti mereka membutuhkan keikutsertaan Mrs. Rose.

Tepat pada saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam, penjaga keamanan sempat mencegat dan menanyai beberapa hal. Untung saja hiruk pikuk keramaian membantunya lolos dari jeratan si penjaga. Mrs. Rose menutup wajahnya dengan kerudung yang ia curi dari kediaman mendiang suaminya.

Mrs. Rose menjajaki kursi kosong dan menghela nafas pelan. Ia masih belum percaya Marquess Evan sudah meregang nyawa.

"Hampir saja terlupa, kertas tadi."

Mrs. Rose menyelipkan jemarinya ke dalam saku. Kertas buram dan basah akibat hujan. Namun tulisannya masih dapat dikenali. Dahi wanita bergaun peach itu mengerut, menyadari bahwa ini bukanlah bukti persengkongkolan aristokrat suaminya.

Melainkan ucapan terakhir dari suaminya sendiri.

Dear Rossie,

Dari tingkah cerobohmu itu, aku sudah menyadari pasti kau salah mengambil kertas, bukan? Kertas bukti kebusukan keluargaku sudah dibakar beberapa jam lalu. Jangan lupa, selangkah dirimu lebih maju, tetaplah aku yang memegang kendali.

Sekarang mungkin aku sudah menemui ajal, setiap langkahmu tertera jelas di jidatmu itu. Namun kali ini, anggap kematianku sebagai penebusan atas kepergian kakak kesayanganmu, tidak terhitung untuk nyawa Duke Christoff sialan itu. Rosie, satu hal yang kusesali tidak pernah terucap dari bibirku adalah kalimat 'aku mencintaimu'.

Mungkin kau merasa tidak adil akibat perlakuanku yang sengaja mengabaikanmu. Maaf bila aku keterlaluan, jujur agak tidak rela menyampaikan permintaan maaf seperti ini. Jangan menyalahkan diri dan hidup dengan baik. Semuanya sudah kuurus, pergilah ke Burnsville kalau kau setuju.

Salam, Evan.

Tes... Tes... Tes....

Mrs. Rosella memegangnya dengan erat, lengannya mengusap air mata di pipi. Debu macam apa yang terselip di matanya? Isakan dan tawa keluar, kertas itu ia selipkan dengan cepat. orang lain sedikit menjauhi wanita bergaun kacau tersebut. Hingga secarik foto jatuh ke besi alas kereta api.

"Kakak, ini milikmu bukan??" panggil anak kecil ke Mrs. Rose. Membuatnya menyeka air mata terburu buru.

"Ah? Terima kasih."

Orang tuanya segera menarik tangan anak itu, teguran kecil datang kemudian. Sedangkan Mrs. Rose hanya tersenyum tidak enak. Akhirnya foto itu dilihatnya, rumah lama yang ia jajaki dulu bersama dengan Marquess Evan. Rumah lama mereka.

Suara pengumuman dari kabin atas kereta tidak mengusik keterdiaman Mrs. Rosella. Ia membaliknya berkali-kali hanya untuk melihat beberapa patah kata yang menyambung menjadi satu kalimat yang tidak dipahaminya.

Sacrificare i sogni per una vita ripetitiva

*****

"Hei, jemur bajuku." Marquess Evan melempar asal pakaian miliknya ke arah miss Rose. Dibalas rengutan dan ocehan panjang. Walaupun begitu, ia tetap menurutinya.

"Pemalas," racaunya dan menyibakkan baju milik Evan ke tali. Ini adalah hari kedua lima mereka di gubuk kecil ini.

Matanya ditutup mendadak, membuat Miss Rose berbalik dan mencubit jakun Marquess Drevan dengan jahil. Wanita itu tentu mengenali suara langkah calon suaminya, ditambah hanya mereka berdua di sini.

Ia menyiram air cucian ke pria itu. Miss Rose cekikikan dan masuk ke dalam rumah. Bantingan pintu membuat rumahnya berguncang kecil. Sedangkan Marquess Evan cengo, matanya berkedip beberapa kali.

Mengusap wajahnya, Evan berjalan pelan dan membuka pintu. Aroma ikan kukus berlomba lomba menyusup ke indra penciumannya. Sosok tunangannya pasti kabur ke pekarangan belakang rumah lagi.

"Jidat lempeng yang mudah ditebak."

Marquess Evan mematikan tungku api, lalu mengeluarkan sajian ikan di meja. Setelah merapikan sisa kekacauan yang ada, barulah ia melangkah ke belakang rumah.

Gaun peach itu menjulang tepat di pipa paralon. Begitu sukanya Miss Rose dengan hadiah yang ia beri pertama kali, baju usang itu pun tetap dipertahankan olehnya. Di sisi lain, Ella gelagapan dan tertawa kikuk.

"Lihat tingkahmu, wajah tampanku terkena air busa," keluh lelaki itu dan pura pura marah.

"Hih, tampan? Akh-"

Punggung Miss Rose ditepuk dan kemudian abu hitam sudah tersisir di sekujur wajahnya. Ternyata keisengan Marquess Evan tidak kalah kacaunya.

"Nah, kita berdua sama sama menjadi upik abu."

