Neo terbiasa hidup dalam kekacauan.
Berantem, balapan liar, tawuran semuanya seperti rutinitas yang sulit ia hentikan. Bukan karena dia menikmatinya, tapi karena itu satu-satunya cara untuk melampiaskan amarah yang selalu membara di dalam dirinya. Dia tahu dirinya hancur, dan yang lebih parahnya lagi, dia tidak peduli.
Setidaknya, itulah yang dia pikirkan sebelum seorang gadis bernama Sienna Ivy masuk ke hidupnya.
Bagi Neo, Sienna adalah kekacauan yang berbeda. Sebuah kekacauan yang membuatnya ingin berubah.
Dan kini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya akan dikirim ke Swiss jauh dari Sienna, jauh dari satu-satunya alasan yang masih membuatnya merasa hidup.
Sienna tidak terima. "Biar aku yang atur strateginya. Kamu nggak boleh pergi, Neo!"
Neo hanya bisa tersenyum kecil melihat gadis itu begitu gigih memperjuangkannya.
Tapi, bisakah mereka benar-benar melawan takdir?
Yuk, kawal Neo-Siennaꉂ(ˊᗜˋ*)♡
Update tiap jam 14.59 WIB
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leo.Nuna_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CYTT(Part 06)Pagi Manis dan Arcade Date
Happy reading (。•̀ᴗ-)✧
⋇⋆✦⋆⋇
Di sebuah villa mewah, lebih tepatnya di ruang keluarga, sepasang kekasih masih terlelap dengan nyaman di atas sofa. Mereka adalah Neo dan Sienna.
Setelah insiden mati lampu yang tiba-tiba terjadi, ditambah dengan jumpscare horor yang muncul bersamaan, Neo akhirnya menyerah dan menolak untuk melanjutkan hukuman yang Sienna berikan.
Meski sedikit kecewa, akhirnya Sienna memilih mengalah. Untuk mengalihkan perhatian dari ketegangan sebelumnya, mereka pun memutuskan untuk menonton film favorit mereka, Avengers.
Namun, di pertengahan film, tanpa sadar keduanya tertidur di sofa. Neo tertidur dalam posisi duduk bersandar, sementara Sienna berbaring dengan nyaman, menggunakan paha Neo sebagai bantalnya. Hal yang lebih manisnya lagi, tanpa mereka sadari, tangan mereka tetap saling menggenggam sepanjang malam.
Beberapa menit berlalu, dan pagi pun menjelang. Neo mulai menggeliat pelan, berusaha menyesuaikan diri dengan posisi tidurnya yang terasa tidak biasa. Namun, saat dia menyadari keberadaan Sienna yang masih terlelap di pangkuannya, dia langsung terdiam.
"Pantas saja aku merasa pegal dan kesemutan, ternyata aku tertidur di sofa" batinnya sambil menatap tangan mereka yang masih saling bertautan.
Neo menundukkan kepalanya, memperhatikan wajah Sienna yang masih terlelap dengan damai. Rambutnya tergerai lembut, bibirnya sedikit terbuka, dan wajahnya terlihat lebih cantik di bawah sinar matahari pagi yang masuk dari jendela.
Ada sesuatu yang membuat Neo tak bisa mengalihkan pandangan.
Tanpa berpikir panjang atau mungkin karena keberanian sesaat Neo menurunkan wajahnya perlahan.
Cup.
Sebuah kecupan singkat mendarat di pipi Sienna yang merona.
Neo terdiam, terkejut dengan tindakannya sendiri. Namun, sebelum gadis itu sempat terbangun dan mengetahui perbuatannya, Neo segera beranjak dari sofa.
Dengan hati-hati dia memindahkan kepala Sienna ke atas bantal, memastikan gadis itu tetap nyaman. Setelah merasa semuanya baik-baik saja, Neo berjalan meninggalkan ruangan.
Saat melewati dapur, langkah Neo tiba-tiba terhenti. Sebuah ide muncul di benaknya. Dia akan membuatkan Sienna sarapan.
Karena Neo tidak terlalu pandai memasak, jadi dia memutuskan untuk membuat menu yang sederhana continental breakfast yang terdiri dari croissant sandwich, buah-buahan segar, dan dua cangkir kopi susu.
