"Cih, guru les rendahan sepertimu tidak pantas menginjakkan kaki di rumah ini!". ucap Kenzo
"Setidaknya saya tidak mengemis kepada anda tuan Kenzo yang Terhormat!..". tegas Nara diakhir ucapannya.
Nara Mauren adalah seorang gadis cantik berusia 24 tahun. Dia tinggal sendiri di rumah minimalis namun terlihat indah. Ia berprofesi sebagai guru les sejak berusia 19 tahun. Kedua orang tuanya sudah berpisah sejak Nara masih kecil.
Dahulu, gadis itu tinggal bersama neneknya. Tetapi, ketika Nara baru menginjak sekolah menengah atas, nenek yang ia sayangi pun meninggal dunia akibat sakit yang di deritanya. Kini, hanya tinggal ia sendiri saja tanpa kedua orang tua dan nenek tercinta nya. Bersusah payah Nara membiayai kebutuhan hidupnya seorang hingga sekarang ia telah menjadi guru les cantik yang mengajar seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang sangat cerdas dan tentunya lucu. Namun, Nara tidak suka dengan daddy sang bocah tersebut.
Penasaran? yuk, ikuti terus cerita ini!! 🤩🤩❤❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zaraaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu kembali
Mentari pagi masih malu-malu untuk memunculkan dirinya. Dan sepertinya, kota ini akan turun hujan di pagi hari. Gadis cantik yang hidup sebatang kara baru terbangun dari tidur nyenyak nya.
"Hoaam.. jam berapa ini??". gumam nya
" APAA?!!". Pekik Nara. Gadis itu langsung berlari terbirit-birit masuk ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Nara sudah selesai dengan acara mandinya. Hari ini ia bangun kesiangan. Entah angin darimana yang biasanya Nara selalu bangun cepat tapi sekarang malah terlambat.
"Astaga.. sepertinya hari ini mau turun hujan salju. Cuacanya sangat dingin sekali...". ucap Nara sambil melihat ke arah luar lewat jendela rumahnya.
Ia baru teringat dengan bahan makanan yang sudah habis. Nara langsung memakai jaket tebal dan bersiap-siap untuk ke supermarket.
Nara berjalan kaki menuju halte bus sambil bersenandung riang. Dan dari arah berlawanan, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di samping guru les cantik itu.
"Mau kemana Ra?". tanya seorang pria membuka kaca mobilnya.
"Aku mau ke supermarket Bram". ujar Nara. Bram adalah teman masa SMA nya dulu. Waktu itu, Bram menaruh hati pada Nara namun, oleh sang pujaan hati di tolak oleh cara yang halus.
" Tidak baik berjalan kaki dengan cuaca yang sedang seperti ini. Ayok, aku antarkan". ajak Bram
"Ah tidak usah Bram. Aku akan menaik bus saja". tolak Nara
"Aku tidak mau kau jatuh sakit nantinya Ra. Cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun salju". ucap Bram kemudian membukakan pintu mobil
" Hmm.. baiklah". ucap Nara akhirnya pasrah.
"Sekarang, kau kuliah dimana?". tanya Bram
" Aku tidak berkuliah. Aku sudah bekerja menjadi guru les di kota-kota terdekat saja". ujar Nara
"Wow.. rupa-rupanya sahabat ku ini sudah menjadi guru ya Hahaha..". tawa Bram
"Guru gadungan mungkin". ucap Nara terkekeh
"Tapi, kenapa kau tidak melanjutkan pendidikan mu saja? Kau kan mempunyai otak yang pintar. Seratus persen pasti di terima". tanya Bram
"Sebenarnya memang aku sangat ingin sekali melanjutkan pendidikan ku. Tapi.. darimana aku mendapatkan biaya sebanyak itu? untuk makan saja pas-pas an". ujar Nara
" Yah.. tapi ya sudahlah.. mungkin itu bukan rezeki ku. Aku juga tidak ingin memaksakan kehendak. Biarkan saja aku bekerja sebagai guru les seperti ini. Yang penting kan halal". lanjutnya diakhiri senyuman getir.
Tangan kiri Bram terulur untuk mengusap bahu gadis di sampingnya untuk menenangkannya. Ia ikut sedih dengan lika liku hidup Nara yang sangat amat rumit.
