Astoria Adventure

*𝘵𝘦𝘨𝘢𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘵𝘢𝘣𝘪𝘭𝘪𝘵𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭𝘪𝘴"𝐂𝐚𝐬𝐩𝐢𝐚𝐧

Mendengar bentakan itu, Caspian hampir terpancing emosi, namun dengan bijak ia menahan diri, tidak sekali-kali mencabut pedangnya. Dengan napas yang diatur dengan hati-hati, Caspian mulai berbicara dengan tenang pada kakek berusia sekitar lima puluh tahun tersebut.

"Hei kakek,apapun masalahmu itu bukan urusanku, aku hanya memintamu memanggilkan tabib,atau kamu tidak mau melihat matahari terbit esok hari" ucap Caspian dengan tegas.

Kepala desa, yang kini dipenuhi rasa takut, mengiyakan permintaan Caspian dan bergegas pergi menuju sebuah rumah, namun ia tampak mengunjungi setiap rumah di sekitarnya. Kejadian aneh ini menimbulkan kecurigaan dalam benak Caspian terhadap kepala desa yang renta tersebut.

Akhirnya, kepala desa mendekati Caspian dengan sekelompok orang di belakangnya, sekitar dua puluh pria yang membawa senjata tajam seperti pedang dan sabit.

"Hei, anak muda! Kamu mencari seorang tabib, bukan? Mereka inilah tabibnya!" seru kakek itu sambil menunjuk pada para pengikutnya. "Bunuh dia untukku!" tambahnya dengan nada penuh ketidaksantunan.

Setelah kakek itu berseru, semua pengikutnya berlarian menuju Caspian dengan niat untuk menyerang. Namun, Caspian hanya tersenyum sinis, lalu dengan gerakan cepat seperti kilat, ia mencabut pedangnya. Jenderal yang dikenal sebagai Elang Hitam ini meluncur ke arah para pria itu tanpa ragu.

Mereka terlibat dalam pertarungan sengit, namun setiap serangan yang dilancarkan tidak mampu mengenai Caspian sama sekali. Sebaliknya, para pria itu secara bergiliran merasakan kekuatan dan keahlian dari jenderal yang merupakan bawahan Vincent ini. Dengan kecepatan dan kegesitan luar biasa, Caspian berhasil mengatasi para penyerang yang dipanggil oleh kepala desa dengan mudah.

Setelah sekitar 20 menit berlalu, Caspian berhasil mengalahkan semua lawannya tanpa mengalami luka sedikit pun, hanya pedangnya yang sedikit rusak akibat serangan lawan. Kepala desa yang licik itu terkejut dan terduduk di tanah dengan pandangan yang tak percaya.

"Ikuti aku, yang mulia, yang berhak untuk menghakimi," ucap Caspian sambil menyeret kakek itu dengan tegas.

Dengan mantap, Caspian menyimpan kembali pedangnya dan meninggalkan para pria yang terluka di medan pertempuran. Di tangan kanannya, ia menyeret kakek itu yang sedikit meronta ingin melepaskan diri, sementara tangan kirinya menarik kendali kudanya yang setia menunggu.

" Lepaskan aku, penjahat! Siapa kamu berhak menghukumku?" teriak kepala desa sambil berusaha membebaskan dirinya dari cengkeraman tangan Caspian.

Para penduduk desa menjadi bingung dengan tindakan Caspian, tetapi mereka tak berani menegurnya karena takut akan kemarahan Jenderal tersebut.

Saat dalam perjalanan, Caspian memutuskan untuk bertanya pada salah satu penduduk tentang lokasi rumah tabib di desa itu. Warga yang dia tanyai memberitahunya bahwa rumah tabib tidak jauh dari kediaman kepala desa, lalu menunjukkan arah yang harus ditempuh.

Caspian melangkah maju dengan kepala desa yang terus berontak dan berteriak minta tolong. Ketika mereka tiba di depan rumah tabib, Vincent segera memanggil orang yang berada di dalam.

"Halo! Ada orang di rumah ini?" teriaknya.

Suara dari dalam rumah segera menjawab, "Iya, sebentar...". Pintu rumah pun perlahan terbuka, dan terlihat seorang wanita cantik berusia sekitar 30 tahun, dengan tinggi sekitar 160 cm, mengenakan pakaian lusuh, menyambut kedatangan Caspian dengan ramah.

"Ada apa, tuan? Apakah ada yang bisa saya bantu?" sapa gadis itu dengan ramah kepada Caspian yang berdiri di hadapannya.

"Kamu seorang tabib?" tanya Caspian dengan ekspresi wajah yang serius.

Ketika gadis itu melihat kepala desa diseret oleh Caspian, raut keterkejutan langsung terpancar dari wajahnya.

"T-Tuan Kepala Desa?" desis gadis itu dengan gemetar.

"Saya tanya sekali lagi, apakah kamu tabib di desa ini?" ulang Caspian pertanyaannya dengan tegas.

"Y-ya, saya adalah tabib di desa ini. Apakah ada yang bisa saya bantu?" jawab gadis itu dengan keraguan.

