NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Kehidupan baru

Tidak hanya para sahabat Nevan yang memberikan doa terbaik, semua yang menghadiri pernikahan itu juga memberikan doa yang terbaik. Altair merekam Nevan saat ijab qabul, setelah itu video tersebut dikirimkan pada kakak Nevan yang bernama Aylin.

Aylin tidak bisa menghadiri acara pernikahan Nevan karena anaknya sedang sakit, dan Nevan sangat memaklumi hal itu. Semua orang perlahan meninggalkan gedung, kini hanya tinggal keluarga besar Altair dan Ajwa.

"Sayang banget cucu Oma yang cantik nggak bisa dateng ke pernikahan adeknya," ujar Nisa.

"Kan udah aku videoin Ma, masa Nevan suruh resepsi di rumah sakit biar Aylin lihat." Beginilah Altair, sangat ceplas-ceplos.

"Kak ...." Ajwa mencubit perut Altair.

Altair meringis. "Cuma ngomong apa adanya Wa."

"Julit banget," sindir Ali, dia adalah abang Ajwa.

"Suka-suka gue lah, apa lo nggak suka?" Altair menatap sinis Ali.

"Kak jangan gitu." Ajwa kembali mencubit perut Altair.

Altair berdecak pelan, lalu berbicara dengan lembut. "Bang Ali yang terhormat, nggak usah banyak komen ya ... nggak baik."

"Apasih? Jijik banget," kesal Ali.

Altair dan Ali memang dari dulu tidak bisa akur, kedua orang itu sama-sama tidak ada yang mau mengalah. Altair berusaha untuk tidak melotot, dengan perasaan yang kesal dan hati yang ingin meledak Altair berusaha untuk tidak peduli dengan kakak iparnya itu.

"Abang juga nggak boleh gitu, hargain Kak Altair." Ajwa menatap Ali.

"Denger?" Altair menatap Ali dengan wajah kalem, lelaki itu sangat pandai akting. Jadi tak heran jika Arthan mengikuti jejaknya.

"Nazma pasti bakal jadi istri yang baik buat Nevan." Abi Rahman kini menatap Nazma, pria itu adalah ayah Ajwa.

Umi Aisyah tersenyum. "Hati-hati Nazma, cucu nenek galak soalnya."

"Iya, galaknya sampek ke akal-akal." Arthan kini juga ikut berkomentar, tapi anak itu masih belum bisa mengatakan huruf R.

Mendengar hal itu Ajwa hanya menghela nafas dibalik cadarnya, suami dan kedua putranya jika bicara memang tidak pernah difilter.

"Nevan---" Nazma menggantung ucapannya membuat semua orang kini menatapnya. "Dia baik."

Disaat Nevan sedang salting-saltingnya, Arthan malah berucap tanpa beban dan menghancurkan segalanya.

"Abang baik? Pleeet." Memang dasar adik biadab.

"Arthan sini sama Opa." Iqbal memeluk Arthan yang baru saja berjalan ke arahnya. "Diajarin siapa julit kayak gitu?"

Dengan polosnya Arthan menunjuk Altair. "Althan kan tulunannya Ayah."

***

Ajwa perlahan menginjakkan kakinya dirumah Nevan, ternyata rumor bahwa Nevan anak sultan sangat benar adanya. Rumah Nevan terdiri dari dua lantai, namun ada banyak ruangan di rumah tersebut. Desain rumah itu terlihat mewah dan elegan, bahkan sofa nya saja sangat bagus.

Nazma jadi berpikir, apakah ia dibeli hanya untuk menjadi pembantu dan membersihkan rumah besar tersebut? Apakah pernikahan dirinya dan Nevan hanya sebatas formalitas agar ia bisa tinggal di rumah tersebut? Nazma perlahan tersenyum miris.

"Nazma ...." Panggilan Ajwa yang begitu lembut mampu membuyarkan lamunan Nazma.

"I-ya?" Nazma terlihat begitu canggung.

"Kenapa canggung gitu?" Ajwa mengelus kepala Nazma. "Anggep ini kayak rumah kamu sendiri."