Setelah beberapa menit berjibaku dengan peralatan dapur, akhirnya semua makanan tersusun rapi di atas nampan. Dengan hati-hati, dia membawa sarapan itu ke ruang keluarga, tempat dimana Sienna masih terlelap.
Namun, tepat saat Neo memasuki ruangan, Sienna mulai menggeliat pelan, matanya yang masih mengantuk perlahan terbuka. Begitu melihat keberadaan Neo, senyum manis langsung tercetak di wajahnya.
“Sayang…” panggilnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, sambil merentangkan tangan ke arah Neo, berharap mendapat pelukan.
Neo hanya tersenyum tipis. “Pagi,” sahutnya santai sambil meletakkan nampan di atas meja.
Namun, alih-alih mendapatkan pelukan atau sapaan manis, Sienna justru mendapat respons yang menurutnya 'terlalu biasa saja'. Dengan ekspresi sebal, Sienna langsung cemberut. "Anti romantis sekali!" batinnya kesal.
Saat Sienna hendak meraih makanan, Neo dengan cepat menahan tangannya.
“Cuci muka dan sikat gigi dulu,” ucapnya tegas.
Sienna langsung melotot. “Hah? Nanti aja, sekarang makan dulu,” protesnya, tetap mencoba meraih makanannya.
Namun, sebelum tangannya menyentuh croissant sandwich, Neo dengan cepat menggendongnya.
“Neo!” pekik Sienna kaget, tapi refleks tangannya langsung melingkari pada leher pria itu.
Neo tidak menggubris protesan Sienna dan tetap berjalan menuju kamar mandi. Begitu tiba, bukannya meninggalkan Sienna sendirian, Neo malah ikut menyikat gigi bersamanya.
Pemandangan mereka yang berdiri bersebelahan di depan cermin, sama-sama menyikat gigi, membuat Sienna mendadak membayangkan sesuatu.
"Astaga… Ini sudah seperti rutinitas pagi pasangan yang sudah menikah!" Pikirnya.
Sienna tiba-tiba salah tingkah dengan pikirannya sendiri, tapi dengan cepat dia mengontrol diri dan menyelesaikan aktivitasnya.
Setelah itu, mereka kembali ke ruang keluarga. Sienna, yang sudah tidak sabar, langsung mengambil croissant sandwich dan menggigitnya dengan lahap. Neo hanya menggelengkan kepala melihat tingkahnya, tapi akhirnya dia juga ikut makan.
Sambil menikmati sarapan, Neo melirik ke arah Sienna. “Jadi, apa rencana kita selanjutnya?” tanyanya.
Sienna langsung berbinar. “Balapan!” serunya penuh semangat.
Neo langsung menatapnya tajam.
Sienna yang baru sadar kalau Neo salah paham, buru-buru meralat, “Maksud aku main PS atau PlayStation date,” ujarnya cepat.
Neo mengangkat alis, lalu tersenyum kecil. “Baiklah,” sahutnya setuju.
Seperti yang telah disepakati, setelah menghabiskan sarapan, mereka langsung beralih ke ruang hiburan dan mulai bermain game.
Hampir dua jam berlalu, namun suasana di ruangan itu dipenuhi suara keluhan Sienna. Bagaimana tidak? Neo terus-menerus menang, membuat Sienna semakin frustrasi.
"Ugh! Kenapa aku nggak pernah menang sih?" keluhnya sambil melempar joystick ke sofa.
Neo hanya tersenyum santai. "Mungkin karena kamu terlalu sibuk mengomel daripada fokus bermain?" godanya.
Sienna mendelik. “Ya kamu tuh yang salah! Udah tahu ceweknya nggak jago, malah ngajak main serius!”
Neo menghela napas, menahan tawa melihat ekspresi kesal Sienna. “Terus, kamu bisanya main apa?” tanyanya dengan nada menggoda.
Sienna melipat tangannya di dada. “Yang langsung! Kalau online kayak gini tuh nggak seru.”
Neo tiba-tiba tersenyum penuh arti. “Oke, kalau gitu... kita arcade date.”
Sienna terdiam sejenak, tapi tawaran itu terdengar menarik. Dengan antusias, dia langsung menyetujuinya.
Mereka pun mulai bersiap-siap untuk kencan mereka. Kali ini, mereka memilih outfit bernuansa earth tone, memberikan kesan kasual namun tetap stylish.
