Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Sop jari
Klontaaang.
Bastian yang baru mau merebahkan diri jadi kaget, begitu pula dengan Dion karena malam ini dia menginap di rumah nya Bastian. sebab mereka sedang merencanakan bagai mana mau menangkap hewan yang sudah masuk kedalam rumah, ujung ujung bukan nya dapat ide tapi malah ngantuk karena hari semakin malam saja.
Namun kini mereka jadi saling pandang karena mendengar ada benda jatuh di arah dapur, mereka masih di ruang tamu dan mau rebahan nya di atas karpet saja. malah ada suara berisik sehingga sekarang saling pandang karena jujur mereka pun rasa nya takut, entah kenapa seperti ada sesuatu yang membuat takut hati mereka berdua.
"Maling enggak sih?" bisik Dion pelan sekali.
"Tidak pernah ada maling sebelum nya." jawab Bastian pula.
"Kau dengar itu?" Dion menatap Bastian yang masih mendengarkan.
Yang di tanya makin memperjelas pendengaran agar bisa mendengar suara apa itu, namun tak lama baru lah ada suara seperti orang sedang memotong motong dari arah dapur. dua pemuda ini jadi saling pandang, mereka sudah punya firasat buruk.
"Apa kau tidak ada senjata, kita tidak boleh melihat nya dengan tangan kosong." bisik Dion.
"Kenapa mau di lihat segala, ayo masuk kamar saja." Bastian sudah takut.
"Gila kau, kita harus mengintip lah setidak nya." seru Dion.
"Tapi aku takut, Di." jujur Bastian karena dia memang sangat takut.
"Ada aku, ayo kita lihat dulu itu suara apa!" ajak Dion agak memaksa teman nya agar mau kebelakang.
"Kau sendiri saja lah ya, aku tunggu di kamar." Bastian memang takut.
"Kau memang sudah gila ya, kalau kau begini terus maka aku akan pulang saja." ancam Dion.
Bastian takut ancaman nya Dion karena jujur saja dia memang penakut, walau sebelum nya sudah melewati masa masa dengan setan yang sangat seram. tetap saja Bastian tidak punya nyali besar, jauh bila di bandingkan dengan Dion yanh lebih berani mental nya.
Mau tak mau Bastian akhir nya ikut juga dengan Dion yang sudah berjalan duluan sambil membawa tongkat besi, sementara suara orang yang seperti sedang memotong daging itu masih saja terdengar dari arah dapur. sangat jelas suara nya, maka Dion yakin itu memang manusia dan dia takut bila itu adalah maling.
"Jangan mendorong ku lah, Bas!" Dion kesal karena terus di dorong.
"Aku mau maju tidak berani, kau pun jalan nya lama sekali." ujar Bastian.
"Sabar lah, aku juga takut kalau itu maling dan langsung memukul kita!" Dion takut nya ini maling memang.
"Bagai mana kalau itu setan?!" seru Bastian pula membuat Dion kesal.
"Otak mu rusak memang, apa apa selalu saja di sangkut kan dengan setan!" rutuk Dion menyentak tangan nya.
Walau pun mereka agak lama mau sampai dapur karena harus bertengkar dulu, kini akhir nya mereka pun sampai dan seketika kedua nya mematung tidak percaya. bahkan mau nafas pun rasa nya tidak bisa karena sangking syok dan juga takut nya, apa lagi Bastian yang memang penakut.
Di meja dapur Mama Linda berdiri dengan pakaian yang penuh dengan darah segar, suara memotong itu adalah suara pisau sedang memotong jari dia sendiri. jari jari yang sudah di potong lalu di masukan kedalam mangkuk kaca besar, ada kuah berwarna ping kemerahan.
"Kalian datang mau makaaaan? makan lah sop nya." Mama Linda terbang membawa mangkok.
"Aaahkk, aaakk!" Dion kaku tidak bisa mau bergerak.
"Bastiaaaaan..Mama masak buat kamuuuh." Mama Linda menunjukan sop di depan mata anak nya.
"All...aaa...Allahu Akbar!" pekik Bastian takut sekali melihat jari jari tangan Mama nya di dalam mangkok.
"Lezaaaaat rasanyaaahh, makan lah." Mama Linda tetap menyodorkan nya di depan mata Bastian.
"Ayo kabur, Di!" Bastian mau gerak tapi tidak bisa.
"Kaki ku mati rasa, aaahhhh aku takut sekali rasa nya!" mata Dion terpaku melihat leher Mama Linda yang koyak besar.
Wuuutt.
"KABUUUURR!"
Bastian menarik tangan Dion dan mengajak nya lari masuk kedalam kamar karena dia tidak sanggup lagi melihat jari yang di potong dan di jadikan sop pula oleh Mama Linda, tangan yang memegang sop itu juga penuh akan darah segar sehingga membuat takut mereka berdua.
Dion dan Bastian diam di dalam kamar dan mengunci nya rapat, takut sekali bila arwah Mama Linda masih mengejar mereka dan memaksa untuk memakan sop jari buatan nya yang sangat mengerikan itu. memang sop adalah makanan kesukaan nya Bastian, maka Mama Linda tetap ingat walau sudah jadi hantu gentayangan di sana.
Cekleeek.
Cekleeek.
"Awas dia bisa membuka pintu, Bas!" pekik Dion ketakutan lagi.
"Ahhhh kenapa hantu bisa mau membuka pintu!" teriak Bastian juga ketakutan.
"Gila, mimpi apa aku semalam sehingga sekarang malah di hantui dengan setan Mama mu." kekuh Dion dengan jantung berdegup kencang.
"Mama ku jadi hantu, Di. kenapa Mama jadi hantu begitu?" Bastian bingung dan juga takut.
"Seram sekali Mama mu jadi hantu, masa tangan sendiri di potong potong dan di berikan pada mu pula!" teriak Dion sangat takut sekali.
"Dia jadi hantu pasti karena mati nya di bunuh begitu, yakin aku untuk pindah saja dari sini." Bastian tidak punya nyali untuk tetap tinggal di sini.
Dion cuma menarik nafas belum menjawab apa yang Bastian katakan barusan, sambil bersandar di dekat jendela agar bisa menghilang kan rasa takut dalam hati nya yang sangat parah.
Greeeeep.
"Bas tolong aku, Bas! Bastiaaaaaan." Dion menjerit karena tangan nya di tarik dari luar jendela.
"Ada apa, Di?!" Bastian berusaha menarik tangan teman nya.
"Aaaaahkkkk, ada hantu Mama mu!" jerit Dion sangat histeris di buat nya.
"Ya Allah bagai mana ini, aku akan menarik mu kuat." pekik Bastian juga panik sekali.
"Cepat lah tarik aku, aaahhhh aku takut melihat wajah nya." Dion meronta ronta minta di lepaskan.
Bagaimana mungkin tidak takut karena hantu yang mereka hindari malah tiba tiba datang dan menarik Dion dari luar jendela yang lupa di tutup, jadi lah sekarang mereka harus tarik menarik karena sangking takut nya.
"Tarik aku yang kuat, Bas! aku tidak mau tangan ku di potong." Dion sudah gemetar ketakutan.
"Aku sudah menarik nya, Ya Alllah tolong kamiiii." teriak Bastian sekuat tenaga menarik.
BRAAAAAK.
"ADUH!"
Bastian dan Dion sama sama menjerit kesakitan karena jatuh terhentak di lantai yang dingin, Dion memeriksa tangan nya apa kah ada yang kurang karena sudah di tarik oleh Mama Linda, takut pula bila tangan nya nanti di potong potong dan di jadikan sop.
