"Aku ini kamu anggap istri bukan sih mas! Pulang kerja tidak pernah menyapaku, langsung main HP sampai lupa waktu, waktu sholat pun kau lupa" sentak Andin. "Diam kau! Aku ini lelah bekerja, pulang2 malah denger kau ngomel? Tak tau diri! Ini rumahku! Ini kehidupan ku, kau cuma numpang tak usah mengatur ku" jawab Firman tak mau kalah.
Deg
Andin terkejut dengan penuturan suaminya. Apa dia bilang? Ini rumahnya? Hah yang benar saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuma Utari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Dilabrak
Malam itu, suasana di meja makan rumah Firman sedikit berbeda dari biasanya. Ruang makan yang biasanya penuh candaan Fasa berubah hening.
Firman yang menyadari perubahan itu segera bertanya pada putrinya.
"Nak, kenapa kamu diam? Biasanya sering cerita bagaimana di sekolah"
"Iri pastiii, aku bisa dapet hadiah dari guru radi siang, dia tidak dapat, kalau aku bisa dapat tadi" bukan, bukan Fara yang menjawab. Melainkan Chika.
"Wahh hebatt, Chika dapat hadiah apaa? "Tanya firman pada keponakannya.
" Chika dapat hadiah karena tidak pernah terlambat, tadi Fara terlambat jadinya dihukum hihi"jawab Chika terkikik geli.
"Kamu dihukum Fara? " tanya Firman dengan mata melotot.
"Maaf yah" cicit Fara.
"Kamu ini malu-maluin ayah saja, tiap tahun kamu tidak pernah terlambat. Itu pasti karena ibu kamu yang kurang perhatian sama kamu sampai kamu bisa terlambat ke sekolah" bentak Firman.
"Mass!! Kamu apa-apaan sih. Kamu tau sendiri kan tiap pagi aku yang nganter Fara. Tidak pernah terlambat kan. Kenapa kamu nuduh yang enggak-enggak sama Fara. Dan apa tadi katamu? Kurang perhatian? Yang kurang perhatian aku atau kamu? "
"Halah buktinya Fara jadi telat kan ke sekolah? Udah pasti itu karena kamu kurang perhatian sama dia. HP aja yang kamu perhatiin, tuh Firman, dia sekarang tidak mau melakukan pekerjaan rumah yang lain. Masak juga harus minta ibu yang belanja. Memang istri kurang aj*r dia ini"
"Kok jadi nyalahin aku sih mbak. Mbak sendiri tahu kan kalau uang nafkah yang tidak seberapa itu sudah diambil alih sama ibu, terus aku harus pegang uang darimana? "
Tanya Andin, bohong ia jika tidak memegang uang sama sekali. Karena pada dasarnya, ia memiliki bisnis salon yang suaminya pun tidak tahu.
"Kalian ini apa-apaan sih, waktu makan itu jangan bertengkar. Malu . Lagian kalau mau bertengkar jangan di depan anak-anak" sergah Sugeng degan sok bijaknya.
Bu Winda yang menyaksikan anak dan menantunya bertengkar haya diam saja dan tak mau berkomentar. Ia hanya fokus dengan makanan di depannya.
Baginya, sang anak Retno tetap benar.
"Aku selesai, aku kecewa sama kamu mas. Tiap hari bukannya semakin perhatian sama anaknya malah kaya gini" sentak Andin dan langsung meninggalkan meja makan.
Fara yang melihat ibunya pergi ke dalam kamar ingin menyusul. Namun dihentikan oleh ayahnya.
"Sudah, Fara kamu lanjutkan makanmu. Jangan mubadzir"
Mau tak mau, Fara pun mulai menghabiskan makanannya.
Di dalam kamarnya, Andin mulai mengumpulkan semua berkas yang ia butuhkan. Termasuk surat rumah dan buku nikah. Ia akan mengamankan semua surat ini.
"Andinnn, bukaaa. Kenapa dikunciii"
Brak brak brakkk.
Suara gedoran itu berasal dari Firman yang mulai mengamuk karena ia tidak bisa masuk lantaran pintu kamar di kunci dari dalam.
"Ada apa sih Fir? " tanya bu Winda yang merasa terganggu atas ulah anaknya.
"Andin bu, aku dikunci di luar sama Andin"
"Benar-benar itu anak. Makin kesini makin semena-mena"
Brak Brak brakkk
"Andin buka pintunyaaa!! "
Sekarang giliran ibu mertuanya yang mulai beraksi. Andin bukan tak mendengar semua gedoran pintu itu, ia memang sengaja tak mau membuka pintu untuk Firman.
"S*alannn!!!"
