Noda Red Pertama

Noda Red Pertama

Obat Perangsang

Bruk.

"Tolong aku."

Herman baru saja keluar dari ruang VIP, tapi tiba-tiba ia di tabrak seseorang sambil meminta tolong.

Seorang wanita, Herman mencium aroma Alkohol yang sangat menyengat dari tubuh perempuan itu.

"Minggir!"

Herman menepis dengan acuh tak acuh pada tangan yang mencengkram lengannya. Wanita itu adalah Monika.

"Sayang, kenapa kamu malah lari dari ku."

Liam datang dan berbicara manis pada Monika di depan Herman.

"Mr, maaf. Kekasih ku sedang mabuk berat," kata Liam meminta maaf sambil meraih pelan tangan Monika. Herman tidak peduli. Ia juga bisa melihat kalau Monika sedang sempoyongan dan menghindari pacarnya tersebut.

"Tidak! Tolong.... Aku akan di lecehkan."

Salah satu tangan Monika kembali menarik tangan Herman sebelum Liam benar-benar membawanya.

Monika memohon dengan sangat bersama mata yang di penuhi air mata. Herman terpaku melihat mata itu, ia teringat pada sosok wanita yang sudah sangat di rindui nya.

"Tuan. Dia kalau mabuk suka mengatakan yang tidak-tidak."

Liam pelan-pelan melepaskan tangan Monika yang tergenggam erat di lengan Herman.

"Tidak.... Jangan paksa aku, ah," kata Monika yang sudah sangat keras menahan perasaan panas yang merasuki tubuhnya.

Liam berhasil membawa Monika dalam dekapannya dan membawa wanita itu pergi dengan susah payah karena Monika sudah setengah sadar.

Monika sedang dalam pengaruh obat perangsang, wanita itu dari tadi sudah tidak kuasa dengan perasaan aneh yang menghinggapi seluruh badan nya. Sedangkan Liam sudah tidak sabar ingin segera membawa Monika, pria itulah yang mencampur kan sesuatu ke dalam gelas minuman Monika tadi.

Monika sempat menghindari Liam saat mereka berada di toilet, wanita itu berlari di lorong-lorong Club dan tidak sengaja menabrak Herman.

"Tunggu."

Liam menghentikan langkah sejenak lalu kembali melanjutkan nya, Ia tidak mau ketahuan jika kembali ke belakang.

Herman berjalan cepat mendekati dua orang yang katanya kekasih itu, tapi entah mengapa dia seperti penasaran dan dari mana muncul rasa ingin tahu itu, Herman sendiri juga tidak mengerti.

"Berhenti kataku."

Herman sudah menghadang dua orang itu untuk pergi.

"Tuan, kenapa menghalangi jalan kami. Minggir," usir Liam dan memilih berjalan ke sisi Herman lainnya.

"Kau bukan kekasih wanita itu," ujar Herman mulai yakin. Wajah Herman saat ini juga mengeras menahan sesuatu namun tetap berusaha tenang.

Ia baru saja di kelabui oleh rekan bisnisnya yang ingin mengambil ke untungan lebih, dan berusaha menjebak Herman agar bisa meniduri anak lelaki tua itu. Herman tentu tidak sudi dan memberi pelajaran pada orang-orang tidak tau diri itu, namun obat yang mereka berikan belum bisa hilang.

Herman bisa melihat kalau perempuan itu mungkin telah di beri sesuatu oleh pria yang mau membawanya ini. Tangan Monika mulai kemana-mana dan tak menentu.

"Bukan urusan mu," kata Liam tidak tahu berbicara dengan siapa.

Herman yang sudah sangat panas dan rasanya ingin meledak, memberikan pukulan keras pada Liam. Begitu kuat dan Liam tidak menyadari akan mendapatkan tinjuan itu, gigi nya yang kuat sampai terpental jauh beriringan dengan tubuhnya yang ikut terbang terhempas.

Lelaki brengsek itu langsung tidak sadarkan diri dalam sekali pukulan.

"Pergilah," kata Herman pada Monika yang sudah berlagak seperti kera. Wanita itu justru mendekati Herman setelah di suruh untuk segera pergi.

"Tolong aku," ucap Monika dengan suara lemah dan tubuh yang sudah lunglai.

"Kau sudah ku tolong. Menyingkir dari ku."

Monika malah tidak mendengar perkataan Herman, dirinya sudah sangat kepanasan dan ingin meledak.