"Ikuti aku, aku memiliki pasien yang perlu disembuhkan," ujar Jenderal Caspian tanpa banyak basa-basi.

Tanpa menunggu lama, gadis tabib itu segera masuk ke dalam rumah untuk mengambil kotak obatnya, lalu bersiap untuk pergi bersama Caspian.

Dalam perjalanan singkat, mereka akhirnya tiba di sebuah gubuk di pinggiran desa tempat tinggal Ethan dan ibunya. Gadis tabib itu memberi salam kepada penghuni rumah dengan penuh sopan.

Ethan yang melihat gadis itu datang kerumah nya berteriak dengan gembira"Yeayy kak Yunia ada disini,ibu pasti akan sembuh!"teriak bocah 6 tahun itu.

Melihat reaksi Ethan,Vincent langsung menoleh ke belakang dari tempat duduk nya.Alangkah terkejut nya tabib itu karena ia mengenal siapa Vincent.

"Astaga! Yang mulia Vincent!" gadis itupun bersimpuh memberi hormat.

Vincent bangun dari tempat duduk nya lalu menghampiri gadis itu meminta nya untuk berdiri.

"Berdirilah,bantulah ibu itu,saya akan menunggu diluar" ujar Vincent yang segera meninggalkan ruangan.

Ia tertegun akan pemandangan di luar rumah,banyak orang mengintip dari balik-balik rumah, melihat apa yang terjadi pada kepala desa mereka.

"Siapa yang kau seret itu,Caspian?" tanya Vincent yang melirik kepada kepala desa yang di tarik paksa oleh Jenderal nya.

"pria ini sungguh licik yang mulia,saya meminta dipanggilkan tabib tapi ia malah ingin membunuh saya" jawab Caspian dengan jelas.

"Lepaskan aku binatang!" kakek itu masih saja berteriak meronta.

Vincent menghampiri pria tua itu,dan menanyakan beberapa hal.

"Kamu tau saya siapa, kakek?" tanya Vincent menatap tajam ke arah kepala desa.

"Saya tidak kenal kamu,kamu adalah pria bejat,kalian akan dikutuk oleh para dewa,wanita yang kamu selamatkan itu adalah wanita iblis!"ucap kakek itu yang sedikit ngelantur.

Vincent hanya menatap dingin lalu memanggil para penduduk desa yang mengintip dari balik rumah-rumah mereka,mendengar panggilan itu, penduduk desa tiba dan berkumpul.

"Semuanya kemari!" seru Vincent kepada para penduduk desa tebbs.

Para warga berkerumun dengan cepat menyaksikan kejadian di hari itu,pukul menunjukkan pukul 2 sore,matahari dengan terik nya membuat suasana di desa itu menjadi cukup panas.

"Aku adalah Cassius Vincent raja dari Astoria,dimana para pejabat desa! kamari!" teriak Vincent.

Orang-orang yang menyaksikan hal itu,seketika teringat wajah raja mereka.Beberapa menit yang lalu,penduduk desa menerka-nerka siapa Vincent,tapi mereka seakan mengenal tapi tidak tau itu siapa,barulah ketika Vincent memperkenalkan dirinya mereka teringat bahwa ia adalah raja dari negeri Astoria.

Kakek yang diseret Caspian pun terkejut setengah mati,ia tidak pernah menyangka bahwa ia langsung berurusan dengan seorang raja.Ia pun berulang kali meminta ampun,namun Vincent tetap acuh tak acuh,ada sekitar 50 orang yang berkumpul menyaksikan adegan tersebut.Lalu Vincent dengan tegas menanyai mereka.

"Saya bertanya kepada kalian,apa saja yang di perbuat oleh kepala desa kalian? apakah dia menindas kalian atau bahkan merugikan kalian?" tegas Vincent bertanya pada penduduk.

Tak berselang lama seorang pria muda berumur 30 tahunan,maju diantara kerumunan itu.Ia memperkenalkan diri dan menjelaskan semua perbuatan kepala desa pada mereka.

"Hormat yang mulia agung,nama saya mark, orang yang di seret oleh orang di samping anda adalah kakek saya,banyak penduduk mengeluh pada saya terhadap perbuatan kakek,mereka mengatakan bahwa kakek saya sering menyita makanan secara tidak wajar,dan beberapa kali membeli barang-barang dari pasar dengan jumlah yang tidak wajar"ujar penduduk itu bersimpuh memberi hormat.

Vincent memutuskan meminta beberapa orang desa mengusut kasus ini dengan cepat.Belum sampai 10 menit,seseorang menyusul mark dari belakang.

" Yang mulia!anda harus menghukum pria ini!

*𝘏𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘱𝘰𝘭𝘪𝘵𝘪𝘬 𝘥𝘪𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘪𝘭,𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘨𝘢𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯*𝐂𝐚𝐬𝐩𝐢𝐚𝐧 𝐓𝐡𝐞 𝐛𝐥𝐚𝐜𝐤 𝐇𝐚𝐰𝐤