NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mode Manja

Di hari sabtu ini, kebetulan jadwal Dimas pulang jam dua siang. Selang lima belas menit dengan Indah, alhasil Dimas menunggu Indah di warung dekat kantor KUA tempat istrinya berkerja. 

"Mbak Indah, bukannya hari ini pulang lebih awal? Kenapa masih ada di kantor?" Tanya Aisyah pada Indah yang terlihat masih sibuk didepan layar komputernya. 

"Hah? Apa iya?" Kata Indah yang tak menyadarinya. 

Kemudian Indah melihat jam tangannya, jam telah menunjukan pukul empat belas lewat lima belas menit. 

"Loh, iya. Tuh lihat, orang orang sudah pulang semua" Kata Aisyah yang menunjuk kearah luar ruangannya. 

"Loh kok bisa sih aku lupa" Kata Indah yang kini mulai menyimpan file kerjaannya lalu membereskan barang barangnya yang ada diatas meja. 

Tak lama kemudian, sering ponselnya berbunyi. Ia lihat username pemanggil, dan yang memanggil Indah adalah suaminya. 

"Halo sayang? Masih lama nggak? Kayaknya kantornya udah sepi, apa kamu udah pulang duluan?"  Tanya Dimas pada Indah di sambungan telfonnya. 

"Aduh sayang, maaf aku kelupaan ini kalau pulang cepet, tunggu aku" Jawab Indah diujung telfon. 

Suaranya tampak tergesa gesa, karna Indah seraya mengemasi barang barangnya. Dan bersiap untuk pulang, entah akan pulang jam berapa jika Indah tak ditegur oleh Aisyah. Aisyah yang kala itu juga baru saja hendak pulang, ia curiga di ruangan indah masih terdengar suara keyboard yang berdenting nyaring. Padahal suasana dikantor sudah sangat sepi, Indah dan Aisyah kini sudah keluar dari kantor. Tepat berpapasan dengan penjaga kantor yang hendak mengunci kantor. 

"Untung saja bapak baru datang, kalau tidak saya bakal dikunciin sama bapak ni" Kata Indah yang bersyukur karna Aisyah mengingat kannya. 

Dari kejauhan, Dimas melihat istrinya tengah berlari kecil menghampiri dirinya. Dimas kemudia membayar kopi yang ia pesan, serta membeli dua bungkus roti. 

"Sayang maaf ya aku kelupaan kalau hari ini pulang lebih awal" Kata Indah meminta maaf pada suaminya. 

"Nggak papa sayang, ya sudah yuk kita pulang sekarang" Ajak Dimas pada istrinya. 

Kemudian mereka masuk kedalam mobil, Dimas melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Indah menghela nafas lalu melirik pada suaminya dan tersenyum, namun ia merasa ada yang berbeda dari suaminya itu. Ia memicingkan mata dan mencari apa yang membuat suaminya tampak berbeda. 

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Dimas pada istrinya. 

"Kok kamu ada yang berbeda sih, kamu suamiku apa bukan?" Kata Indah merasa jika perbedaan itu membuat Dimas seperti bukan suaminya. 

"Apaan sih, ya aku suamimu lah. Siapa lagi, setiap hari bareng terus masa bisa lupa sama suami sendiri" Jawab Dimas seraya fokus menyetir dan sesekali melirik pada Indah. 

"Iiih suamiku itu ganteng tau, rapih, wangi. Pakaiannya juga nggak acak acakan kayak gini. Apalagi ini rambutnya, kok gondrong sih, mana mukanya kayak orang nggak mandi" Kelakar Indah menggoda suaminya. 

"Loh, aku juga ganteng. Kalok nggak ganteng mana mungkin kamu mau, dan nggak mungkin perut kamu jadi tek dung tralala gitu" Kata Dimas yang membalas kelakaran Indah. 

"Tapi suamiku itu rapih, ganteng maskulin. Ih" Kata Indah lagi. 

Dimas secara reflek melihat pantulan dirinya melalui kaca spion pada bagian tengah. Ia melihat memang dirinya tampak kucel akhir akhir ini, rambutnya juga mulai panjang. Brewoknya juga kini mulai tumbuh, biasanya ia sangat rajin mencukur brewoknya, namun entah mengapa setelah Indah mengandung. Ia jadi sangat malah merawat tubuhnya, walau Indah meledek sedari tadi. Indah tak sungguh sungguh tidak mengenali suaminya, hanya sebatas ejekan dan kode agar Dimas memangkas rambutnya. Serta kembali berdandan rapih seperti biasanya, karna biasanya meskipun sudah pulang kerja pakaian Dimas dan tatanan rambut Dimas masih terlihat rapih. Tidak seperti saat ini, pakaiannya cenderung compang camping bagi penglihatan Indah. 

