NovelToon NovelToon
Noda Red Pertama

Noda Red Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa
Popularitas:17.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jumli

Monika terpaksa menikah dengan Herman, pria itu selalu dingin dan cuek tidak peduli. Tidak ada cinta dalam rumah tangga mereka, yang ada hanya keterpaksaan.

Setelah pernikahan, begitu banyak cobaan yang Monika hadapi. Suami yang selalu dingin dan mertua yang tidak menerima kehadiran nya, bahkan usaha mereka untuk menyingkirkan Monika dari hidup Herman.

Sebelum nya Monika sempat menolak keras saat Herman datang untuk melamarnya. Alasan pernikahan mereka bukan cuma karena malam yang pernah mereka habiskan bersama tanpa di sengaja, tetapi juga karena Adik Monika sendiri.

Ternyata, tanpa Monika ketahui, selama ini dia sudah menyakiti sang adik dan bahkan hampir membunuhnya. Adiknya itu adalah wanita yang sangat Herman cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendarahan

Herman meninggalkan kediaman kecil dan sederhana itu dengan langkah tegap. Namun tidak ada yang tahu jika di dalam raga sedang remuk redam.

Pria itu ingin pergi melihat apa yang dua orang tadi bicarakan, tetapi dia mengurungkan hal tersebut dan berniat untuk mencari tahu sendiri siapa pria yang tiba-tiba hadir tadi.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Di sebuah kamar yang dapat di tebak milik perempuan. Seorang wanita cantik tengah berguling-guling di atas tempat tidurnya. Lututnya menekuk dan matanya terpejam seperti menahan sakit.

Dialah Monika, kedua tangannya berada di atas perut menekan rasa sakit yang ada agar sedikit reda.

"Non, tidak turun makan siang?"

Dari luar pintu suara Bibi Ijah terdengar. Wanita yang lebih tua dari Monika itu tahu jika Monika hanya di rumah saja, biasanya wanita itu pergi ke Kantor sendiri atau juga ikut bersama dengan Tuan nya, yaitu Surya, Papa Monika.

Tok

Tok

"Non?"

Karena tidak mendapatkan sahutan, Ijah kembali mengetuk pintu kamar Monika dan memanggil pemiliknya.

"Bi..., sakit Bi."

Samar-samar Ijah mendengar rintihan Monika. Ia cemas dan kembali mengetuk pintu bahkan hendak membukanya, tapi pintu itu di kunci dari dalam.

"Non. Non Monika kenapa?" tanyanya cemas.

Ijah segera berlari memanggil pekerja di kediaman itu dan menghubungi Surya yang sedang berada di Kantor.

"Hallo Tuan."

Suara Ijah terdengar gemetar karena takut.

"Ijah, ada apa?"

Surya yang saat ini sedang rapat segera bangkit dan meninggalkan ruang penting tersebut.

"Anu Tuan. Non Monika..., Non Monika Tuan."

Ijah tidak tahu harus mengatakan seperti apa pada Surya, dia hanya mendengar rintihan Monika dari luar kamar karena kamar itu terkunci.

"Monika kenapa, Bi? Jangan buat saya takut!"

Surya sangat menyayangi Putrinya itu, karena hanya Monika membuatnya bertahan sampai sekarang ini.

"Sepertinya terjadi sesuatu dengan Non Monika, saya tidak tahu kenapa Tuan," jelas Ijah.

"Tunggu, Bi. Saya segera pulang."

Surya bergegas kembali ke ruangan nya dengan cepat dan berpesan pada sekretaris nya untuk menunda rapat lain waktu. Surya segera pergi pulang tanpa menunggu apapun lagi.

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Drap!

Drap!

Drap!

Langkah tergesa terdengar jelas di setiap ayunan kaki Surya. Pria baya yang masih berkarisma itu segera menuju kamar putri tercinta.

"Apa yang terjadi, Bi?"

Di depan kamar Monika, semua pekerja di rumah nya sudah berkumpul. Mereka semua tidak berani mendobrak pintu itu.

"Tadi saya dengar suara Non Monika seperti kesakitan di dalam, Tuan. Sekarang kami panggil-panggil tidak ada jawaban," kata Ijah cemas.

Surya langsung mendobrak pintu kamar itu, namun sangat kuat berdiri tak ingin terbuka. Surya akhirnya di bantu salah satu Mang yang bekerja di sana dan akhirnya pintu bisa di dobrak dengan sekali hentakan.

"Monika!"

Surya segera masuk di Ikuti Ijah dan satu Bibi lainnya.

Sedangkan pekerja pria hanya menunggu di luar, takut jika mereka masuk tidak seharusnya.

"Monika?!"

Mereka melihat Monika yang kesakitan di atas ranjang nya.

"Nak, kamu kenapa?"

Surya segera membawa kepala putrinya di atas pangkuan.

"Pah..., sakit," lirih Monika dan butiran keringat sebesar jagung juga menghiasi keningnya.

"Tuan, Non Monika pendarahan!" pekik Asih yang ada di samping Ijah.

"Pendarahan?"

Surya diam terpaku melihat Monika sangat tersiksa menahan sakit.

Pendarahan? Bukankah itu artinya ada sebuah kehamilan?

"Tuan, sebaiknya Non Monika segera di bawa ke rumah sakit."

Ijah yang tidak tahu seperti apa pendarahan, namun mengerti maksudnya. Dia juga terkejut mendengar penjelasan Asih temannnya yang lebih berumur itu.

"Iya, cepat siapkan mobil."

Surya langsung menggendong tubuh Monika yang sudah tidak bertenaga untuk sekedar bangun sendiri.

____________________________________

"Pasien mengalami keguguran, jika saja lebih cepat di bawa ke rumah sakit, mungkin masih bisa di selamatkan."

