Tersisih Dari Nagari Minang

***

masa lebaran telah usai dan hanya meninggalkan kenangan suka maupun duka. miko yang kini tengah berada di pondok sawah seperti biasa melakukan pekerjaannya yakni kembali membajak sawah untuk ditanami benih padi. karena dirasa akan membutuhkan waktu yang lama, miko pun semalam menghubungi lewat telepon untuk meminta tambahan libur cuti dan langsung di acc oleh pak Maurice.

Miko juga sempat menghubungi Silvia kalau dirinya akan menambah cuti selama satu minggu dan meminta tolong untuk sementara tugas miko diselesaikan oleh Silvia. ketika sedang beristirahat di bawah pondok, Melissa datang menemui miko sambil membawa rantang berisi makan siang.

siang itu Melissa tampak cocok dengan pemandangan sawah karena mengenakan baju kaos hitam dan kain batik tak luput juga topi jerami nya. ia benar-benar terlihat seperti gadis desa sesungguhnya.

"assalamu'alaikum abang... sudah waktunya istirahat mari makan dulu. ini mel bawakan makan siang buat abang... " ucap Melissa sembari membuka rantang dan menyuruh miko untuk beristirahat makan siang.

"baiklah terimakasih Melissa sudah repot-repot membawakan bekal makan siang ini untuk abang. ayo makan bersama... "

Mereka berdua pun menikmati makan siang bersama. angin yang bertiup sepoi-sepoi menambah adem nya suasana sawah. kicauan burung saling bersahutan membuat persawahan menjadi lebih rileks berbeda jauh ketika berada di kawasan desa. hal itulah yang membuat miko betah berlama-lama di pondok sawah.

"abang... bukankah kita terlalu lama meninggalkan rumah di kuala lumpur? kapan rencananya kita akan kembali? " tanya Melissa.

"sabar ya mel... paling selesai abang dengan urusan sawah baru kita pulang kembali ke sana. "jawab miko.

Melissa memaklumi ucapan miko. kalau miko tidak menyelesaikan pekerjaan sawah, ia takut dengan amak yang nantinya akan lebih memaksakan diri. miko begitu mencemaskan kesehatan amak setiap saat.

waktu istirahat makan siang pun telah usai. kini miko kembali membajak sawah dan Melissa berlalu pulang meninggalkan miko. kala itu, hati Melissa bagai bunga yang baru mekar karena cinta. sebelum melangkah pulang miko sempat menitipkan beberapa buah kelapa untuk diberikan kepada amak.

Ketika sampai di rumah miko, Melissa melihat elya yang baru saja keluar dari rumah. keduanya saling menatap dan diam. tanpa berkata apa-apa elya pergi melewati Melissa. tampak elya tersenyum misterius entah karena hal apa namun yang pasti bukanlah hal baik bagi Melissa.

Melissa tak menghiraukan tingkah laku elya itu. ia segera masuk dan memberikan titipan dari miko untuk amak. setelah itu Melissa pun pulang ke rumah dengan suasana hati riang.

Hari semakin sore dan kini miko telah menyelesaikan semua pekerjaan sawah. Seperti biasa sebelum pulang miko akan menembak ikan terlebih dahulu di sungai. sudah lama ia tak pernah melakukan hal ini dan hasil yang didapat pun tidak sama seperti dulu. meski begitu tetap cukup untuk makan miko dan amak malam ini.

miko pun pulang mengendari sepeda ontelnya. di dalam perjalanan ia terpikirkan kalau sebelum pulang kembali ke kuala lumpur miko berencana untuk membelikan amak sepeda listrik agar tak lagi berjalan kaki dari rumah menuju balai desa. orang yang cocok untuk menemaninya pergi membeli sepda listrik adalah Melissa.

"semoga Melissa mau membantuku pergi membeli sepeda listrik untuk diberikan kepada amak. dengan adanya sepeda listrik amak tak susah susah berjalan kaki ke balai ataupun kemana-mana... " gumam miko.

***

Sorot pandang beralih kepada Melissa yang duduk bersama dengan ayahnya malam itu. tak lama ibu Melissa pun ikut bergabung sembari membawakan teh hangat. Mereka berdua bingung karena baru kali ini Melissa melakukan tindakan itu mengingat kebiasaannya yang tak pernah ingin ayah dan ibu ikut andil dalam masalah kehidupan Melissa itu sendiri.