Sesampainya dirumah, Dimas langsung bergegas mandi. Mencuci wajahnya menggunakan facial wash yang biasa ia gunakan. Usai mandi, Dimas kemudian membantu Indah seperti biasanya. Saat Indah tengah memasak, Dimas bertugas mencuci pakaian dan menjemurnya. Cucian piring pun tak luput Dimas kerjakan, setelah itu Dimas lanjut menyapu teras dan halaman. Hal itu memang sudah menjadi kebiasaan Dimas selama menjadi suami Indah, bagi Dimas. Jika sudah menjadi pasangan suami istri, pekerjaan rumah adalah pekerjaan bersama. Ketika sudah berumah tangga, pekerjaan rumah bukan hanya pekerjaan seorang istri. Tapi menjadi tanggung jawab bersama, tugas suami bukan hanya mencari nafkah. Tapi juga turut membantu istrinya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, meski hanya membantu menyapu ataupun mencuci. 

Bagi Dimas kebahagiaan istrinya adalah kunci dari datangnya rezeki yang lancar. Karna apabila istrinya nerasa bahagia, maka secara tidak langsung istrinya akan berdoa atas hal yang baik untuk suaminya. Apalagi saat ini Indah tengah mengandung, karna pasti ia juga akan cepat lelah. Maka dari itu Dimas lebih banyak membantu pekerjaan rumah. 

Ketika Indah telah selesai memasak, kemudian Indah lanjut bersih bersih. Mandi sore lalu sholat ashar berjamaah dengan Dimas. Kemudian mereka makan bersama sama, dengan tlatennya Indah melayani suaminya. Seperti menyendokkan nasi kedalam pipinya, memberikan lauk serta sayur kedalam piring suaminya. Tak hanya itu, Indah juga menuangkan air minum untuk suaminya. Setelah itu baru ia mengambil nasi, sayur dan lauk untuk dirinya sendiri. 

"Sayang, besok kan libur. Kita jalan jalan yuk, sekalian ke barbershop" Kata Dimas membuka obrolan disela sela makan. 

"Ke barbershop ngapain?" Tanya Indah seraya nenguapkan nasi kedalam mulutnya. 

"Nyangkuk, terus bantuin tanam jagung disana. Ya potong rambut lah sayang, emang orang kalok ke barbershop mau ngapain" Kata Dimas menjawab. 

"Hemmm, terus kemarin kemarin ngapain nggak potong rambut? Giliran disindir aja potong rambut" Kata Indah sedikit sewot dan nerasa gemas pada Dimas. 

"Ya maaf, kemarin kemarin kan karna sibuk kerja. Ya maklumin aja lah" Kata Dimas seraya tersenyum jumawa meledek sang istri. 

"Nggak ah, aku dirumah aja. Kamu pergi potong rambut sendiri kan bisa, kenapa harus ditemani. Aku ingin rebahan seharian" Kata Indah menolak permintaan Dimas. 

"Emang kamu nggak takut apa?" Tanya Dimas pada Indah seraya mencondongkan wajahnya kearah Indah. 

"Ngapain takut dirumah sendiri? Nggak ada apa apa juga" Kata Indah seraya mengedikkan pundaknya. 

"Ckk ah.. Bukan itu" Kata Dimas berdecak. 

"Emang takut apa?" Tanya Indah lagi. 

"Emang kamu nggak takut suami kamu digodain cewe cewe? Nanti kan kalau aku sudah potong rambut, pasti aku jadi ganteng, dan nggak menutup kemungkinan bakal banyak cewe cewe yang ngefans sama suamimu ini. Atau bahkan memintaku untuk jadi kekasih para gadis diluar sana" Kata Dimas seraya mengerutkan hidungnya. 

Kemudian Indah mengacungkan jari telunjuknya mendorong hidung Dimas, sampai seperti bentuk hidung babi. 

"Awas aja kalau kamu sampai macam macam, lagi pula kalau memang ada yang menggodamu. Tunjukan saja cincin di jari manismu ini, mereka pasti nggak akan menggodamu" Kata Indah pada Dimas. 