Sienna mengenakan kemeja lengan panjang berwarna beige dengan potongan oversized, dipadukan dengan inner tank top putih yang simpel namun elegan. Untuk bawahan, ia memilih celana panjang high-waist berwarna coklat tua, yang menonjolkan siluet tubuhnya dengan sempurna. Lengkap dengan sneakers putih, tampilannya terasa nyaman namun tetap modis.
Sementara itu, Neo memilih outfit yang senada. Ia mengenakan kemeja lengan panjang berwarna cokelat gelap dengan potongan oversized, memberikan kesan santai namun tetap maskulin. Dipadukan dengan celana panjang berbahan linen berwarna krem serta sneakers putih, penampilannya terlihat rapi namun tetap kasual.
Setelah memastikan semuanya siap, mereka segera memesan taksi online dan bersiap untuk memulai kencan mereka di arcade.
Begitu mereka tiba dan memasuki area arcade, mata Sienna langsung berbinar melihat berbagai macam permainan yang tersedia. Suara mesin arcade, lampu neon berwarna-warni, serta tawa riang para pengunjung memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang begitu hidup.
Tanpa menunggu lama, mereka memulai permainan dengan balapan motor arcade. Neo mengambil kendali sebagai pengemudi, sementara Sienna duduk di belakangnya, memegang bahunya untuk menjaga keseimbangan.
Sesekali, dia tertawa saat Neo melakukan manuver tajam, seolah benar-benar berada di lintasan balap sungguhan.
Setelah itu, mereka beralih ke permainan mobil balap. Kali ini, Sienna bertekad untuk mengalahkan Neo. Dengan penuh semangat, dia menekan tombol turbo sambil berseru, “Awas kamu, aku nggak mau kalah lagi!”
Namun, Neo tetap unggul dengan teknik mengemudinya yang lebih stabil. Hasil akhirnya? Neo kembali menang, membuat Sienna mendengus kesal.
Tidak ingin menyerah, Sienna mengajak Neo bermain dance rhythm. Mereka berdiri di atas platform dan mulai mengikuti irama musik dengan penuh energi. Setiap langkah yang mereka lakukan disambut dengan sorakan kecil dari beberapa pengunjung yang ikut menyaksikan.
Sienna berusaha keras mengalahkan Neo dalam permainan ini, dan akhirnya, dia berhasil menang tipis. “Hah! Akhirnya aku menang!” serunya penuh kemenangan.
Setelah itu, mereka mencoba permainan basket arcade, saling berlomba memasukkan bola ke dalam ring dalam waktu yang ditentukan.
Neo dengan mudah memasukkan bola satu per satu, sementara Sienna berusaha mengejar dengan gaya lemparannya sendiri. Meski hasil akhirnya masih Neo yang unggul, kali ini selisih poin mereka tidak terlalu jauh.
Sebagai penutup, mereka memilih permainan tembak-menembak. Neo dan Sienna bekerja sama sebagai satu tim untuk mengalahkan musuh virtual.
Mereka saling berkomunikasi layaknya tim profesional, dengan Neo yang mengambil posisi sebagai penembak utama dan Sienna yang fokus memberikan perlindungan.
Keseruan mereka semakin bertambah ketika permainan hampir berakhir dan mereka harus bertahan melawan gelombang musuh terakhir. Dengan satu tembakan penutup dari Neo, mereka berhasil memenangkan permainan.
Setelah puas bermain, mereka berjalan menuju sebuah restoran di dalam pusat perbelanjaan untuk beristirahat. Sambil menikmati minuman dingin, mereka mengobrol santai dan sesekali tertawa saat mengingat momen-momen seru yang baru saja mereka lewati.
Arcade date mereka berakhir dengan penuh kebahagiaan dan tawa. Hari itu terasa begitu menyenangkan, dan tanpa mereka sadari, hubungan mereka semakin erat. Saat hendak pulang, Sienna melemparkan candaan, “Next time, aku pasti menang di balapan!”
Neo hanya tersenyum mendengar tantangan itu. Baginya, kemenangan dalam permainan bukanlah yang terpenting. Karena bagi Neo, setiap momen yang ia habiskan bersama Sienna jauh lebih berharga.
»»——⍟——««
Untuk ilustrasi visual, aku post di ig ya. Kalian bisa follow ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls, karena aku bakal post beberapa cuplikan adegan di sana. Oke thankyou semua!