Mengejar Cinta CEO Dingin Sampai Mana?

"Ini!" Alam memberikan sapu tangan itu untuk Ayleen melanjutkan apa yang dia kerjakan dan Ayleen mengambil sapu tangan itu.

"Makasih!" ucap Ayleen mendadak gugup.

Di tengah posisi mereka yang masih sama tiba-tiba hujan turun membuat mereka berdua sama-sama melihat keatas.

"Hujan!" lirih Ayleen. Alam berdiri dan menarik tangan Ayleen yang langsung membawa Ayleen pergi, lagi dan lagi Ayleen hanya mengikut saja apa yang di lakukan Alam kepada dia.

Alam dan Ayleen yang sekarang berada di gazebo untuk berteduh, tubuh mereka sempat basah sedikit. Ayleen dan Alam berteduh di sana dengan posisi Alam yang masih berdiri dan melihat kebelakang di mana Ayleen yang masuk dengan bersandar pada tiang dengan memeluk tubuhnya yang terlihat sangat kedinginan.

"Pakailah!" Alam memberikan jas miliknya kembali ke pada Ayleen. Ayleen mengambil dan langsung memakai agar tidak kedinginan.

Alam juga duduk dengan membuang nafas perlahan ke depan yang melihat di sekitar tempat itu tampak sepi.

"Hmmmm, aku melihat hubungan kamu dengan nenek tirimu tidak baik?" tanya Ayleen membuka obrolan.

"Mana ada hubungan yang baik dengan bukan yang sedarah," jawab Alam singkat.

"Kelihatan sih, kau seperti menantang dia. Aku juga melihat dia itu sangat kasar dan suka semana-mana sama seperti apa yang dia lakukan kepadaku waktu itu," ucap Ayleen.

"Itu juga karena ulahmu. Kalau kau sudah tahu dia seperti itu, jadi menghindarlah dan jangan cari masalah!" ucap Alam mengingatkan.

"Perhatian ternyata!" ucap Ayleen pelan dengan tersenyum. Alam tidak menanggapi sama sekali.

"Kau tahu apa yang terjadi padaku, kau tahu aku memiliki lemah jantung dan kau lihat bagaimana wanita itu dia seperti apa. Jadi aku minta kepadamu untuk tidak berkoar-koar dengan apa yang terjadi kepadaku. Aku tidak ingin orang-orang seperti mereka tahu kelemahanku!" tegas Alam mengingatkan.

"Jadi itu bukan keluargamu, melainkan adalah musuh!" tebak Ayleen.

"Mereka orang-orang serakah. Aku harus bertahan hidup untuk menyelamatkan Perusahaan dan juga semua aset keluargaku. Aku tidak tahu di dalam keluargaku yang ikut ambil alih dalam Perusahaan. Siapa yang menjadi teman dan siapa musuh. Jadi aku tidak ingin terlihat lemah," jawab Alam tampak serius mengingatkan Ayleen.

"Jika mereka tahu kelemahanku, maka mereka akan menyerangku dengan mudah. Jadi kau diam dan jangan sok tahu apa yang aku alami!" tegas Alam dengan serius.

"Sudah mau mati tapi masih juga memikirkan harta!" celetuk Ayleen membuat Alam menoleh kebelakang dengan menatap Ayleen horor.

Ayleen memang selalu bicara apa adanya dan tidak takut dengan Alam sama sekali.

"Maksudku ya untuk apa masih memikirkan harta. Bukankah semakin memikirkan harta kesehatan kamu akan semakin menurun. Jadi lebih baik memikirkan kesehatan," ucap Ayleen dengan memberikan nasehat.

"Kau tidak akan mengerti karena kau tidak menjadi aku. Aku bukan gila harta, tapi aku hanya berusaha mempertahankan apa yang menjadi hak keluargaku dan tidak akan membiarkan jatuh ke tangan orang yang salah!" tegas Alam membuat Ayleen terdiam.

"Kalau begitu kamu harus punya pacar," sahut Ayleen tiba-tiba membuat alam menyerngitkan dahi.

"Bukankah kamu bilang mereka adalah orang-orang yang serakah yang ingin mengambil hakmu. Kamu harus memiliki pacar sebagai support system yang memberikan kamu semangat," ucap Ayleen yang masih tetap usaha.

"Aku sudah mengatakan tidak butuh menjalin hubungan dengan siapapun!" tegas Alam tetap dengan pendiriannya.