"Ajak ke kamar kamu." Altair menatap Nevan. "Tapi inget, jaga batasan."

"Emang udah nikah masih tetep harus jaga batasan? Kan udah nikah, bebas dong Nevan mau ngapain aja."

"Emang kamu mau ngapain? Hem?" Altair bertanya dengan penuh penekanan.

Nevan langsung gelagapan, takutnya Nazma akan berpikir yang tidak-tidak. "Ya, nggak ngapa-ngapain. Emang kalau natap dia nggak boleh?"

"Kalau itu boleh, asal jangan dipelototin." Ajwa sudah hafal betul dengan sifat Nevan.

"Kalau ... cium?" Pertanyaan Nevan membuat Altair langsung melotot galak.

Nazma diam, tubuhnya membeku dan jantungnya berdetak tidak karuan.

"Cium ini mau?" Altair menunjukkan kepalan tangannya.

Nevan berdecak pelan. "Canda, Nevan lebih suka nyium anak panah."

Yah kasihan sekali Nazma, ternyata anak panah lebih menggoda. Entah bagaimana cara Nazma bersaing dengan anak panah, yang notabane-nya adalah benda mati.

"Bang Nevan tidul sama Kak nanas Bunda?" Arthan mendongak menatap Ajwa.

"Iya." Ajwa menatap Arthan dan tersenyum dibalik cadarnya.

"Mau juga nikah kayak Abang, bial ada yang nemenin tidul." Arthan berucap dengan sangat polos.

"Tuyul Tuyul, lo itu masih bocil. Mana ngerti begituan." Nevan mengeluarkan kata-kata pedasnya.

"Nevan, panggil adeknya yang bener." Ajwa memperingati Nevan.

"Gapapa Bunda, kalau Abang manggil Althan tuyul ental Althan manggil Abang Mas Yul. Jadilah kita, kembal-kembal tuyul." Arthan merentangkan kedua tangannya.

Tingkah Arthan berhasil membuat Nazma tersenyum, kesan Nazma untuk keluarga Nevan adalah mereka sangat lucu.

"Biasa, obatnya habis." Nevan memandang Nazma yang kini sedang memperhatikan Arthan. "Ikut gue, biar gue tunjukin kamar gue."

***

Nazma dengan ragu melangkahkan kakinya ke dalam kamar Nevan, ia masih belum terbiasa dengan kehidupan barunya dimana ia telah berubah menjadi seorang istri. Kamar Nevan cukup besar, bahkan jika dilihat-lihat kamar mandi lelaki itu sebesar kamar milik Nazma.

"Ini kamar gue, jangan bikin rusuh disini. Gue paling nggak suka kalau kamar gue kotor." Nevan menatap Nazma.

Nazma terdiam, ternyata kamar Nevan sangat bersih. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Nevan sangat menyukai kebersihan.

"Denger nggak? Kalau nggak denger pindah planet sana." Nevan masih saja galak.

Nazma mengangguk cepat. "Denger."

"Bagus, lo harus jadi temen tidur yang baik. Ngelakuin yang terbaik dan bikin gue seneng."

Mendengar ucapan Nevan membuat Nazma berpikir yang macam-macam.

"Heh! Mikir apa lo?" Nevan melotot galak.

Nazma memalingkan wajahnya. "Nggak mikir apa-apa."

Nevan tampak menghela nafas, ia masih tidak menyangka jika dirinya akan menikahi gadis yang ada didepannya ini. Nazma menatap sekitar, matanya tidak sengaja melihat busur panah dan kantung yang berisi anak panah. Kedua barang itu tergantung indah di dinding.

"Kamu suka manah?" Setelah lama terdiam, Nazma akhirnya berbicara.

"Iya, kenapa? Mau gue panah ginjal lo?" Selalu ada kesan galak dalam setiap ucapan Nevan.

"Ka-mu emang galak gitu ya?" Nazma bertanya dengan sangat hati-hati.