Telinga Surya seperti bengkak dan kebas, tidak mendengar ucapan Dokter yang menangani Monika. Di lihatnya sang putri yang masih lemas di atas ranjang pasien yang juga menatapnya dengan linangan air mata dan rasa bersalah.

"Untuk satu sampai dua hari ke depan, sebaiknya pasien tidak melakukan aktivitas berat dulu. Jadi bisa menginap di rumah sakit agar bisa di pantau," kata Dokter panjang lebar lalu keluar setelah memastikan Monika sudah bisa beristirahat.

"Bodoh!"

Surya memukul kepalanya sendiri dengan kuat dan itu karena rasa tidak bertanggung jawab nya sebagai seorang Ayah.

"Pah."

Monika hanya bisa menangis melihat kelakuan Surya tersebut.

Surya tidak melihat sang putri, dia sedang termenung. Apakah dirinya salah membiarkan Monika mencari kebahagiaan nya dengan berpacaran dengan seorang pria yang telah beristri.

Surya tahu itu salah, tapi kebahagiaan Monika adalah prioritas nya selama ini. Pokoknya Surya harus minta tanggung jawab, pasti dia yang telah melakukan nya.

Surya pun akhirnya perlahan ingin keluar tanpa berbicara dengan Monika, Ia tidak mau sang putri tersakiti terus. Perempuan mana yang senang kekasihnya punya Istri.

"Papa."

Panggilan lirih Monika menghentikan langkah Surya yang hendak pergi keluar. Ia berbalik dengan wajah tak menentu melihat anaknya yang sedang berbaring lemas di atas ranjang pasien.

"Jangan tinggalin Monika, Pah," pinta nya dengan suara pelan.

Surya akhirnya mendekat dan menunduk memeluk putrinya tersebut, punggung nya bergetar. Surya menangis merasa tidak pantas jadi orang tua.

"Pah. Papa kenapa?"

Monika hendak melihat wajah Surya tapi Surya tidak mau Monika melihat nya yang sedang tergugu dalam Isak.

"Maaf kan Papa, Nak. Ini salah Papa."

Monika ikut menangis mendengar nya, kenapa malah Surya yang meminta maaf kepada nya. Padahal Monika yang justru bersalah karena tidak bisa menjaga kepercayaan Surya.

Surya memang mengizinkan nya untuk mencari kesenangan, tapi harus menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam hal yang akan merugikan dirinya sendiri.

"Monik yang salah, Pah. Monika tidak hati-hati. Maafin Monik."

Ayah dan anak itu pun saling meminta maaf atas apa yang telah menimpa Monika.

Surya melepaskan diri lalu berdiri bangkit, di wajahnya tidak ada hal lain selain ketegasan. Ia berkata sambil menatap wajah Monika dengan lekat.

"Papa akan mendapatkan keadilan untuk mu. Papa ingin melihat kamu bahagia. Tunggulah."

Surya hendak meninggalkan Monika namun tangan nya di tahan oleh wanita itu.

"Maksud Papa apa?" tanya Monika tidak mengerti.

"Papa akan pergi menemui Mario dan meminta nya untuk menikahi mu secepatnya atau dia harus meninggalkan mu," kata Surya dengan tegas.

"Kamu tau, Nak. Papa selalu tidak bisa berbuat apa-apa saat kamu meminta Papa agar membiarkan mu tetap bersama bajingan itu."

"Papa tidak terima jika dia sampai merusak mu seperti ini. Pokoknya keputusan harus segera di ambil. Papa tidak mau dia semakin merusak mu lagi!" tegas Surya tidak membiarkan Monika berbicara memotong perkataan nya.

Wanita itu hanya menggeleng lemah, dia tidak mau Mario semakin mengabaikan nya jika Surya sampai menambahkan bara. Akhir-akhir ini Mario sudah sering mengabaikan Monika dan lebih mementingkan Istri nya

Semoga berkenan untuk memberikan dukungan berupa 👍 untuk cerita ini. Hal kecil dari kalian sangat berarti untuk penulis rendahan ini 🥺

1
Lina Marlina
up lg dong thor
mama Al
salam kenal dari fajar untuk Embun
AbiManyu
kasihan shopia kena mental gak tuh makanya jangan main" sm monic
AbiManyu
duhh tamparam dari siapa tuhh
AbiManyu
wkwk kasihan alex harus jadi kambing hitam diantara monic dan herman
AbiManyu
debat mulu ihh ... gemes rasanya/Chuckle/
AbiManyu
monic lanjut teruss gas in sampe dapat🤣
AbiManyu
gue bayangiin dulu bangunan mirip ikan gede banget
AbiManyu
🌹mawar untukmu thor
AbiManyu
nadia sok ikut campur urusan pernikahan herman..🫣
AbiManyu
anna sama monic juga sama" perempuan kan.. kenapa harus pilih" sih
AbiManyu
semangat monic kamu pasti bisa membuat herman mencintaimu
AbiManyu
benar kamu harus membuat herman jtuh cinta denganmu monik
AbiManyu
herman jahat bener lu sm monik🤣kasihan pantatnya monik cium lantai dengan keras
AbiManyu
🌹untuk monik
AbiManyu
herman suaminya yang bijak dapat membela istrinua disaat mommy tidak menyukainya.. kuharap herman bisa mempertahankan seperti tetap melindungi monika selama di amrik
AbiManyu
sedih banget pasti baru saja merasakan bertemu kembali ... harus pergi meninggalkan orang tersyng
AbiManyu
mereka sudah menikah
anjurna
/Rose/ mawar untuk Kakak...
Jumli: makasih banyak kak 🙏
total 1 replies
anjurna
Omelin aja terus monik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!