"Tuan Alam came on. Kamu itu harus berpikir realistis, kamu juga harus menikmati dunia yang hanya tinggal sementara. Jika kamu punya pacar, aku yakin kamu akan sangat bahagia dan hari-hari kamu akan penuh dengan warna, karena akan ada pacar yang selalu mendukung kamu, membantu kamu dan tidak akan kaku seperti ini ... yang di dalam pikiran kamu hanya pekerjaan-pekerjaan dan bersaing untuk mempertahankan sesuatu hal. Ayolah kamu juga harus bisa membahagiakan diri sendiri," Ayleen tetap saja berusaha dengan memberikan masukan pada Alam.

"Untuk apa membahagiakan diri sendiri jika orang yang akan di tinggalkan akan sedih," sahut Alam.

"Maksud kamu, kamu takut, jika kamu menjalin hubungan dengan seorang wanita, lalu kamu dan wanita itu saling mencintai, contohnya aku, ini hanya contoh tapi kenyataannya juga tidak apa-apa," ucap Ayleen.

"Kamu takut jika saat kamu pergi nanti wanita itu akan kehilangan kamu begitu. Maka dari itu tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun?" tebak Ayleen dengan pemikiran Alam.

"Kau sudah tahu jawabannya," sahut Alam.

"Tapi kita tidak tahu siapa yang akan terlebih dahulu mati, bisa saja si wanitanya. Karena yang menentukan nyawa itu adalah Tuhan. Mau kamu sakit atau divonis 1 bulan lagi meninggal. Tetapi kalau misalnya tiba-tiba aku jatuh terpeleset karena hujan lalu kepalaku terbentur ke batu. Aku juga bisa mati mendadak. Jadi tanpa aku sakit atau milik riwayat jantung seperti kamu aku juga bisa juga bisa mati," ucap Ayleen dengan ceramah.

"Apapun itu aku tidak akan menjalin hubungan dengan siapapun!" tegas Alam.

"Huhhhh payah, mau bahagian diri sendiri aja tidak mau," sahut Ayleen menghela nafas.

"Dari pada kau terus mengejarku. Kau cari laki-laki lain. Karena aku tidak harus bahagia dengan seorangpun wanita. Masih banyak hal yang harus aku lakukan!" tegas Alam.

"Kalau aku hanya mau kamu bagaimana?" tanya Ayleen menantang yang benar-benar tidak pernah menyerah.

"Mau sampai kapan kau akan mengejarku?" tanya Alam.

"Sampai kau jadi milikku," jawab Ayleen jujur.

"Apa yang membuatmu terobsesi denganku, apa karena aku kaya?" tanya Alam.

"Salah satunya ," jawab Ayleen jujur.

"Tapi aku tidak tahu kedepannya bagaimana? Apa aku akan jatuh Cinta dan sangat mencintai," jawab Ayleen.

"Lalu bagaimana jika kau mencintaiku semakin dalam. Lalu aku pergi. Apa itu tidak membuat luka padamu dan akan membuatku merasa bersalah?" tanya Alam.

Pembicaraan mereka sudah seperti dari hati ke hati yang bahkan saling menatap di dalam.

"Aku sudah mengatakan nyawa itu pemiliknya adalah yang di atas. Jika takdir memisahkan dua orang yang saling mencintai. Maka orang yang ditinggalkan pasti adalah orang yang paling beruntung karena pernah mendapatkan cinta seseorang dan sampai membawa cinta itu sampai mati," jawab Ayleen yang selalu puitis.

"CK!" Alam berdecak dengan mendengus kasar yang mengalikan pandangan wajah dari Ayleen.

"Cinta sampai mati. Apa kamu pikir ini kehidupan Romeo dan jurusan," sahut Alam yang terlihat tidak percaya dengan akan adanya cinta.

"Tidak percaya dengan cinta?" tanya Ayleen.

"Tidak sama sekali," jawab Alam jujur

"Hmmm, itu karena kamu belum jatuh cinta saja, aku yakin. Jika kamu sudah jatuh cinta pasti percaya dengan cinta dan akan menjadi laki-laki paling bucin, seperti opa, opa Korea," ucap Ayleen yang membuat Alam hanya mendengus saja.

********

Setelah hujan selesai. Alma dan Ayleen yang berjalan berdua menuju Resort dengan Ayleen yang masih memakai jas Alam. Tiba-tiba Liana muncul membuat mereka berdua menghentikan langkah

"Alam kamu di sini ternyata!" ucap Liana.

"Mama sejak tadi mencari kamu," ucap Liana. Alam hanya diam saja yang memang itu ekspresi yang selalu di tunjukkan pada sang Mama.

Mata Liana melihat ke arah Ayleen yang pasti bertanya-tanya melihat Ayleen.

"Hallo Tante!" sapa Ayleen yang langsung menjulurkan tangan dengan ramah.

Bersambung