"Udah dari embrio." Nevan begitu sangat frontal.

Dimata Nazma Nevan tidaklah seburuk yang ia kira, namun mengingat ia yang dibeli agar bisa menikah dengan lelaki itu membuat citra baik Nevan hilang begitu saja. Nazma memang telah dibeli dengan harga yang tinggi, dan uang itu sebesar dua miliar.

"Nevan, kamu yang ngrencanain pernikahan ini?" Nazma memberanikan diri untuk bertanya.

Nevan yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. "Maksud lo?"

"Kamu yang udah beli aku, dan ngasih uang ke ayah aku."

Nevan semakin bingung saja. "Beli? Duit? Gue aja nggak tahu apa-apa."

"Apa tujuan kamu beli aku Nevan?"

"Lo ngomong apa sih Nanaz, gue nggak beli lo. Yang bener aja, masa iya gue beli anak orang."

"Aku nggak tahu, harus percaya atau nggak sama kamu."

"Bentar-bentar, lo bilang beli? Maksudnya lo dijual gitu?" Pertanyaan Nevan langsung diangguki oleh Nazma.

Nevan menghela nafas panjang, hanya Altair yang bisa menjawab semua pertanyaan ini. Semua hal ini begitu mengejutkan dan sangat janggal bagi Nevan.

"Kita bicarain nanti, sekarang lo bersih-bersih sama ganti baju," putus Nevan.

***

Nevan menatap datar Nazma yang kini hanya duduk di pinggiran kasur dengan gaun pengantin yang melekat ditubuhnya, gadis itu tidak berbicara apapun. Lima menit, dan Nazma masih saja diam. Padahal Nevan sudah menyuruh gadis itu untuk mandi, tapi gadis itu malah duduk.

"Lo nggak mandi? Gue udah gerah tahu. Kurang baik apa coba gue sama lo? Gue izinin lo mandi duluan, tapi lo malah nggak mandi-mandi," omel Nevan.

"Nggak ada baju Nevan." Mendengar omelan Nevan membuat Nazma sedikit takut.

Nevan baru menyadari hal itu. "Emang bokap lo nggak bawain lo baju?"

"Emm, mu-mungkin ayah lupa." Nazma menunduk, gadis itu tampak gugup.

"Ayo gue anterin ke rumah lo, ngambil baju buat lo." Hanya itu yang saat ini dipikiran Nevan.

"Jangan!" Nazma tidak ingin Nevan bertemu dengan Danu, ayahnya itu pasti saat ini sedang minum-minum.

Mata Nevan memicing curiga. "Kenapa jangan?"

"Aku capek Nevan." Nazma terpaksa berbohong untuk menutupi hal buruk tentang ayahnya.

"Oke, lo di sini. Biar gue yang ke rumah lo dan ngambil barang-barang milik lo," putus Nevan.

Nevan berbalik dan mengambil kunci motor yang ada di mejanya, saat Nevan berjalan ke arah pintu Nazma tiba-tiba berdiri didepannya membuat lelaki itu terkejut.

"Jangan Nevan," larang Nazma.

"Gue nggak minta pendapat lo." Semakin ditentang Nevan akan semakin merasa tertantang.

"Jangan ke rumah aku." Nazma sampai tidak sadar dan menahan kedua bahu Nevan.

Nevan menatap kedua tangan Nazma membuat gadis itu reflek langsung menarik tangannya, Nazma benar-benar tidak sengaja melakukan hal itu. Sementara wajah Nevan sudah memerah, antara terkejut dan tidak menyangka.

'Maaf," ucap Nazma.

"Jangan nyentuh gue sembarangan!" ketus Nevan.

Nevan langsung pergi ke kamar mandi, menutup pintu itu dengan rapat lalu menyandarkan tubuhnya di pintu tersebut. Lagi-lagi Nevan merasakan perasaan itu, perasaan yang mampu membuat dirinya hancur.

'Lupain dia Van.' Nevan memejamkan matanya. 'Gue nggak mau ngerasain perasaan itu lagi.'

Bersambung....

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!