Tiba-tiba saja Alexa menghilang di hari pernikahannya, daripada malu baik pihak laki-laki dan perempuan sepakat menikahkan Gavin dengan Anjani. Anjani sendiri merupakan kakak dari Alexa, tetapi Gavin tidak mencintainya dengan alasan usia yang lebih tua darinya. Selisih usia mereka terpaut 6 tahun, Gavin selalu berlaku kasar.
Suatu hari Alexa kembali, ia ingin kekasihnya kembali. Gavin sendiri sangat senang, mereka berencana mel3nyapkan Anjani? Berhasilkah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dollar Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
Para begal itu merampas tas dan kunci motor Anjani.
"Balikin," ucap Anjani mencoba merebut kembali.
"Lepas!" bentaknya lalu mendorong Anjani sampai jatuh.
"Aw," ringis Anjani. Ia melihat motornya ingin dibawa, tentu saja Anjani tidak terima karena itu adalah hasil jerih payahnya. Saat mereka ingin membawa motornya, Anjani langsung menarik jaket yang ingin membawa.
"Lepas, wanita sint1ng!" makinya.
"Ini motor saya," ucap Anjani.
Mereka berempat langsung mengepung Anjani, tentu saja sudah kalah jumlah.
"Beresin bro," ucap yang ingin membawa motor Anjani.
"Gampang mah itu," sahutnya langsung menarik Anjani.
"Lepasin saya!" berontak Anjani.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti lalu keluarlah Roy.
"Woy!" teriak Roy lalu menendang pria yang menarik Anjani, "beraninya sama perempuan!" Roy sangat marah melihat Anjani ditarik kasar seperti tadi, "kamu cari tempat aman, Anjani!"
"Tapi," ucap Anjani.
"Cepat!" desak Roy.
"I-iya," sahut Anjani langsung ke tempat aman.
Sekarang Roy harus melawan 4 orang sekaligus, "Maju kalian!"
"Jangan main-main sama kita, bro!" ucap begal 1.
"Oh ya," sahut Roy.
"Hajar dia," titah begal 2.
Begal 3 dan 4 maju menyerang Roy, lalu Begal 1 dan 2 ingin membawa motor juga tas Anjani. Roy yang melihat itu langsung mengeksekusi lawannya, setelah begal 3 dan 4 kalah, Roy menghampiri sisanya.
"Mau kemana?" tanya Roy, "balikin tas dan motornya!"
"Cih!" decih begal 1.
"Gimana ini?" begal 2, "teman kita udah kalah."
"Ya kamu lawan dia!" ucap begal 1.
"Kok aku sih," sahut begal 2.
"Jangan banyak protes, cepat lawan!"
"Iya-iya."
Roy dan begal 2 pun berkelahi, sedangkan begal 1 ingin kabur. Namun, tidak semudah itu karena Anjani sudah menghalanginya.
"Mau kemana?" tanya Anjani.
"Kamu lagi," sahutnya.
"Balikin tas dan motor saya!"
"Enak aja, lawan saya dulu."
"Apa boleh buat."
Anjani dan begal 1 juga berkelahi, Roy yang melihat sempat terkejut tetapi tidak ada waktu untuk menolong.
Begal 2 yang ini cukup tangkas dan gesit, Roy perlu waktu lama untuk mengalahkannya. Berbeda dengan begal 3 dan 4 tadi, saat pukulan terakhir yang Roy berikan menjadi kekalahan bagi begal 2.
Lalu begal 1 tadi kehilangan keseimbangan, Anjani dengan pinta mengambil kesempatan itu untuk menendang tulang keringnya.
"Akhh!" ringis begal 1 tadi.
Roy langsung menghajarnya saat jatuh, semua begal itu pun kalah.
"Ampun bang," ucap begal 1.
"Mana kuncinya?" tanya Roy dengan keras.
"Ini Bang," sahut begal 1.
"Tas!"
"Yang ini." Dengan takut begal 1 tadi memberikan tas Anjani kepada Roy.
"Kelakuan kalian ini bikin sial!" kesal Roy memukul k3p4la orang itu, "sekarang pilih, pulang sendiri dan nggak ngebegal orang atau saya laporin ke polisi."
"Pulang sendiri aja Bang, janji nggak akan begal lagi."
"Yang bener janjinya!"
"Saya nggak akan begal orang lagi, Bang!"
"Oke, saya pegang janji kamu juga mereka. Tapi ingat, sekali lagi saya lihat kalian membegal, huh, saya makan!"
"Ja-jangan Bang," ucap begal 1 itu ketakutan dan menolong ketiga temannya untuk pergi.
Melihat mereka berempat pergi terbirit-birit, membuat Anjani hanya tersenyum.
Roy memberikan kunci dan tasnya, "Kenapa malam banget pulangnya?"
"Tadi ada urusan sebentar," sahut Anjani
"Oh ya, saya tadi hampir kaget loh sama kamu."
"Hah, kaget? Kenapa kaget?"
"Ternyata kamu bisa berantem juga."
"Nggak terlalu jago sih, satu lawan satu bolehlah tapi kalo banyak yang kayak tadi mungkin kabur!"
"Astaga, ya sudah saya ikutin kamu dari belakang."
