Boleh dibaca selama puasa ya...
Orang bilang, berhubungan dengan pria atau wanita selain pasangan kita bisa membangkitkan lagi gairah seksual.
Dua tahun terasa hambar bagi hubungan Allasca dan Pingkan. Hingga, ide gila Pingkan membawa mereka ke sebuah villa dan melakukan pertukaran pasangan.
Open marriage, Allasca tak habis pikir dengan usulan ekstrem yang dicetuskan Istrinya. Meski menolak, Allasca dibuat tak berkutik setelah tahu jika partner pasangan terbukanya tidak lain dan tidak bukan adalah Viera; adik angkatnya.
ALLASCA RICK RAIN, pewaris tahta pertama Tuan Sky Rain. Menjadi CEO di usia muda bahkan terbilang sukses sedari masih belasan tahun usianya.
Perfect CEO, gelar yang disematkan padanya selama hampir satu dekade. Sayangnya, tak ada manusia yang sempurna, bukan?
Sebab di balik kesempurnaan yang dilihat orang-orang selama ini, ada cukup banyak permasalahan pelik yang tidak orang tahu.
Selain mengidap automysophobia, Allasca juga memiliki permasalahan less desire.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
APC 003
Menikahi wanita secantik Pingkan, siapa yang tidak mau? Pingkan definisi perempuan yang nyaris sempurna, dari bentuk tubuh, wajah, dan karier cemerlangnya.
Sudah sedari kecil Pingkan menggeluti dunia keartisan. Sebagai model dan bintang film papan atas, tentunya Pingkan memiliki nama yang cukup populer hingga satu kali jepret foto produk saja dibayar puluhan ribu dollar.
Finansial? Sejujurnya jika ditinjau dari segi keuangan, Pingkan tak pernah kekurangan.
Rengekannya kemarin bukan karena Pingkan ingin membeli tas mahal, Pingkan hanya meminta Allasca untuk memperbaiki gairah yang hampir tidak ada sama sekali, kalau tidak bermasalah dengan staminanya, maka mental yang harus disembuhkan.
Turun dari mobil Limosin, Allasca tercenung menatap villa khas Eropa di hadapannya. Dinginnya Berlin hingga ke tulang, rasanya tidak lebih dingin dari wajah tak terbaca pria itu.
Serpihan salju turun begitu anggun. Allasca mengenakan long parka hingga bawah lutut, kerah dari mantel wol yang dinaikkan masih terlihat elegan dileher jenjangnya.
Pun, Pingkan tak kalah mempesonanya dengan pakaian musim dingin serba merah muda seperti namanya. Tangan yang terbungkus sarung tangan mengepal-kepal beberapa kali sedari mereka tiba di sini.
Yah, Allasca berada di Jerman. Meski sempat terjadi pertengkaran hebat, pada akhirnya Allasca mau mengikuti istrinya ke Berlin.
Kota, di mana beberapa jam yang lalu, keduanya menemui Mr. Carlos untuk menjalani konsultasi. Awalnya, Allasca masih skeptis, dan keberadaannya di sini hanya untuk mematahkan ide gila istrinya.
Namun, Allasca terkejut begitu melihat survei data pasien-pasien Mr. Carlos yang mengatakan bahwasanya metode yang Allasca bilang menyesatkan, cukup berhasil mengatasi krisisnya hasrat bercinta.
Allasca bahkan sempat menggebrak meja psikolog yang dianggapnya sesat. Cukup sudah meracuni otak Pingkan, mereka tidak akan menjalankan metode gila.
Setidaknya, Allasca ingin memberi pengertian pada Mr. Carlos si psikolog gangguan jiwa itu, bahwasanya tidak semua laki-laki mau menyentuh wanita selain pasangannya.
Sungguh, Allasca bahkan tak berminat meniduri wanita mana pun selain istrinya yang sudah disahkan agama dan negara.
Sayangnya hingga diantarkan ke tempat ini, Pingkan masih kekeuh untuk melanjutkan metode tukar pasangan demi menyembuhkan hasrat bercinta seorang Allasca.
Tadi, asisten Mr. Carlos yang mengantarkan keduanya ke villa. Dan sejauh ini Allasca belum bisa menyuarakan penolakan lagi, sebab sejatinya dia masih penasaran dengan apa yang akan dilakukan Pingkan.