Miss Rose tertawa terbahak-bahak hingga berjongkok di lantai. Hal ini membuat abu hitamnya masuk ke pernapasannya, berakhir tersedak. Di kondisi ini, Evan malah-

"Di keadaan apapun, sebisanya kuusahakan kita tetap memiliki nasib sama dan berdampingan, dengan cara aneh sekalipun," peringatnya seraya menepuk kepala miss Rose. Pipi gadis feminim itu terasa panas, syukurnya tersamarkan oleh olesan abu hitam tadi.

Marquess Evan berdeham dan mengambil kain, pertama diusapnya ke wajah miliknya. Barulah berpindah ke Rose. Air sabun tadi membuat sisa abu hitam mudah menghilang, membawa waktu terbang melayang khusus untuk mereka berdua.

"Selesai, jangan lupa ikan kukusmu." Rose panik dan berlari cepat, sebelum Evan melanjutkan kalimatnya.

"Gadis sembrono," tukas lelaki itu. Tidak memedulikan kondisi dirinya yang basah kuyup juga akibat air cucian tadi.

Sesampainya di dapur, Mrs. Rose mengintari ruangan kosong itu. Tiada lagi ikan kukus kesukaan Marquess Evan ataupun nuansa hangat. Jendela terbuka lebar, daun kering berceceran bebas.

Lengkungan di bibirnya mulai menjadi datar. Jemarinya mengelus pelan meja berdebu itu. Sudah berapa tahun berlalu dari momen kebersamaan ini? Mrs. Rose tersungkur ke bawah, menyesal tiada gunanya.

Mengapa ia memilih balas dendam saat itu? Apa keburukan dari suaminya? Tiba tiba, Mrs. Rose merasakan kepalanya berdenyut parah. Mengapa ia tidak dapat mengingatnya? Selama ini apa tujuan dari tindakannya?

Mengapa? Mengapa?

Mrs. Rose memukul dadanya kuat, menetralisir kegundahannya. Ia mulai bimbang, hingga daun kering tadi mulai berterbangan. Mereka bergabung dan membentuk sebuah cermin besar.

Bertepatan keadaan berubah menjadi adegan dimana suaminya menghadang pisau dari Evelyn, mulutnya penuh dengan darah. Wanita itu melihat dengan mata kepalanya sendiri dan menyadari bahwa baju peachnya berubah menjadi kemerahan gelap.

"Aku mencintaimu."

*****

"Tidak..!!!"

Mrs. Rose melengking sejadinya, bersamaan kelopak matanya terbuka lebar. Mendapati bahwa kereta api yang ia naiki kosong. Ia mengusap jarinya ke wajah, menemukan bercak air mata yang mengering.

Peach dress miliknya terasa basah, kala itu terbukanya skandal atau aib perselingkuhan membuatnya jatuh ke jalan buntu. Keluarga tercinta dan kekasih gelapnya dipacung pada hari sama, atas permintaan dari Marquess Evan kepada kaisar.

Namun, bukan itu. Sejak kapan balas dendamnya dimulai? Mengapa ia dapat beralih ke Duke Chris, lawan dari Marquess Evan? Sekuat apapun usahanya, Rose tidak dapat mengingatnya dengan baik.

Apakah hukuman mati itu... Bersumber dari Rose sendiri? Wanita itu termenung, berapa banyak hal yang ia lewatkan untuk kekosongan ini. Mengapa ia merasa bahwa dirinyalah villain dari kisahnya sendiri. Panggung sandiwara yang ia mainkan berhenti di sini.

"Jalan anda benar-benar buntu. Butuh bantuan?"

Pertanyaan itu membuat Mrs. Rose mendongakkan wajahnya, ia merasa tidak mengenali anak kecil di depannya. Tidak peduli dengan reaksi dari Rose, anak itu mengulurkan kedua tangannya. Mengizinkannya memilih dari keduanya.

"Kau ingin memperbaiki semuanya dari awal dengan potongan ingatan yang sedikit, atau menjadi orang lain tanpa memori sedikitpun?"

1
Tini Timmy
strategi yang bagus
Tini Timmy
seru" nih scene ini
Tini Timmy
racun apa tuh/Frown/
Bening Hijau
3 iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terima kasihh
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kaka
Tini Timmy
lanjut kakak
iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terimakasih untuk dukungannya 😁
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kakak
Lei.
iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih untuk dukungannyaa
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Cherlys_lyn: siappp 😁
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ada iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihh 🥰
total 1 replies
Bening Hijau
ngeri2 sedap chapter ini
Tini Timmy
semangat nulisnya /Smile/
Cherlys_lyn: terima kasih yaa 🥰
total 1 replies
Lei.
2 iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih atas dukungannyaa 🥰
total 1 replies
ona
terkejut terjungkal terpungkur
ona
bener itu bener
ona
WOYYY PANGERAN KEDUA KEJAM BANGET BJIR NGAPAIN DAH ITU GUE KESEL
Cherlys_lyn: ini baru permulaan, nanti akan disuguhkan adegan yang lebih menjadi-jadi dibanding hari ini 💀💀
total 1 replies
ona
bjir eve ngapain dah
Bening Hijau
ini cerita kehidupan rose sebelum mengulang waktu, kah
Cherlys_lyn: Benar sekali, jadi di bab 18 Rose baru mulai diingatkan secara perlahan oleh anak pemberi permen ☺️
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ini ada 3 iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
menarik /Smile/
lanjut kk
Cherlys_lyn: okeee, terima kasih ya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!