"ayah...ibu... Melissa sudah lama memendam perasaan cinta kepada abang miko. apakah jikalau mel menikah dengan abang miko ayah dan ibu akan merestui keinginan Melissa?... " ucap Melissa mengutarakan maksud hatinya.

Dato' anwar terkejut dan saling menatap kepada istrinya. ia lalu menghela nafas panjang dan tertawa kecil lalu memberikan jawaban dari ucapan Melissa.

"hahaha alhamdulillah anak ayah alah gadang kini yo... sampai-sampai mamikiakan untuak baralek. mel... ayah akan selalu merestui apo nan Melissa pa buek. baitu pulo jo keinginan Melissa nan ingin baralek jo nak miko... ayah salalu mendukung Melissa... " ucap dato' anwar.

"betul apo nan dikatokan ayahmu Melissa... ibu juo marestui keinginan Melissa. sungguah sanang jikalau nak miko nan manjadi pandamping hiduik putri amak nih..." tambah sang ibu.

Bagi mereka, miko adalah pilihan yang tepat untuk mendampingi Melissa. dan karna ini adalah permintaan Melissa itu sendiri, mereka sangat bersyukur karena tidak memaksakan kehendak untuk menikahkan Melissa dengan miko.

Melissa yang mendapatkan restu dari kedua orang tuanya pun langsung gembira dan berterima kasih karena telah memberikan izin untuk menikahi miko. lalu Melissa pun menjelaskan kepada mereka agar pernikahan mereka direncanakan sebelum miko dan dirinya kembali ke kuala lumpur.

"baiklah... besok malam kito akan pai ka tumah ibu Rani untuak marundiangkan hal iko. Mudah-mudahan hajat Melissa ditarimo oleh ibu Rani... " ucap dato' anwar.

Melissa mengangguk mengiyakan perkataan ayahnya. ia sudah tak sabar menunggu besok malam dengan rasa penasaran. ketika masuk ke kamar untuk beristirahat, telepon Melissa tiba-tiba berdering dan segera saja ia menjawab telepon itu yang tak lain adalah dari miko.

"halo assalamu'alaikum mel... besok apakah kamu sedang senggang? "

"yah tidak ada kegiatan selain rebahan di rumah... memangnya ada apa abang? "

"begini mel. abang ingin membelikan sepeda untuk amak agar beliau tidak perlu lagi berjalan kaki kemanapun dirinya pergi. nah abang minta tolong sama mel membeli sepeda listrik besok bersama abang, bagaimana? "

"dengan senang hati Melissa akan menemani abang pergi ke dealer sepeda listrik besok... beritahu saja kapan abang ingin berangkat... "

"alhamdulillah terimakasih ya mel... ya sudah besok abang pastikan lagi jam berapa kita akan berangkat. abang pamit dulu assalamu'alaikum... "

"waalaikumsalam... "

Telepon telah berakhir dan tampak Melissa tersenyum sembari memeluk ponselnya. Ia benar-benar sangat senang menerima tawaran dari miko.

Keesokan harinya Melissa dan miko pergi menuju dealer sepeda listrik bersama sesuai dengan apa yang dibicarakan lewat telepon. keduanya sangat sibuk memilih berbagai bentuk sepeda listrik di dealer. setelah mendapatkan sepeda listrik yang sesuai untuk digunakan amak merekapun pulang dengan mengendarai nya.

ditengah jalan, Melissa mulai mengajak miko mengobrol mengenai malam nanti ia bersama orang tuanya akan datang kerumah miko. miko yang mendengar pun seketika terkejut dan menanyakan perihal apa yang membuat Melissa dan kedua orang tuanya datang berkunjung ke rumah. namun Melissa tidak menjawab pertanyaan dari miko dan membuatnya semakin penasaran.

"malam nanti abang pasti akan tahu kok hihihi... " ucap Melissa sambil tertawa kecil.

Miko terpaksa memendam rasa penasaran di hatinya dengan perkataan Melissa itu. Entah apa yang akan menanti miko di malam nanti. begitu sampai di rumah, betapa senangnya amak dengan pemberian miko. ia memeluk miko dan juga Melissa berterimakasih kini amak tak perlu capek lagi berjalan kaki kemanapun.

"oh iya amak. nanti malam insyaallah Melissa dan keluarga akan datang kesini. ada suatu hal yang ingin dirundingkan... Melissa pamit dulu ya mak assalamu'alaikum... "ucap Melissa kepada amak.

