NovelToon NovelToon
Kode Rahasia Di Hati

Kode Rahasia Di Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.

Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.

Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumor

Setelah malam penuh ketegangan di gudang pelabuhan, Lucy dan Evans akhirnya bisa menghela napas lega. Tuan Marteen dan sebagian besar anak buahnya telah ditangkap oleh tim keamanan Cupid Agency, sementara semua bukti kejahatan mereka sudah diserahkan kepada pihak berwenang. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Di tengah pagi yang cerah di kantor Dawson Corporation, Evans sedang membaca laporan bisnis sambil menyesap kopinya. Telepon di mejanya berdering, dan Brandon masuk dengan ekspresi khawatir.

"Tuan Dawson, Anda perlu melihat ini," katanya sambil meletakkan tablet di meja.

Evans mengangkat alis dan memutar layar tablet itu. Berita utama terpampang jelas:

"CEO Dawson Corporation Terkait dengan Sindikat Kejahatan Marteen!"

Artikel itu menyebutkan bahwa Evans diduga bekerja sama dengan Tuan Marteen, dan Lucy disebut-sebut sebagai wanita misterius yang menjadi perantara mereka. Foto-foto Lucy dan Evans yang diambil secara sembunyi-sembunyi tersebar di seluruh artikel, menambah kesan seolah mereka adalah bagian dari jaringan ilegal itu.

Evans mengerutkan dahi, menatap layar dengan tatapan dingin. "Ini omong kosong," gumamnya.

Lucy, yang baru tiba di kantor untuk bertemu Evans, langsung disambut oleh tatapan-tatapan tajam dari beberapa karyawan. Bisikan-bisikan terdengar di sepanjang koridor. Ketika ia memasuki ruang kerja Evans, ia bisa melihat bahwa pria itu sedang kesal.

"Evans, ada apa?" tanyanya.

Evans mengangkat tablet dan menyerahkannya kepada Lucy. "Baca ini."

Lucy membaca artikel itu dengan ekspresi yang semakin tegang. Setelah selesai, ia meletakkan tablet itu dengan hati-hati di meja. "Ini kerjaan anak buah Marteen," katanya yakin.

"Sudah kuduga," jawab Evans. "Mereka tidak akan tinggal diam setelah bos mereka ditangkap. Tapi kenapa mereka menyeretku juga?"

Lucy menghela napas panjang, mencoba menjelaskan. "Evans, kau terlalu dekat denganku dalam misi ini. Mereka tahu kau memiliki pengaruh besar di dunia bisnis, dan mereka mencoba menjatuhkanmu dengan menyebarkan fitnah ini."

Evans mengangguk pelan, menatap Lucy dengan serius. "Apa langkah kita selanjutnya?"

Lucy duduk di sofa, menatap Evans dengan penuh keyakinan. "Kita perlu membersihkan nama baikmu dulu. Fokuskan pada membuktikan bahwa kau tidak terlibat dengan Marteen."

Evans menyilangkan tangan di dadanya, berpikir sejenak. "Aku bisa menghubungi tim humasku untuk membuat pernyataan resmi. Tapi kau, Lucy? Kau juga jadi sasaran mereka."

"Aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini," jawab Lucy. "Tapi aku tidak ingin kau terjebak dalam masalah ini karena aku."

Evans mendekat, duduk di hadapan Lucy. "Dengar, Lucy. Kita dalam ini bersama. Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian. Jadi, beri tahu aku apa yang harus kita lakukan."

Lucy menatap pria itu, merasa tersentuh oleh ketulusannya. Setelah beberapa detik berpikir, ia menjawab, "Kita perlu mencari tahu siapa yang menyebarkan rumor ini. Jika kita bisa melacak sumbernya, kita bisa mematahkan tuduhan mereka."

Evans mengangguk. "Aku akan meminta tim IT Dawson untuk menyelidiki jejak digitalnya. Brandon juga bisa membantu. Dia punya koneksi ke detektif swasta."

Hari-hari berikutnya menjadi ujian berat bagi Evans dan Lucy. Media terus memberitakan rumor tersebut, bahkan membuat spekulasi tentang hubungan pribadi mereka.

"Evans Dawson dan wanita misteriusnya, Lucy, disebut-sebut memiliki hubungan lebih dari sekadar bisnis," ujar seorang reporter dalam salah satu siaran berita. "Apakah ini alasan mereka terlibat dalam kasus Marteen?"

