WA 089520229628
Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.
Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Apakah Kamu Mau Menikah Dengan Saya?
Setelah keluar dari ruangannya Pak Kendra, Sauza dilanda bingung. Keputusan apa yang harus dia ambil, apa menerima perasaan suka Pak Kendra atau menolak?
"Apa yang harus aku lakukan? Kalau aku menerimanya, bukankah Pak Kendra merupakan ayah kandung dari Mira? Suatu saat Mira juga pasti akan datang jika ayahnya menikah lagi, Pak Kendra pasti akan lebih memihak atau percaya pada anaknya daripada aku jika suatu kali Mira ngarang cerita, bukankah Mira memang pandai bersandiwara?" Sauza masih belum berhenti merenung memikirkan ungkapan perasaannya Pak Kendra terhadapnya.
Jam 16.00 Wib, Sauza bersiap-siap untuk pulang ke mess. Dia rasanya ingin cepat-cepat istirahat membaringkan tubuh.
"Dengar-dengar, anaknya Pak Kendra yang di Bandung itu dalam minggu ini mau datang ke Jakarta menemui Pak Kendra. Wah, bisa gawat kalau dia benar-benar datang. Aku tidak kuat dengan bawelnya dan sok ngatur."
"Benar apa kata kamu, anaknya Pak Kendra memang mau datang. Sepertinya saat ini Mbak Mira di Bandung sedang kesulitan uang setelah suaminya yang baru beberapa bulan dinikahi ternyata dicopot jabatannya dari CEO menjadi staf biasa. Sepertinya kedatangannya ke sini, hanya untuk mengamankan harta bapaknya. Kasihan saja sih kalau Pak Kendra sampai diporoti anaknya, kalau ternyata uangnya dipakai pada hal tidak benar."
Obrolan gosip itu tidak sengaja didengar Sauza saat dirinya akan menuju pintu keluar. Beberapa karyawan restoran Selera Kita ini sedang mengghibahkan Mira.
Hal yang mengejutkan dari ghibah barusan yang tidak sengaja didengarnya, yakni berita Bima yang sudah dicopot jabatannya dari CEO menjadi staf biasa.
Sauza masih bertahan di balik pintu keluar, dia pura-pura menunggu seseorang untuk samaan keluar.
"Dari mana kamu tahu gosip tentang Mbak Mira dan suaminya, up to date banget?" ujar karyawan yang berbaju kemeja merah.
"Kan ada sumber terpercaya yang menyebarkan berita itu yang tingkat keakuratannya 99% fakta. Sumbernya MBKLOP," ujar salah seorang karyawan restoran tersebut.
"Oh, ya. Ya ampun. Kalau seperti itu, sepertinya Pak Kendra harus segera mengamankan hartanya dong. Sebab setahu aku dari sumber terpercaya, Mbak Mira itu sejak Bu Sely meninggal, dia sudah dapat warisan, sayangnya warisannya itu sudah habis dipakai bersosialita dan kena tipu rekan bisnisnya," timpal yang lain.
Sauza terhenyak mendengar gosip seperti itu. "Benarkah Mira seperti itu, mau moroti uang Pak Kendra karena saat ini keadaan dirinya sedang sulit terutama setelah Mas Bima turun jabatan?" pikirnya.
"Aku tidak bisa membiarkan Mira bertindak sesuka hati pada Pak Kendra meskipun Pak Kendra merupakan ayah kandungnya. Aku harus bertindak." Sauza bertekad.
Setelah mendengar gosip tentang Mira dan Bima yang sudah tidak menjadi CEO di perusahaan Kavilen Group, Sauza segera pergi dari restoran menuju mesnya.
Baru saja sepuluh menit tiba di mess, tiba-tiba Hp Sauza berdering. Sebuah panggilan dari Pak Kendra memanggil. Pucuk dicinta ulam tiba, Pak Kendra menghubungi disaat yang tepat.
"Sauza, nanti malam saya ada acara bersama salah satu klien saya, bisakah kamu menemani saya untuk menemuinya? Kalau kamu bersedia, pakailah gaun dari saya tempo hari," ucap Pak Kendra seperti sebuah perintah yang tidak bisa dibantah.
"Baiklah, Pak. Saya akan usahakan datang."
"Kamu bersiap-siap saja jam 19.30. Saya akan menjemput kamu di mess," ujar Pak Kendra lagi.
"Baiklah, Pak. Kalau begitu saya tutup telponnya." Telpon itu berakhir. Sauza duduk dan termenung sejenak. Dia memikirkan kembali ajakan bosnya itu barusan.
"Baiklah, Pak. Saya akan temui bapak. Saya akan coba terima Bapak demi dendam saya pada Mira, juga demi menyelamatkan harta bapak dari Mira." Sauza begitu berapi-api dan semangatnya tiba-tiba berkobar saat mengingat misinya kali ini.
