NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adu Kesaktian

Wiku Sanata Dharma yang kebetulan sedang berjalan-jalan di dekat pintu gerbang Pertapaan Patakan, langsung melangkah ke arah sumber suara.

"Kisanak ini siapa? Kenapa berteriak-teriak memanggil orang di depan tempat ku?", tanya Wiku Sanata Dharma dengan sopan.

" Aku Patih Indrakelana dari Kedaton Wuratan. Suruh Airlangga keluar!!, jangan cuma bersembunyi di belakang seorang biksu tua seperti mu", jawab Patih Indrakelana cepat.

"Amitabha...

Rupanya Patih Kerajaan Wuratan, tapi kenapa sikap mu seperti berandalan pasar yang tidak tahu tata krama? Jika ada urusan dengan Gusti Prabu Airlangga, sebaiknya bicarakan baik-baik. Jangan seperti ini", Wiku Sanata Dharma tetap dengan nada suara lemah lembut meskipun suara keras Patih Indrakelana membuat panas kuping.

"Tutup mulut mu, biksu tua!! Aku tidak ada urusan dengan Pertapaan Patakan mu ini tapi jika kau berniat untuk melindungi Airlangga, aku tidak akan segan-segan untuk meratakan tempat terpencil mu ini dengan tanah!", hardik Patih Indrakelana segera.

" Buddha welas asih pada sesama makhluk Nya. Ini adalah tempat suci untuk beribadah kepada Nya, Gusti Patih.

Jika kau ingin merusak tempat ini, aku tidak akan tinggal diam begitu saja", ucap Wiku Sanata Dharma tetap nada suara yang lemah lembut.

"Banyak mulut kau, biksu tua!!

Baiklah jika kau keras kepala, maka jangan salahkan aku jika bertindak di luar batas. Prajurit, hancurkan tempat ini!! ", begitu perintah Patih Indrakelana ini diturunkan, para prajurit Kepatihan Wuratan langsung menerjang maju ke arah para prajurit Medang yang sudah bersiap siaga. Pertempuran sengit pun tak terhindarkan lagi.

Meskipun berat sebelah, para prajurit Medang di bawah pimpinan Tumenggung Renggopati dan Bekel Parahita langsung menyambut serangan mereka dengan sepenuh kekuatannya.

Prabu Airlangga yang sedikit terlambat datang, langsung ikut membaur dengan para prajurit Medang. Dua orang prajurit Kepatihan Wuratan langsung terjungkal saat dia mengibaskan tangannya.

Dua orang prajurit Kepatihan Wuratan langsung menusukkan tombak mereka masing-masing ke arah Sang Maharaja Medang. Prabu Airlangga dengan cepat berkelit lalu menjepit kedua tombak itu dengan lengan kiri nya. Setelah itu dia menyentakkan tombak dalam jepitan lengan kirinya. Akibatnya dua orang prajurit Kepatihan Wuratan ini langsung terhempas.

Begitu dua orang prajurit musuh ini terpental, Prabu Airlangga langsung melemparkan tombak itu ke arah dua orang prajurit yang menyerang dari arah berbeda.

Chhhrreeeeeeeeepppph chhhrreeeeeeeeepppph!

Dua prajurit Kepatihan Wuratan langsung tersungkur ke tanah dengan bersimbah darah dengan tubuh tertembus tombak. Melihat kawan-kawan tewas dengan mudah, sepuluh orang prajurit Kepatihan Wuratan mengepung Prabu Airlangga. Lalu mereka kompak menerjang maju sambil menusukkan pedang nya ke arah sang raja muda.

Prabu Airlangga dengan cepat melompat ke udara menghindari tusukan pedang musuh. Akibatnya serangan para prajurit Kepatihan Wuratan hanya mengenai udara kosong saja. Lalu sang raja Medang langsung meluncur turun dan melayangkan tendangan keras ke arah para prajurit yang mengepungnya.

Dhhaaaassssshhh dhhaaaassssshhh..

Aaaauuuuggghhh aauuugghhh!!

