Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
"Kita harus ke dokter, kamu beneran sakit kayaknya bi" Mereka kini sudah berada di kamar namun Bian masih meringkuk dalam dekapan Alex.
"Bian cuma masuk angin bang, nggak apa-apa" ucap Bian. Ia menghirup aroma tubuh Alex sebanyak-banyak nya, itu cukup ampuh menghilangkan mual yang tiba-tiba melandanya.
"Alasan kamu itu mulu, akhir-akhir ini kamu emang kelihatan kurang sehat bi, sering pucat dan sekarang malah muntah-muntah. Abang takut ada yang serius. Pokoknya kita harus ke dokter" Alex merasa sesak saat melihat Bianca yang begitu kacau dengan wajah pucat nya.
"Iya emang Bian cuma masuk angin, akhir-akhir ini sering lupa makan juga karena banyak tugas. Belum lagi kelelahan karena tiap malam ada yang selalu nagih jatah" Sindir Bian di akhir kalimat.
"Dan jangan lupa kita ngelakuin itu bisa sepanjang malam coba bayangin gimana nggak masuk angin kalo hampir semalaman Bian tel*nj**g" lanjut gadis itu.
Awalnya Alex terkekeh namun kemudian ia tercekat kala mengingat sesuatu. Selama 2 bulan ini dia selalu meniduri Bian tanpa pengaman, mereka bahkan melakukan nya hampir setiap malam. Kalaupun libur tidak lebih dari 2 malam, itu artinya Bianca tidak pernah datang bulan dari pertama ia meniduri gadis itu. Jantung nya berdetak dengan kencang dan tak menentu memikirkan kemungkinan yang bisa saja terjadi. Ia mengutuki diri yang tak pernah memikirkan kemungkinan itu.
"Bi, kita harus periksa ke dokter" Tatapan serius Alex membuat Bianca sedikit khawatir.
Alex menangkup wajah Bian dan menatap nya
"Jangan-jangan kamu hamil Bi" lanjut Alex yang membuat Bianca terkesiap dengan wajah yang semakin pucat saat Alex mengatakan hal itu, sesuatu yang tak pernah terpikirkan sedikitpun oleh gadis itu.
"Nggak mungkin bang" Ucap Bian sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi sejak kita melakukan nya pertama kali kamu nggak pernah datang bulan, kita uda nggak terhitung berapa kali ngelakuin itu selama 2 bulan ini. Bukan kah setiap bulan harusnya seorang wanita mendapatkan siklusnya? sementara selama 2 bulan ini kamu nggak pernah mengalaminya bi" Ucap Alex hati-hati. Entahlah perasaan nya campur aduk sekarang. Namun yang tak Alex mengerti ada letupan-letupan kecil yang begitu hangat di dadanya saat membayangkan ada bayi kecil di rahim Bianca.
"Nggak bang, Bian nggak mungkin hamil. Bian emang sering telat datang bulan. kadang 3 bulan sekali dan Bian uda pernah periksa ke dokter, dokter bilang Bian mengidap Amenorrhea namanya karena ada kelainan hormon, sekarang Bian lagi rutin minum obat sama terapi hormonal. Jadi abang nggak usah khawatir ya" Ucap Bianca, ia paham akan ketakutan Alex, pria itu tak mencintainya dan jika ia hamil pasti hal itu merupakan mimpi buruk bagi Alex mengingat ada Salsa yang begitu ia cintai.
Meski diam-diam Bianca mengalami ketakutan yang sama namun ia tak mau membuat Alex panik.
"Bi abang bukan..." ucapan Alex terpotong saat mendengar gedoran di pintu diiringi panggilan dari Brian.
"Bang gimana?" Bianca memucat, ia diserang kepanikan yang luar biasa. Jika Brian tau dia berada di kamar Alex terlebih dengan kondisi nya yang polos tanpa pakaian maka tamat sudah riwayatnya.
"Pakai baju kamu Bi, tenang aja oke?" Alex mengumpulkan pakaian Bian dan memberikan nya pada gadis itu, Alex juga memakai pakaian nya dengan cepat.