Di kantor Dawson Corporation, Evans menggelar rapat darurat dengan timnya. Semua kepala departemen hadir, termasuk kepala humas, Mark.

"Tuan Dawson, kita perlu membuat pernyataan resmi segera," kata Mark.

"Sudah kubilang, aku tidak akan berkomentar apa pun sampai kita punya bukti untuk membantah mereka," jawab Evans tegas.

"Tapi tekanan media semakin kuat. Bahkan klien kita mulai mempertanyakan hubungan Anda dengan Nona Lucy," tambah Mark.

Evans memandang Mark dengan tajam. "Kalau mereka tidak bisa mempercayai integritasku hanya karena rumor ini, mereka bukan klien yang layak bekerja sama denganku."

Sementara itu, Lucy terus mendukung Evans di tengah situasi ini. Malam itu, mereka bertemu di apartemen Evans untuk mendiskusikan perkembangan terbaru.

"Kau tahu, Evans," kata Lucy sambil menyesap teh hangat, "kau tidak harus terlibat sejauh ini. Aku bisa menangani ini sendiri."

Evans menatapnya, lalu menggeleng. "Lucy, aku sudah bilang, aku tidak akan meninggalkanmu. Selain itu, aku tahu kau tidak bersalah. Aku ingin membantu membersihkan namamu juga."

Lucy tersenyum kecil, merasa lega mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Evans. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa dukunganmu."

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya," jawab Evans, menatapnya dengan penuh arti.

Percakapan itu berlangsung hingga larut malam. Mereka berbicara bukan hanya tentang misi, tetapi juga tentang kehidupan pribadi mereka. Lucy mulai merasa bahwa Evans bukan sekadar mitra kerja, tetapi seseorang yang benar-benar peduli padanya.

Kemenangan di Tengah Tekanan

Beberapa hari kemudian, Brandon datang dengan kabar baik. "Kami menemukan sumber rumor itu," katanya saat bertemu Evans dan Lucy. "Itu berasal dari salah satu mantan karyawan Marteen yang sekarang bekerja untuk salah satu pesaing bisnis Dawson Corporation."

Evans tersenyum dingin. "Sudah kuduga. Jadi mereka mencoba menjatuhkanku secara pribadi untuk merusak bisnis Dawson."

Lucy menatap Brandon. "Apa kita punya bukti yang cukup untuk melawan mereka?"

Brandon mengangguk. "Tim IT kami berhasil melacak transaksi digital mereka. Mereka membayar beberapa media kecil untuk menyebarkan berita palsu ini. Aku sudah menyerahkan semua bukti ke pengacara."

Evans berdiri, wajahnya penuh determinasi. "Bagus. Sekarang kita bisa membalikkan keadaan."

Dengan semua bukti di tangan, Evans mengadakan konferensi pers di kantornya. Ia berdiri di depan mikrofon, diapit oleh tim hukumnya. Lucy, yang berada di belakang panggung, menyaksikan dengan hati berdebar.

"Tuduhan yang dilontarkan terhadap saya dan Nona Lucy adalah tidak berdasar," kata Evans dengan tegas. "Kami memiliki bukti bahwa ini adalah kampanye fitnah yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk merusak reputasi saya dan perusahaan saya."

Evans lalu menyerahkan bukti tersebut kepada media, termasuk jejak digital dan transaksi yang mengaitkan para pelaku dengan tuduhan palsu itu.

Setelah konferensi itu, suasana mulai mereda. Media yang sebelumnya menyerang mereka kini berbalik mendukung, memuji keberanian Evans dalam menghadapi fitnah tersebut.

Lucy mendekati Evans setelah acara itu selesai. "Kau luar biasa di sana," katanya dengan senyum lebar.

Evans menatapnya, lalu menjawab, "Aku tidak bisa melakukannya tanpa dukunganmu, Lucy. Kita berhasil karena kita saling melindungi."

Lucy merasa hatinya menghangat. Ia menyadari bahwa di tengah semua tekanan ini, hubungan mereka semakin erat. Meskipun ancaman belum sepenuhnya hilang, mereka tahu bahwa selama mereka bersama, mereka bisa menghadapi apa pun.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!