Sepuluh orang prajurit Kepatihan Wuratan ini langsung terjungkal begitu menerima tendangan cepat dari raja muda ini.

Dewi Krepi yang dendam kesumat pada Prabu Airlangga, dengan cepat melesat ke arah sang raja dari arah belakang. Namun Parahita yang melihat itu tak membiarkannya begitu saja. Bekel prajurit pengawal pribadi raja yang juga merupakan kekasih sang raja langsung memutar kedua telapak tangan nya sebelum memapak pergerakan Dewi Krepi.

Whhhhhuuuuuuugggghhh...

Blllaaaaaaaaaaaaammmmm!!

Sama sekali tidak ada kesempatan untuk merubah serangan nya, Dewi Krepi terpaksa beradu ilmu kesaktiannya dengan Parahita. Ledakan keras membuat keduanya terpental mundur ke belakang. Namun keduanya cepat merubah gerakan tubuhnya hingga masih sanggup berdiri tegak.

"Perempuan tengik, minggir!! Aku tidak ada urusan dengan mu!! ", bentak Dewi Krepi sambil mengusap darah yang meleleh keluar dari sudut bibirnya.

" Lawan mu adalah aku, iblis betina.. Aku adalah pengawal Sinuwun Prabu Airlangga, aku akan melindunginya meskipun harus kehilangan nyawa", ucap Parahita tanpa gentar sedikitpun dengan ancaman Dewi Krepi.

"Wanita jalang!! Akan ku hancurkan tubuh mu hingga jadi makanan anjing hutan!! ", usai memaki-maki Parahita, Dewi Krepi langsung melompat ke arah Parahita dengan mengeluarkan seluruh kemampuan beladiri yang ia miliki.

Keduanya lantas bertarung dengan sengit. Masing-masing tak mau kalah dengan menggunakan ilmu kanuragan yang mereka punya.

Di sisi lain pertarungan, Tumenggung Renggopati mengamuk dengan gada wesi kuning nya. Dia benar-benar buas, membantai para prajurit Kepatihan Wuratan. Setiap prajurit Kepatihan Wuratan yang mencoba untuk menghentikan nya harus tewas dengan tulang patah atau kepala remuk terkena gebukan gada wesi kuning.

"Hayo sini maju kalian, Orangorang Wuratan!

Aku Tumenggung Renggopati akan senang hati mengepruk kepala kalian semuanya", tantang Tumenggung Renggopati sambil menggenggam erat gagang gada wesi kuning yang sudah berlumuran darah.

Melihat keganasan sang perwira tinggi prajurit Medang ini, tentu saja para prajurit Kepatihan Wuratan gentar dalam hati. Tak satupun dari mereka berani maju ke arah sang perwira bertubuh tinggi besar.

Dua orang pendekar sewaan Dewi Krepi, melangkah maju dengan pongah ke arah Tumenggung Renggos sambil menenteng senjata mereka.

"Kau boleh juga, anjing Airlangga!

Tapi jangan jumawa di hadapan Dua Pendekar Bukit Lawa. Bersiaplah untuk mati! ", bual seorang lelaki bertubuh gempal bersenjatakan gada bergerigi tajam segera.

" Eits jangan kan cuma pendekar dari kawanan lawa ( kelelawar), yang dari sekelas kawanan kalong ( kelelawar besar ) aku tidak takut. Maju saja sini, biar tak pecahkan kepala mu yang kosong itu! ", Tumenggung Renggos menggerakkan jemari tangannya sebagai isyarat kepada dua jagoan ini untuk maju. Dua Pendekar Bukit Lawa mendengus keras lalu meloncat ke arah perwira tinggi prajurit Medang ini dengan mengayunkan senjata mereka.

Tumenggung Renggopati mundur selangkah mempersiapkan diri sebelum bertarung melawan dua jagoan sewaan Dewi Krepi ini. Mereka bertarung dengan sengit.

Patih Indrakelana yang melihat Prabu Airlangga dengan mudah membantai para prajurit Kepatihan Wuratan, mengepelkan tangannya penuh amarah. Dia segera melakukan kembangan ilmu silatnya dan melompat ke arah Prabu Airlangga. Dia dengan cepat menendang punggung raja Medang ini sekuat tenaga.