"Bang, Bian keluar lewat jendela" ucap Bianca setelah memakai pakaian nya. Alex ingin melarang namun gadis itu telah membuka jendela dan melompat begitu saja tanpa mendengar jawaban darinya.
"Baru bangun lu?" tanya Brian saat melihat sosok Alex masih dengan rambut acak-acakan, Alex sengaja memasang ekspresi kusut khas bangun tidur.
"Iya, ada apa?" Alex pura-pura menguap"
"Adik gue ke mana ya Lex, tadi Bella dan Salsa bilang Bianca dari subuh nggak ada di kamar nya" Mendengar hal itu Alex pura-pura kaget.
"Yang benar Yan? ya udah kita cari dia" ucap Alex mengajak Brian segera meninggalkan kamar itu sebelum Brian menaruh curiga mengingat betapa berantakan nya kamar itu sekarang akibat percintaan nya dengan Bianca.
"Andre uda duluan nyariin bro" Alex menghentikan langkah nya lalu menatap pada Brian.
"Kenapa lu nyuruh Andre yang nyariin? kalo Bian malah diculik sama dia gimana?" Ia tak rela membayangkan Andre dan Bian berduaan sekarang, Alex berharap semoga Bian dan Andre tidak sampai bertemu
"Berlebihan lu ah, Andre nggak mungkin berani lah" Ucap Brian terbahak.
Obrolan mereka terhenti saat Bian dan Andre masuk ke dalam rumah.
"Kamu dari mana aja dek? Salsa bilang kamu dari subuh uda nggak ada di kamar" Brian langsung memberondong pertanyaan pada Bianca.
"Bian cuma jalan-jalan pagi bang" ucap gadis itu dengan senyum salah tingkah.
"Kamu pergi sepagi itu bi? kamu tu yah kalo ada orang jahat gimana? atau nggak binatang buas? Jangan diulangi lagi bi bahaya" ucap Alex sambil menarik tubuh Bianca dan memeriksanya dari atas sampai ke bawah.
"Kamu nggak apa-apa?" Bianca memutar matanya malas, Alex begitu pandai bersandiwara.
"Nggak apa-apa bang, Bian uda biasa kok jalan-jalan di sekitar sini" jawabnya
"Kamu pergi berduaan sama dia?" Tanya Alex dengan pandangan tak suka.
"Nggak bang, aku ketemu sama Bian di depan" Ucap Andre cepat agar tak perlu mendengar kalimat nyelekit dari Alex.
"Iya Bian cuma sendiri. Jangan suka menuduh orang sembarangan" sindir Bianca menatap sinis pada Alex yang mengulum senyum.
"Udah sana mandi dulu bi, abis itu langsung nyusul ke meja makan kita sarapan ya" Brian tau perdebatan tidak akan berhenti jika ia tak menengahi.
"Gue juga mandi dulu" ucap Alex mengingat memang tinggal ia dan Bianca saja yang belum mandi.
"Ya udah buruan ya, Salsa sama Bella uda nungguin dari tadi" lalu Brian dan Andre berjalan menuju meja makan meninggalkan Alex dan Bianca.
"Ketemu Andre di mana?" Alex menatap penuh intimidasi pada Bian
"Beneran di depan bang, untung aja Andre nggak lihat Bian lompat dari jendela kamar abang" Untung saja Bianca sempat keluar dari pagar dan bertemu Andre saat pria itu baru saja akan ke luar dari pintu gerbang, jadi Bianca bisa beralasan bahwa ia baru saja dari jalan-jalan.
"Beneran kamu nggak jalan-jalan dulu sama dia?" Bianca menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis fikir pada tuduhan pria ini.
"Bang, berapa menit coba waktunya sejak Bian keluar dari kamar abang sampai Bian berada di sini? kalo dikumpulin sampai kita sekarang juga belum ada 20 menit" Ucap Bianca sewot.
"Ya udah iya, mandi bareng yuk?" goda Alex yang membuat Bianca mendelik kesal.
"Ogah!" Bianca berlari menuju kamarnya, meninggalkan Alex yang terkekeh akan tingkah gadis itu.
🍁🍁🍁