Bukan hasil terjemahan ya.. Karya Original.
Dia seorang mafia dan pembunuh bayaran, di usianya yang ke empat puluh dia sudah memiliki dua anak dari almarhum suaminya.
Dalam misinya yang terakhir, dia di jebak oleh teman satu teamnya. Dia mati dengan tubuh yang hancur karena Bom.
Karena mengingat ke dua anaknya, dia tidak rela mati seperti ini.
Mungkin Dewa mendengar doanya, jiwanya malah masuk kedalam tubuh seorang Janda perawan yang baru saja menikah dengan Duda beranak satu, yang umurnya hampir setengah abad.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 4 Kemarahan Arya
"Dokter, kita harus membawa beberapa kantong darah, nyonya itu kehabisan beberapa liter darah, di tambah tubuhnya yang kekurangan nutrisi dan vitamin." Dokter Iren menyarankan kepada rekannya itu.
"Maksudnya apa? Kurang nutrisi dan vitamin, keluarga Subroto bukan orang yang miskin, kan?"
"Ck, dia adalah menantu di rumah itu, mungkin selama ini mereka menjadikan dia sebagai pelayan. Kasihan wanita ini, dia dari desa jadi di manfaatkan mertuanya." ucap dokter charles yang mengerti asal usul Airin.
Arya cuma menunduk dan mengepalkan tangannya.
"Lakukan saja dokter yang terbaik. Agar ibu saya segera sembuh." Rasa iba yang dia miliki membuat dokter Iren sedikit tersentuh, dan tidak se-emosi tadi. Dia yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu, tidak kuat mendengar ibu barunya itu menderita akibat ulah papanya.
"Baiklah, dan ini, salep harus di oles kelukanya agar cepat kering dan sembuh, mungkin bagian punggung kamu bisa suruh pelayan yang melakukannya." ucap Iren sambil memberikan salep ke tangan Arya. Karena sangat tidak lazim jika lelaki yang mengoles di saat wanita tidak memakai baju.
"Nanti pagi aku akan membawa sekantong darah untuk nyonya Widarta, jadi biarkan dia istirahat sampai saya datang." ucap Iren menjelaskan.
Kemudian Arya mengantar kedua dokter itu keluar dari kediaman Widarta. Kemudian dia melangkah kedalam ruangan kerja papanya.
Dia membuka pintu itu dengan kasar, dan menatap tajam ke papanya. Dia sangat membenci orang yang kasar dan suka memukul. Karena itulah dia tidak mau meneruskan pekerjaan kakeknya. Dunia yang penuh dengan pertumpahan darah.
"Papa, aku harap papa tidak akan melakukan ini lagi! Sudah cukup nama kelurga kita tercoret dengan kematian ibuku dan istri papa lainnya, jangan buat yang ke tiga kalinya!" Teriak Arya dengan perasaan yang hendak meledak.
"Ck, jangan kamu urusi urusan papa, kamu bersiap - siap saja sebentar lagi kamu akan tunangan, kan?" Walau sebenarnya Randi merasa bersalah atas perbuatannya, tapi dia juga tidak ingin memperlihatkan kelemahannya di depan anaknya ini.
"Papa! Jangan alikan pembicaraan. Jangan menyentuhnya lagi!" Teriaknya lagi.
"Hah! Kenapa kamu seperti ayahku, bukan anakku" dia menatap dengan ejekan di matanya.
"Papa, tindakan papa ini sudah keterlaluan."
"Ck, baiklah, oya, papa akan pergi seminggu ke luar kota, ada urusan bisnis. Kau jaga mamamu agar cepat sembuh." Dia akhirnya melembutkan suaranya.
Arya menarik nafas, syukurlah papanya akan pergi, jadi dia tidak akan menyentuh wanita itu beberapa hari ini. Jadi penyembuhan lukanya akan lancar, pikir Arya.
Arya hendak masuk kekamarnya, tapi saat dia melewati kamar Airin, dia membuka kembali pintu itu, ada rasa penasaran bagaimana keadaa luka - luka ibu tirinya itu.
Dia melihat wajah Airin yang sembab dan bengkak, mungkin ada beberapa bekas tamparan di wajahnya, sudut matanya sedikit membiru.
Dia mengusap lembut pipi merah yang bengkak itu, kemudian tangannya turun kebawah, dia meraba leher yang ada bekas Jari disana. Apakah papanya mencekiknya juga? Pa, kamu sunggu kasar, batinnya.
Dia juga ingin melihat bekas sayatan yang di maksud dokter Iren tadi, dia menurunkan sedikit kain itu dan terlihat bekas jahitan di atas buah dada wanita itu.
Dia menarik nafas dalam - dalam dan kembali menutup tubuh wanita itu. Dia beranjak dan masuk kekamarnya sendiri.
Tidak terasa air matanya dia hapus dengan belakang tangannya, apakah ibuku dulu meninggal seperti itu? Batinnya, walaupun bukan ibu kandungnya, tapi dari dia kecil, dia hanya tahu ibunya meninggal.
Ya, ibu Arya adalah istri pertama papanya, hanya saja dia sebenarnya anak adopsi. Papanya bukan tidak mencintai ibunya Arya, hanya saja dia memiliki penyimpangan dalam hubungan di ranjang.
Dia suka menyiksa wanitanya dan seperti kerasukan, dia tidak bisa mengontrol perbuatannya. Ini juga karena pelampiasannya, dia tiba - tiba mengingat bagaimana ayahnya dahulu menghajarnya sewaktu kecil.
Ayahnya yang seorang Mafia, kasar terhadap anaknya, jika Randi melakukan sesuatu kesalahan, ayahnya akan menghukumnya sampai babak belur. Jadi keinginan untuk memukul orang tersimpan di dalam dirinya.
Tapi di saat dia Horney dia akan mengeluarkan sifat tersembunyinya itu dengan memukul dan melakukan apapun sampai wanita yang di hadapannya menjerit minta ampun.
Dan jika dia puas dia akan keluar sendiri tanpa bersetubuh dan langsung tertidur. Ketika dia bangun dan tersadar, seolah - olah dia lupa apa yang sudah di lakukannya sebelumnya.
Sampai sekarang Arya tidak mengetahui siapa Ibu kandungnya dan siapa ayah kandungnya. Hanya saja karena kelainan papanya ini dia di adopsi, karena kakek atau ayah dari Randi menginginkan cucu, maka Randi mengambil keputusan mengadopsi anak.
Dari mana dia di ambil Randi tidak pernah bercerita, tapi dia masih memiliki darah dari Widarta, hanya saja hubungan seperti apa tidak ada yang memberitahunya.
mrk harus mati tertembak dn slah satunya sepupu raymond..apa ini trik airin agar klan eagle bisa cepat tertangkap oleh raymond.
atau raymond sendiri adalah musuh jg bagi airin.