Dhhiiieeeeeesshhhh!!!

Serangan bokongan ini membuat Prabu Airlangga terjungkal ke depan namun ia segera bangkit dari tempat jatuhnya sembari menatap ke arah penyerang nya sambil mengusap darah yang keluar dari sudut mulut.

"Inikah sikap dari seorang ksatria Kerajaan Wuratan? Membokong dari belakang? Benar-benar hina! ", Prabu Airlangga mengusap sisa darah di mulutnya dan meludahkan nya ke tanah.

" Peduli setan dengan sikap ksatria!! Pokoknya hari ini aku harus membunuh mu dengan segala cara!", lepas bicara demikian, Patih Indrakelana langsung menerjang maju ke arah Prabu Airlangga dengan tendangan cepat nya. Sang raja Medang langsung mengelak, dan pertarungan antara dua bangsawan ini langsung terjadi.

Menggunakan ilmu silat yang ia pelajari dari Padepokan Padas Putih, Prabu Airlangga melayani serangan demi serangan yang di lancarkan oleh Patih Indrakelana. Dia begitu lincah dalam bertahan dan menyerang hingga semua serangan mematikan Patih Indrakelana mentah begitu saja.

Whhhuuuuuttttt whhhuuuuuttttt..

Pllaaakkkk pllaaakkkk dhhaaaassssshhh!!!

Patih Indrakelana nyaris terjungkal andai tidak cepat menguasai diri setelah dua pukulan dan satu tendangan keras di pinggang telak menghajar nya. Dia meringis kesakitan sembari mencabut keris pusaka di pinggangnya.

Keris berlekuk 3 ini langsung di letakkan pada dahi nya. Sembari mendengus keras, Patih Indrakelana melompat ke arah Prabu Airlangga. Dengan cepat ia mengayunkan keris nya ke arah leher sang raja muda.

Shhrrreeeeeettthhh!!

Prabu Airlangga merendahkan tubuhnya sembari berguling ke tanah. Sabetan keris Patih Indrakelana hanya menyambar angin kosong sejengkal diatas kepala Sang Maharaja Medang. Dengan cepat ia mencabut Keris Pulanggeni di pinggangnya dan menyambut serangan berikutnya dari Patih Indrakelana dengan pusaka itu.

Thhhrrrraaaaaaaannnngggg!!!!

Thhhrrrraaaaaaaannnngggg..!!!

Adu keris pusaka pun langsung terjadi. Namun setiap kali dua senjata merekaberbenturan, tangan Patih Indrakelana bergetar dan terasa ngilu. Ini membuat Patih Indrakelana menyadari bahwa senjata pusaka lawan lebih ampuh di banding miliknya.

Dia melompat mundur dan cepat menyarungkan keris pusaka ke pinggangnya. Segera ia mengerahkan seluruh tenaga dalam nya pada kedua tangan sambil komat-kamit merapal mantra Ajian Guntur Geni. Seketika itu juga, tubuhnya mengeluarkan cahaya merah bercampur kebiruan.

Begitu ilmu kanuragan nya rampung di rapal, Patih Indrakelana segera menghantamkan kepalan tangannya ke arah Prabu Airlangga. Gumpalan cahaya merah bercampur kebiruan langsung menerabas cepat ke arah Prabu Airlangga disertai angin panas yang bergulung-gulung.

Melihat hal ini, Prabu Airlangga cepat melompat tinggi-tinggi ke udara untuk menghindar.

Blllaaaaaaaaaaaaammmmm!!!

Prabu Airlangga lolos dari maut dan mendarat 4 tombak jauhnya dari tempat nya semula. Tak ingin lawannya lolos begitu saja, Patih Indrakelana langsung mengejar dengan kembali menghantamkan kepalan tangannya ke arah raja Medang ini.