"Badan ku sangat panas."

Tanpa sadar Monika langsung menggantungkan kedua tangannya ke leher Herman dan menarik paksa tengkuk pria itu.

Perasaan yang sedari dalam Ruangan VIP tadi Herman tahan, melonjak keluar seperti sengatan listrik di seluruh tubuhnya.

Pria itu dengan cepat menarik badan Monika agar semakin lekat dengan dirinya. Di bawah sana seperti ingin meledak saat tubuh Monika menyentuhnya.

"Shit!"

Herman berteriak kencang dan mendorong tubuh Monika menjauh. Namun Monika yang merasakan saat posisi tadi sangat terasa nikmat. wanita itu kembali menarik Herman dengan kuat tanpa memiliki kesadaran. Sepenuhnya pikiran waras Monika telah hilang, perasaan aneh seakan menguasai dirinya.

"Tolong.... Tolong Aku," lirih Monika saat Herman masih mencoba untuk menjauhkan dirinya.

"Bukan aku yang memintanya."

Herman yang memang juga sedang di bakar hasrat birahi, tidak memikirkan hal lainnya lagi. Monika juga meminta sendiri walau Herman sudah mengusir wanita itu.

Badan Monika terangkat, tepatnya pinggang wanita tersebut. Herman mengarahkan agar Monika melingkar kan kedua kakinya pada pinggang lelaki itu

Pria yang memiliki kekuatan ekstra tersebut tanpa beban berjalan dengan Monika, mereka menikmati perjalanan menyusuri lorong. Herman membawa Monika keluar tanpa memedulikan keadaan sekitar, yang sejujurnya tidak peduli dengan perbuatan-perbuatan mereka. Karena sejatinya hal itu sudah wajar di tempat terkutuk itu.

Saat ini Monika mendesah tidak karuan dan terus saja mengganggu Herman yang sedang fokus menyetir. Wanita itu bahkan tidak bisa duduk dengan tenang dan terus saja me lengket pada Herman yang saat ini mulai menambah laju kendaraan nya.

Tujuan mereka adalah sebuah hotel, hal yang ingin keluar harus di tuntaskan dengan nyaman di tempat sana.

Monika tidak membiarkan Herman keluar dari mobil saat kendaraan mereka sudah berada di parkiran gedung mewah itu. Herman juga yang sudah di penuhi gairah segera menyambar bibir menggoda yang dari tadi mengganggu pendengaran nya.

Pria itu membuka pintu mobilnya sambil fokus pada Monika, mereka perlahan keluar tanpa peduli beberapa orang yang sekilas melihat tingkah mereka yang terlalu menampakkan diri di tempat umum.

"Cepat beri kami kuncinya!" bentak Herman pada salah seorang resepsionis yang sedang bertugas melayani pemesanan kamar mereka.

Resepsionis itu awalnya memperhatikan mereka, apalagi Monika yang terlihat sudah sangat tidak sabar dan tidak hentinya menempeli pria yang bernama Herman tersebut.

"Ini Mr, silahkan. Tempatnya ada di lantai tiga," ujar resepsionis cantik itu sambil menyerahkan kunci pada Herman. Ia sedikit menelan Saliva nya sendiri saat melihat kedua orang itu sempat-sempatnya bercumbu di depannya sebelum mengambil kunci.

Setelah Herman mengambil benda itu, mereka segera menuju lift dan tiba dalam kamar. Pria itu segera mengunci pintu dan mereka memulai aksi yang lebih gila dari sebelumnya.

Herman mengangkat tubuh ideal Monika di atas meja, benda-benda di atas situ berjatuhan tanpa mereka pedulikan. Gerakan mereka terus berlanjut cukup lama sampai akhirnya mereka sudah berada di atas ranjang. Tidak ada lagi penghalang di tubuh kedua insan yang terbakar hasrat itu.

Terpopuler

Comments

AbiManyu

AbiManyu

gairah yang membara ... gak kebayang gimna jadi minum obat perangsa 😆

2024-05-21

1

🌺Fhatt Trah🌺

🌺Fhatt Trah🌺

hai hai ... aku mampir di karya baru. semangat terus author. semoga sukses dengan karyanya.

seperti biasa, aku datang bawa like, bunga dan fav...

2024-05-29

0

🌺Fhatt Trah🌺

🌺Fhatt Trah🌺

wow awal yang menarik dan menegangkan. good job thor👍🏻👍🏻

2024-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!