Malam ini, Firman memutuskan untuk keluar dan akan tidur di tempat Shela. Ia akan mengajak Shela liburan besok selama 3hari. Karena sebelumnya Firman telah berpamitan pada Andin dengan alasan ke luar kota karena pekerjaan. Padahal ia hanya akan menghabiskan waktu berdua saja dengan Shela. Ia tak perlu khawatir dengan baju yang akan ia bawa untuk liburan. Karena stok baju Firman lumayan banyak di kos-kosan Shela.
Brumm brummm
Andin yang mendengar suara mobil suaminya pergi. Segera menghubungi sesorang di sebrang telepon.
"Ikuti sekarang" tut langsung saja ia memutuskan sambungan telepon dan segera bersiap untuk mulai menjalankan rencananya.
Andin keluar dari rumahnya dan menhampiri sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan jauh dari rumahnya.
"Orang kamu sudah mengikuti suamiku" tanya Andin pada seseorang di balik kemudi.
"Sudah bu" jawabnya.
Mobil yang dikemudian oleh orang suruhan Andin telah tiba di sebuah kos-kosan sederhana. Dengan beberapa penghuninya yang masih di luar.
Orang-orang yang melihat kedatangan Andin saling berbisik lantaran Andin datang dengan seseorang berpakaian serba hitam dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
"Kamu panggilkan pak RT dan warga setempat untuk mengepung tempat ini" perintah Andin pada lelaki di sebelahnya.
Beberapa anak buah Andin yang sebelumnya mengikuti Firman telah berjaga di sebelah pintu kos-kosan milik Shela. Jadi saat nanti Andin dan beberapa warga datang, Andin tahu di kamar mana suaminya berada..
Pak RT yang mendapat laporan dari orang suruhan Andin segera mengumpulkan beberapa warga untuk mulai menggrebek tempat itu. Yang diyakini bukan hanya kos-kosan, melainkan tempat pr*stitusi juga. Sang pemilik kos-kosan pun hanya bisa pasrah karena pak RT dan rombongan mengancam akan dilaporkan ke polisi.
Andin tidak mengikuti para warga dan pak RT serta anak buahnya untuk melabrak suaminya. Ia hanya akan menunggu hasilnya di dalam mobil.
Para anak buah pun sama-sama akan tutup mulut tentang siapa yang menyuruh mereka melakukan ini.
"Kita dobrak pintu yang ini dulu pak" ucap salah satu bawahan Andin pada pak RT.
"baiklah"
Brakkk.. Brakkk
Hanya dua kali percobaan, pintu kamar kos Shela telah berhasil di buka. Pemandangan di dalam menyajikan sebuah adegan tak sen*noh antara dua insan tanpa ikatan.
Tanpa sehelai benang mereka kalang kabut mencari sesuatu yang bisa menutup aset pribadi mereka.
"Waahhhh ini nihhh pasangan mesum inii. Kamu ini cantik-cantik kok mau diginiin sebelum nikah dasarrr" ucap salah seorang warga yang geram pada Shela.
"Heh kami ini pasangan suami istri ya, kalian ini tidak sopan sekali main masuk. Gangguin tau gakk!! " elakkan Firman tak mau kalah,
"Halah seret aja pakk merekaa"teriak warga.
" jangan, jangan, kalian apa-apaan sihhh. Kami ini memang suami istri yaa"ucap Shela membenarkan ucapan Firman.
Saat kondisi yang mulai tak kondusif. Dengan beberapa lebam di wajah Firman akibat amukan warga. Pak RT pun mulai menengahi.
"Berhentii, berhentii mas mbak, sekarang kalian pakai baju duli , kita tunggu di balai desa dan kita tentukan hukuman apa yang pantas untuk kalian terima"
"Hukuman apa sih pak, kami ini memang pasangan suami istri lohh" teriak Firman dengan geramnya.
"Yasudah sekarang tolong tunjukkan buku nikah kalian, jika memang kalian ini pasangan suami istri. Lagian, dari kesaksian para warga, mas ini sudah beberapa kali datang ke kos-kosan mbaknya dengan mengendap-endap. Dan mengganggu penghuni kamar lain dengan suara kalian. Setiap saya akan mengecek kesini, saya selalu kalah cepat dengan aksi kalian yang telah selesai"
Firman yang dimintai menunjukkan buku nikah hanya bisa menundukkan kepala karena memang mereka belum menikah. Mau punya buku nikah darimana.
"Halahhh kelamaan, ayo kita arak sajaaa!!"Murka warga kembali
"Jangan pakk tolongg"
"Sudah biarkan mereka pakai baju dulu dan kita adili di balai desa"
Huuuuuuuuuuuu. Para warga pun mulai meninggalkan kamar Shela dengan teriakan yang masih menggema.
Tanpa Firman dan Shela ketahuilah, aedari tadi ada salah satu anak buah Andin yang sibuk merekam aksi penggrebekan mereka dan ia kirimkan kepada Andin.
Andin yang melihat rekaman itu hanya bisa tersenyum kecut.
**