"waalaikumsalam... "

amak yang melihat Melissa telah pergi sembari melambaikan tangan kini beralih menatap tajam kearah miko. seperti sudah tahu apa yang amak ingin katakan kepadanya, miko dengan cepat menggelengkan kepala berkata tidak tahu mengapa Melissa dan orang tuanya akan datang malam ini kerumah.

***

Kini elya bersama dato' rahman dan juga istrinya berjalan menuju rumah miko. wajah elya sungguh tak sabar untuk bertemu dengan miko dan akan melamarnya. walau beberapa hari yang lalu elya sempat berbuat kesalahan, ia yakin miko akan melupakan hal itu dan menerima tawaran untuk menikah dengan dirinya.

"pasti da miko akan menerima lamaran dih elya dan mamaafkan kesalahan nan tajadi kemarin malam... " gumam elya.

Sampailah kini mereka didepan rumah miko. ketika salam dibalas dan disuruh naik merekapun masuk ke rumah. suasana rumah menjadi ramai ketika elya dan keluarganya memasuki rumah tersebut. bagaimana tidak, didalam rumah itu telah ada Melissa beserta orang tuanya. sikap Melissa dan elya menjadi canggung sebab mereka tahu dan sadar akan kedua belah pihak pasti akan saling mengutarakan permintaan mereka berdua.

"alah lamo uda anwar disiko? tumben bana datang kamari. " ucap dato' rahman berbasa-basi dengan dato' anwar.

"aaaaahhh kebetulan sekali uda rahman tibo... sekalian sajo lah ma agiah kaba masalah pernikahan gadiah kasayangan kami ko nan akan dilangsuangkan tigo hari lai... " jawab dato' anwar.

Mendengar hal itu dato' rahman sekilas melihat kearah putrinya elya yang kala itu tertunduk sambil menggertakkan giginya. Dato' rahman kemudian menyipitkan matanya lalu memastikan satu hal kepada dato' anwar.

"maksud uda anwar dih Melissa akan baralek jo paja miko?... " tanya dato' rahman yang seketika membuat suasana menjadi canggung.

"benar sekali da rahman. gadiah kami Melissa akan baralek jo paja miko... barusan sajo ambo alah marundiangkan hal itu jo ibu Rani dan paja miko. mereka sepakat untuak menerima lamaran dari kami... " jelas dato' anwar.

sungguh tak menyangka dan seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya. dato' rahman hanya bisa diam sambil mengepalkan tangan tak bisa berkata apa-apa lagi. ia menatap putri kesayangannya yang kini matanya telah bekaca-kaca. istrinya yang menyadari hal itu segera merangkul elya dan memberikannya pelukan.

"ada apa ini?... apo nan sabananyo alah tajadi?... " tanya dato' anwar melihat kejadian tak biasa itu.

"sebenarnya... "

dato' rahman pun akhirnya mulai menjelaskan maksud kedatangan dirinya adalah juga ingin menawarkan elya putri semata wayangnya itu untuk dilamar oleh miko. ia benar-benar tidak percaya kalau miko yang sudah lama akrab dan dekat dengan elya kini malah memilih Melissa sebagai pendamping hidupnya. tentu hal ini akan membuat hati elya terpukul dan pasti sedih.

"indak disangko duo gadih nan basahabat sejak lamo kini mancintoi urang nan samo... " ucap ibu Rani.

miko hanya terdiam terpaku karena tidak menduga akan kejadian seperti ini. dirinya sungguh dilema dan tak tahu harus menjelaskan apa. dirinya hanya bisa menjawab salam dari keluarga dato' rahman yang pamit dengan perasaan murung dan sedih mendengar kalau miko telah menerima Melissa sebagai pendamping hidupnya bukan elya.

Ibu elya segera memapah elya pulang. ia sangat tahu kalau saat ini diri elya sendiri sedang dalam keadaan kecewa dan tatapannya kosong. hati elya sangatlah hancur berantakan. ia tak menyangka kalau miko lebih memilih Melissa daripada dirinya.

"apo kali ini elya talambek dari Melissa?... dan manga pulo da miko labiah mamiliah Melissa dibandingkan ambo... apo lai kurangnyo ambo dimato da miko?... " gumam elya yang pulang dengan suasana hati rapuh.

***