"Nggak usah, saya nggak enak ngerepotin kamu."
"Jangan kayak gitu, ini demi keamanan lagi pula udah malam juga."
"Ya udah deh kalau kamu nggak keberatan."
"Nggak kok, ayo."
"Iya."
Jam 12 makan Anjani baru sampai di rumah, tetapi Roy hanya sampai depan pagar.
"An, saya pulang yah."
"Iya Mas Roy, hati-hati."
"Cepat masuk."
"Iya."
Anjani pun masuk ke dalam, sedangkan Roy memastikan Anjani sudah masuk ke dalam rumah.
"Oke, sudah aman." Roy tancap gas pulang.
Sedangkan Anjani dapat tamparan keras dari Gavin.
"Kenapa pulang jam segini? Mau jadi pel4cur kamu, ha!" bentak Gavin.
Anjani menyentuh pipi yang ditampar Gavin, lalu ia menatap pria di depannya ini.
"Ada apa?" tanya Gavin, "kamu mau marah karena saya tampar! Itu pantas buat istri yang suka keluyuran malam-malam, tadi diantar sama siapa? Saya lihat ada mobil di depan, kamu selingkuh? Apa kamu nggak takut dicap buruk sama tetangga, wanita tua kayak kamu itu nggak pantes selingkuh!"
Anjani langsung membalas tamparan Gavin, "Itu tamparan yang pantas untuk pria aneh seperti kamu, Pak Gavin."
"Kamu!" tunjuk Gavin dengan marah.
"Saya juga bisa marah," ucap Anjani, "kamu pikir saya diam aja gitu. Maaf, sepertinya kamu sudah melanggar syarat yang sudah kamu buat sendiri. Lupa? Syarat kedua, hemm ... perlu saya bacakan lagi, Pak Gavin. Masa lupa sama syarat yang kamu bikin sendiri, secepat itu lupa. Ya ampun, kok ada manusia aneh kayak kamu ini. Nggak habis pikir saya, datang-datang langsung nampar. Ingat, kamu hanya sebatas suami di buku nikah, bukan suami yang bisa mengatur saya. Kamu jangan kepedean, saya diam bukan karena cinta sama kamu, saya terima menikah dengan kamu juga bukan karena cinta juga, kalau boleh jujur, saya malas banget nikah sama pria yang nggak punya otak kayak kamu!"
"Anjani!" teriak Gavin menggelegar.
"Apa!" sahut Anjani juga tak kalah keras, "kamu sering melanggar aturan, menghina saya dengan kata wanita tua! Kamu pikir, usia 30 tahun itu setua nenek. Sekarang saya tanya sama kamu, gimana kalo saya panggil kamu manusia selangkang4n, mau?"
"Jaga ya ucapan kamu," ucap Gavin.
"Makanya kamu juga jaga ucapan, kalau mau saya hargai, mulai dari diri kamu sendiri!" tunjuk Anjani ke dada Gavin, "dasar manusia aneh!" lanjut Anjani bergumam sambil lewat.
Gavin masuk ke dalam kamarnya, ia berdiri di depan cermin dan menyentuh pipi yang sudah ditampar oleh Anjani.
Seseorang masuk ke dalam kamar Roy, "Kenapa nggak bilang."
"Mama," ucap Roy terkejut, "mama belum tidur? Maaf yah, Roy ganggu tidur Mama yah."
"Apa sih kamu ini, yang namanya orang tua itu pasti tahu anaknya lagi luka. Sini Mama obatin," sahut Nina, mamanya Roy yang berusia 53 tahun.
Roy membiarkan sang mama mengobati lukanya yang terkena pisau begal tadi, ya, Roy tidak memberitahu Anjani jika tangannya terluka. Begal 3 menggunakan pisau, Roy tidak sempat menghindar karena ingin cepat mengalahkannya.
"Kenapa bisa luka begini?" tanya Nina.
"Roy nolong orang, Ma," sahut Roy.
"Mama tahu kamu Roy, mana ada seorang Roy Suryawinata menolong orang sampai mau luka begini."
Roy hanya tersenyum tipis, ia memang tidak pernah peduli dengan sekitar.
"Apa wanita," tebak Nina.
"Mungkin," sahut Roy.
"Siapa sih wanita itu, sampai bikin anak mama begini." Nina sudah selesai memperban tangan Roy.
"Pokoknya dia cantik, Ma," sahut Roy.
"Hu ... Roy, kamu muji wanita cantik sejak kapan." Nina hampir tidak percaya, seumur-umur baru kali ini Roy memuji wanita cantik. Setiap kali dikenalkan dengan wanita, mulutnya selalu berkata pedas.
Roy hanya senyam-senyum, Nina yang melihat itu hanya geleng-geleng.
"Sudah ya, Mama ke kamar dulu. Kamu langsung tidur, sudah malam ini."
"Iya, Ma."
Anjani sendiri langsung menepuk jidatnya saat ingat, "Astaga, uang Mas Roy kan masih ada 300 ribu. Ya ampun, belum aku kembaliin lagi."
BERSAMBUNG
semoga datang karma pada mereka..
Anjani aja gak pernah gangguin hidup mu...kamu aja yang tiap hari usil...
orang ketus mank harus dibalas ketus 👍👍👍