Jam 19.30 malam, Pak Kendra sudah datang menjemput. Sauza sudah siap dengan dandanannya yang cantik. Ketika melihat Sauza, Pak Kendra sangat terpesona dan kagum.
"Kamu sangat cantik, benar-benar cantik," puji Pak Kendra dengan wajah yang sangat terkagum-kagum. Sebaliknya Sauza, iapun merasa malam ini bosnya itu sangat berbeda, penampilannya berubah menjadi lebih muda serta ketampanannya semakin terpancar, ditambah lagi senyumannya yang ramah itu, membuat Sauza tiba-tiba terpesona.
"Apakah aku dipelet oleh Pak Kendra? Tapi untuk kali ini jika aku benar dipelet oleh pria yang pantas disebut papa ini, itu tidak masalah bagiku asal aku bisa membuat Mira terhenyak saat melihatku menjadi mama tirinya, juga aku bisa menyelamatkan harta Pak Kendra sebagai balas budi atas kebaikannya padaku selama ini," kata hati Sauza.
"Ayo."
Pak Kendra sudah membukakan pintu mobil untuk Sauza layaknya pasangan kekasih.
"Silahkan masuk."
Sauza merasa terharu melihat perlakuan Pak Kendra yang romantis. Sauza memasuki mobil itu bagai seorang putri. Tidak berapa lama setelah Pak Kendra masuk, mobil mewah itu segera melaju membelah jalanan kota Jakarta.
Mobil Pak Kendra memasuki sebuah kafe bernuansa etnik, setelah 30 menit menempuh perjalanan. Pak Kendra memarkirkan mobilnya di halaman parkir kafe itu.
Lagi-lagi layaknya sepasang kekasih, Pak Kendra meraih lengan Sauza, kemudian dituntunnya memasuki kafe itu. Jantung Sauza tiba-tiba sangat berdebar.
Tiba di salah satu meja, Pak Kendra menghentikan langkahnya, lalu menarik kursi untuk Sauza. Sauza dipersilahkan duduk di kursi itu.
"Terimakasih, Pak," ucapnya. Untuk beberapa saat Sauza heran, di mana klien yang dibilang Pak Kendra tadi? Sampai Pak Kendra duduk, klien yang dimaksud tidak terlihat batang hidungnya.
"Saya sudah pesankan makan malam spesial buat kamu. Kita tinggal menikmati," berita Pak Kendra. Lagi, Sauza hanya bisa kaget.
"Lalu klien yang Bapak maksud tadi mana? Apakah tidak jadi datang?" herannya.
"Dia membatalkan pertemuannya malam ini. Tapi, ada yang lebih penting daripada bertemu dengan klien, yaitu menikmati makan malam bersama kamu, Sauza."
"Maksud Bapak?" Sauza kaget, ternyata dirinya dibohongi Pak Kendra. Sauza sudah punya feeling, sepertinya Pak Kendra akan mengungkapkan sesuatu.
"Sebelum saya jelaskan, alangkah baiknya kita makan malam dahulu," ajaknya seraya meraih piring yang akan digunakan Sauza. Pak Kendra memperlakukan Sauza bak ratu, sungguh semua itu membuat Sauza hilang kata-kata.
"Silahkan Tuan Putri," ucapnya sembari menatap Sauza penuh cinta yang dalam. Merasa tidak enak, terpaksa Sauza menikmati makan malam ini. Sesekali makan malam mereka diselipi obrolan yang ringan sehingga tidak terasa Sauza terbawa alur suasana makam malam romantis, dan Sauza seperti tidak kaku seperti tadi.
Puncaknya tiba, setelah makan malam selesai, Pak Kendra meraih jemari Sauza lalu menatap wajahnya dalam.
"Setelah meninggalnya almarhumah istri saya, saya baru merasakan kembali cinta dan bahagia setelah bertemu kamu. Sauza, maukah kamu menikah dengan saya? Saya mencintai kamu, dan saya merasa bahagia saat melihat kamu. Kamu perempuan kuat, hebat, pekerja keras, dan jujur dan cantik. Saya menyukai semua sifat dan kesederhanaan kamu. Saya ulangi, maukah kamu mendampingi saya disisa umur saya?" ungkap Pak Kendra.
Sauza melongo tidak percaya, meskipun tadi sempat punya feeling kalau Pak Kendra akan mengungkapkan sesuatu.
kenapa bisa seperti itu???
lebih baik berobat pak Kendra...
🤣🤣🤣🤣
Mira kau tak berkaca siapa dirimu, berapa lama jadi simpanan Bima, sebelum hamil kau dengan siapa?
Ukur baju orang lain jangan dengan ukuran tubuhmu, ya! Kau ingin memanasi Sauza, kan. Kutunggu, dengan setia.