"Ya makanya kamu harus temani aku, biar bisa ku tunjukkan sekalian, dan ku pamerkan pada para gadis diluar sana. Betapa cantiknya wanitaku ini" Kata Dimas yang malah menggombali Indah. 

"Coba ulangi lagi?  Apa yang kamu katakan" Pinta Indah agar Dimas mengulangi lagi perkataannya. 

Dimas malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Indah, tak langsung menjawabnya. Ia tatap mata Indah dengan lekat, seakan ia tak ingin melepaskan pandangannya dari sang istri. 

"Aku ingin menunjukan pada dunia, bahwa wanitaku INDAH KUMALA PRAMESWARI adalah wanita yang sangat cantik, dan aku ingin semua orang tau kalau kamu adalah wanita yang mampu membuat aku tenggelam di lautan cinta. Duniaku itu kamu, tak akan ada yang bisa mengalahkan kecantikanmu diluar sana" Kata Dimas dengan nada yang halus dan terkesan sedikit berbisik. 

Indah tertegun dibuatnya, dua tahun telah berjalan. Selama itu Dimas tak pernah mengganti kalimat itu dengan kalimat lain, dan selalu Dimas katakan pada Indah. Jika Indah adalah satu satunya wanita yang sepesial dihati Dimas. Lama kelamaan wajah Dimas semakin mendekat kearah Indah, merasakan hembusan nafas Dimas dan ia merasa ada jutaan kupu kupu terbang di perutnya. Bukan, itu bukan pergerakan anaknya. Tapi itu adalah suatu respon tubuh saat seseorang mengalami gejolak cinta yang luar biasa, Indah sampai reflek memejamkan mata. Ia fikir Dimas akan melakukan sesuatu padanya, namun Indah kembali membuka matanya saat Dimas mengatakan suatu hal. 

"Kamu kenapa merem? Mikir yang aneh aneh ya? Hahahah" Kata Dimas disertai tawa laku menjauhkan wajahnya dari wajah Indah. 

Indah mengerutkan wajahnya, ia merasa dikerjai oleh Dimas. Kemudian Indah memukuli lengan Dimas dengan brutalnya. 

"Dasar, jadi kamu ngerjain aku.. Seni kamu, biar aku kasih pelajaran" Kata Indah kini bangkit dari kursi lalu mendekati Dimas, mencubit dan nengelitiki Dimas. 

Tawa mereka menggema di sebuah kontrakan yang mereka tinggali. Namun tawa itu kemudian berhenti setelah adzan maghrib berkumandang, Indah dan Dimas kini mengambil air wudhu dan mereka hendak melaksanakan sholat maghrib. 

"Kamu mau sholat di masjid atau di rumah mas?" Tanya Indah pada Dimas yang tengah memakai baju koko nya. 

"Aku sholat dirumah aja deh, imamin kamu" Kata Dimas seraya tersenyum. 

Indah pun ikut tersenyum, kemudian ia dan Dimas bersama sama menuju tempat sholat mereka. Bersiap siap untuk melaksanakan sholat maghrib, setelah terdengar iqomah dari masjid. Dimas kemudian mengajak Indah untuk segera sholat, Dimas memulai takbir dan Indah mengikutinya. Mereka melaksanakan sholat maghrib dengan khidmat dan khusyuk. Usai sholat mereka tak langsung bangun dari duduk mereka, Dimas memimpin doa harian. Kemudian ia menghadap pada istrinya, Indah menyalami Dimas dengan takzim. Setelah itu Dimas mengekus elus perut sang istri, ia tersenyum lalu mencium perut istrinya yang membuncit. Lama Dimas menciumnya, seraya mengatakan sesuatu pada janin didalam sana. Ia mengutarakan harapan dan doanya untuk sang jabang bayi. 

"Hai sayang papa, lagi apa didalam sana. Heemmm, sehat sehat ya sayang" Kata Dimas seraya mengecupi perut Indah. 

Kemudian Dimas merebahkan kepalanya diatas paha Indah, menatap Indah dengan lekat. Tangan Indah juga bergerak mengelus kepala Dimas, entah mengapa dalam posisi seperti itu Dimas merasakan kenyamanan. Dan Dimas merasa candu dengan kebiasaan itu, ia merasa ingin terus mengulannya. Mereka kini saling bermanja manja, berbincang ringan dan saling bercerita. Sesekali ada candaan diantara mereka, tawa dan canda mereka semakin lama semakin membuat Dimas dan Indah tak ingin segera beranjak dari sana. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!