Sudah memiliki segala kemewahan, benarkah seorang Pingkan benar-benar rela disentuh laki-laki lain demi ide gila yang bahkan tidak masuk di akal nalarnya sama sekali?
"Katakan padaku. Apa yang membuat mu yakin kalau aku benar-benar akan menuruti kemauan mu, Ping?"
"Karena kamu perlu sembuh dari penyakit mental mu, kamu harus bergairah di setiap kita berhubungan," lirih Pingkan. Wanita itu melangkah lebih dulu lantas menaiki anak tangga menuju teras rumah disusul Allasca.
Ada dua pintu kayu bersisian, di mana semua kuncinya sudah Pingkan pegang. Sebelumnya Mr. Carlos bilang, kunci yang A milik Allasca dan kunci yang B miliknya.
"Dimulai dari pendekatan. Tahap ini akan membantu kalian lebih nyaman bersama pasangan terbuka kalian."
Allasca terkekeh untuk kalimat itu. John, asisten Mr. Carlos menerangkan layaknya orang gila yang berpura-pura waras. Yah, benar jika Allasca hidup dengan budaya barat tapi tidak untuk melakukan Open Marriage.
Open marriage sendiri diartikan hubungan pernikahan di mana pasangan suami istri sepakat untuk memiliki hubungan dengan orang lain di luar pernikahan. Open marriage juga dikenal sebagai pernikahan terbuka.
Open marriage berbeda dengan perselingkuhan karena dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak. Open marriage juga berbeda dengan poligami karena pasangan tidak harus menikah dengan orang yang menjadi partnernya.
Dalam open marriage masih membutuhkan komitmen dan kesepakatan. Tujuannya banyak, seperti mengeksplorasi hasrat seksual, membawa kebahagiaan, kepuasan, dan cinta yang lebih kuat lagi.
"Allasca." Pingkan membuka telapak tangan suaminya, meletakkan kunci A yang kemudian dia paksa untuk digenggamnya.
"Kita coba dulu ... menjalani Open Marriage nggak se-mengerikan bayangan kamu. Ada banyak dari teman-teman kuliahku yang melakukannya, mereka justru harmonis."
Allasca berpaling dari tatapan merengek istrinya. Antara muak, tapi juga tidak mungkin meninggalkan seorang wanita bergelar istri sendirian di tempat seperti ini.
"Ingat, semua yang kamu lakukan dengan gadis di dalam sana, aku harus tahu, ini aturan dari Open Marriage. Kau juga tidak boleh terjebak perasaan. Karena meski berhubungan intim, tetap hanya aku yang boleh kau cintai."
Pingkan mencium pipi Allasca. Kemudian membuka pintu B dengan anak kunci berwarna metalik.
Terpejam, Allasca menghela napas dalam, dadanya mulai bergemuruh. Tangan yang menggenggam kunci dia kepal kuat-kuat hingga menghancurkan gantungannya.
Berceceran manik-manik di tangan Allasca hingga hanya tersisa satu anak kunci yang kemudian dia lempar sejauh mungkin dari pandangannya.
"Huargh!!"
Pertama kalinya Allasca menangis karena seorang wanita. Dan itu terjadi ketika istri yang dia nikahi dengan banyak harapan mendatangi partner menduanya.
Pasangan terbuka? Ah, ini terdengar membela diri. Karena baginya open marriage sama dengan perselingkuhan yang disahkan!
Klek...
Allasca sontak menoleh pada pintu A yang terbuka tiba-tiba. Seorang gadis berambut panjang dengan jaket coklat nan tebal.
Namun, bukan itu perkara yang membuat manik biru Allasca terbuka lebar. Akan tetapi, gadis cantik itu, gadis yang mengolah raut wajah dengan sendu meredum, gadis yang bahkan memperdengarkan isakan pilunya.
"Kamu?" Seketika, gadis yang semula ingin menuruni anak tangga, terdiam beku di hadapan Allasca. "Jadi, laki-laki yang ada di ruangan sebelah itu, Hudson Bradley?"
jd penassran bayi nya pingkan anak siapa ya ? milik allasca apa milik hudson?