"Maaf.. aku bertanya seperti itu dan membuat mu sedih..". ucap Bram
" Tidak apa-apa.. Aku nya saja yang terlalu cengeng". ucap Nara lalu terkekeh.
"Kau memang wanita yang kuat Nara. Aku yakin, kau pasti bisa melewati ini semua". ucap Bram
"Aamiin..". ucap Nara
Mobil Bram sudah sampai di depan Supermarket. Nara segera melepas salt belt nya.
" Kau mau ikut ke dalam juga Bram?". tanya Nara
"Iya. Aku sekalian akan membeli minuman". ujar Bram. Mereka berdua masuk bersama ke dalam Supermarket tersebut.
Nara mengambil satu troli dorong yang sudah tersedia di sana.
" Kau mau ke bagian tempat yang mana dulu Ra?". tanya Bram
"Ehmm.. aku mau ke tempat sayuran dulu". ujar Nara
"Okee". ucap Bram. Pria itu mengekori di belakang Nara.
Setelah memilih sayuran, Nara beralih ke tempat buah-buahan.
" Ra, aku tinggal dulu gapapa kan?". tanya Bram
"Loh.. memangnya kau mau kemana?". tanya Nara
"Aku akan ke toilet sebentar. Kau tunggu disini, nanti aku balik lagi". ucap Bram di angguki Nara. Gadis itu melanjutkan memilih buah-buahannya.
Ketika sedang asyik memilih, tiba-tiba ada tangan kekar yang ikut memilih buah tersebut bersama Nara. Gadis itu menoleh ke samping dan
Deg
"Bukankah itu pria yang semalam hampir menabrak ku?". batin Nara
Nata menatapnya dengan mendongak karena pria itu bertubuh jangkung dan tentunya kekar. Tinggi badan Nara hanya sebatas bahu sang pria tampan itu saja.
" KAU?!!". geram Nara
"Kenapa kau berdiri di samping ku?!". tanya Nara
" Kenapa? Tidak boleh? Memangnya supermarket ini punya mu?. Kau bertanya seperti itu tentu saja aku sedang memilih buah-buahan". ucap Kenzo
"Astaga.. benar juga. Nara bodoh! ini memalukan sekali..". batin Nara
Suasana kembali hening. Kenzo masih berdiri di samping Nara sambil memilih buah yang akan dibeli.
"Sial! kenapa jadi canggung gini sih?". batin Kenzo
"Hai Nar. Sudah berbelanjanya?". tanya Bram yang sudah selesai dari toiletnya.
" Sudah. Bagaimana denganmu?". tanya Nara
"Siapa pria itu? Kenapa dia terlihat sangat akrab sekali dengan wanita menyebalkan ini?". batin Kenzo
"Tentu saja sudah. Ayok, kita membayarnya di kasir". ajak Bram di angguki Nara. Gadis itu tidak peduli dengan pria tampan di sampingnya, toh siapa nya Nara?". pikir nya
"Sial! perasaan macam apa ini?". batin Kenzo yang heran dengan perasaanya ketika melihat Gadis menyebalkannya pergi dengan seorang pria.
Sampai nya di kasir, Nara mengeluarkan uang di di sakunya. Ketika ia hendak membayarnya, tiba-tiba, Bram langsung mencegatnya.
"Biar aku yang membayarnya". cegat Bram
" Tidak usah repot-repot Bram. Aku bisa membayarnya". tolak Nara
"Aku tidak merasa direpotkan Ra. Simpan saja uang mu itu untuk keperluan yang lainnya". ucap Bram
" Mba.. tolong totalkan berapa belanjaanya". pinta Bram sambil menyerahkan kartu Black Card miliknya.
"Baik tuan". ucap si pelayan kasir.
Mereka berdua telah memasuki mobil kembali. Hati Nara merasa tidak enak karena sudah merepotkan banyak kepada Bram.
" Terimakasih ya Bram. Seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti ini. Aku memang teman yang sangat menyusahkan ya..". ucap Nara
"Tentu aku sangat senang bisa membantumu Nara. Sudahlah.. jangan merendahkan diri seperti itu. Aku sudah menganggap mu sebagai saudara kandung sendiri". ucap Bram dibalas senyuman oleh Nara.