Ledakan demi ledakan dahsyat terus terdengar. Sedangkan Prabu Airlangga berjumpalitan kesana kemari menghindari serangan mematikan dari warangka praja Kerajaan Wuratan. Dia lolos dari serangan musuh akan tetapi beberapa bangunan dan pepohonan di sekitar Pertapaan Patakan menjadi korban dari serangan membabibuta dari Patih Indrakelana.

Tak ingin Pertapaan Patakan rusak karena ulah Patih Indrakelana, Prabu Airlangga memilih untuk diam saat serangan Patih Indrakelana datang. Dan..

Blllaaaaaaaaaaaaammmmm!!!

Ledakan dahsyat langsung terdengar kala Ajian Guntur Geni milik Patih Indrakelana menghantam tubuh Prabu Airlangga. Debu beterbangan dan asap tebal langsung membumbung tinggi ke udara. Melihat itu, Patih Indrakelana menyeringai lebar.

"Mampus kau Raja Medang..!! "

Namun seiring menghilangnya asap tebal yang menyelimuti tubuh Prabu Airlangga, senyum lebar penuh kemenangan di wajah Patih Indrakelana pun turut menghilang. Raja Medang itu masih berdiri kokok di tempat nya semula bahkan tersenyum lebar menatap ke arah nya.

"Hahhhh bajingan tengik ini.... ", geram Patih Indrakelana segera. Ia cepat merapal mantra ajian nya yang lain, Ajian Cakar Pelebur Sukma. Seketika cahaya merah kehijauan memancar dari telapak tangan nya. Melihat hal itu, Prabu Airlangga memejamkan matanya sebentar dan cahaya kuning keemasan cepat menyelimuti seluruh tubuh penguasa Kerajaan Medang ini.

Patih Indrakelana segera melompat ke arah Prabu Airlangga dan cepat mengayunkan cakar tangannya yang sudah di lambari Ajian Cakar Pelebur Sukma.

Shhhrrrraaaaaaaaaakkkkkk!

Betapa terkejutnya Patih Indrakelana kala melihat ilmu kesaktiannya tak mampu merobek kulit dada sang raja muda. Sekeras apapun ia mencoba, tetap saja Ajian Cakar Pelebur Sukma miliknya belum mampu melukai tubuh Prabu Airlangga.

Sembari tersenyum, Prabu Airlangga langsung berkata,

"Sekarang giliran ku... "

1
LD. RAHMAT IKBAL
prabu dilawan eee sehat kang
Windy Veriyanti
...dan Pedang Naga Api akan bertugas kembali...
Riyan Ngalam
semakin seru ceritanya kang ebez... lanjutkan
Esther M
rasakan siluman ompong tambah ompong gigimu haha....
Hermawansyah Wawan
cerita yang sangat bagus 👍👍👍👍👍
Andre Oetomo
mantab thor,,
saniscara patriawuha.
coba dari awal langsung sat set sottt,,, ora sowek klambine....
Kakasefti
di tunggu ya up selanjutnya
Eddy Airborne
lanjutkan
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
Pedang Naga Api bakal keluar lagi nih kalo begini ceritanya.. kapok koe ajak prabu Airlangga bermain pedang 😂😂
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
sayangnya malam ini Rara Wuyung akan bertemu Parahita, seorang Paricara yang punya ilmu silat pilih tanding sekaligus seorang Demung Kerajaan Medang yang sekaligus menjadi tangan kanan sinuwun Prabu Airlangga itu sendiri 😎

Ayooo Rara.. kau mau adu mentereng soal gelar atau racun atau ilmu kanuragan, Parahita punya semua /Proud/ /Proud/
aina
semangat
breks nets
Wah belum tahu lawan nya siapa mereka sekali pedang Naga Api di cabut habislah sudah hehe
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Ha ha ha... harusnya yang dijewer hidungnya, biar Bancak gak bisa mendengar lagi 😁
andymartyn
lanjut
andymartyn
jangan main-main sama pedang
AbhiAgam Al Kautsar
main mainnya di tunda setelah pesan pesan berikut
David Hottap Dan Hdd
pertama
LD. RAHMAT IKBAL
mantap
LD. RAHMAT IKBAL
selamat idul adha kang sehat selalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!