"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Xander merasa kesulitan untuk mendekati istrinya sendiri. Dari semalam Arabelle selalu menghindarinya. Bahkan wanita itu sampai tidur di kamar lain daripada harus tidur seranjang dengannya. Xander jadi jengah sendiri karena merasa tidak dihargai.
"Ara berhenti keras kepala! Aku hanya melakukan satu kesalahan saja dan aku juga sudah meminta maaf. Kumohon jangan menghukumku seperti ini." Xander meraih jemari lentik istrinya tetapi langsung ditepis begitu saja.
"Jangan menyentuhku!"
"Sebelumnya kau tidak pernah seperti ini Ara, sebenarnya apa yang membuatmu berubah?"
"Kau masih bertanya? Tentu saja kau sendiri yang sudah membuatku seperti ini!" murka Arabelle.
"Benarkah? Bukan seorang pria yang selama ini menjadi budak nafsumu?"
"Jangan memutar balikan fakta Xander, aku sudah cukup muak dengan tingkah lakumu!"
"Apa yang kau punya untuk membuktikan kesalahanku?" tantang Xander kemudian.
"Kenapa kau tidak menjawab?" desak Xander karena Arabelle tak kunjung menjawab.
"Lalu apa yang kau punya untuk membuktikan kesalahanku?" Arabelle balik bertanya.
"Benarkah kau ingin melihatnya? Baiklah, tunggu sebentar."
Xander pun berjalan menuju ruang kerjanya dan mengambil sebuah map beberapa lembar kertas di dalamnya.
"Kau lihat itu!"
Disana tertera dengan jelas salinan struk pembelian mobil yang Arabelle berikan untuk Zio dan juga beberapa bukti penarikan uang dari dalam rekening Arabelle. Meskipun selama ini Arabelle menggunakan uang pribadinya tapi tetap saja ketahuan. Niat hati ingin membalas perlakuan suaminya justru sekarang dirinya yang terkena batunya.
"Pembelaan apa yang ingin kau katakan?"
Arabelle tertawa mendengarnya mungkin sudah saatnya dia mengaku, lagipula bukti-bukti yang sudah Zio kumpulkan sudah hampir cukup untuk membuat dokumen permintaan perceraian, "Aku tidak akan membela diri karena aku tidak sepecundang itu. Dan dugaanmu itu benar adanya, aku sudah berselingkuh darimu. Apa kau puas?"
Xander tersenyum karena akhirnya Arabelle mengakuinya, "Lalu apa yang kau inginkan sekarang?"
"Tidak ada, aku hanya ingin kau diam dan tunggu surat gugatan dariku!"
"Jangan pernah berpikir aku akan melepasmu!"
"Aku tidak peduli!"
"Ara, kau ingat bukan? Sebelumnya hubungan kita itu baik-baik saja, kau mencintaiku dan akupun mencintaimu. Jadi untuk kali ini aku akan memaafkanmu, lupakan kegilaanmu itu dan berbahagialah bersamaku!"
Arabelle jelas murka mendengarnya, disini seolah-olah hanya dialah yang salah. Xander masih betah dengan sandiwaranya.
Wanita itu bertepuk tangan dengan ria, "Bersandiwaralah dengan baik sebelum aku membongkar semua kebusukanmu pada semua orang, jangan kau pikir aku adalah wanita yang lemah Xander Weister! Karena sebenarnya kau sudah salah memilih lawan! Dan satu lagi, ketahuilah bahwa aku ini sudah tidak lagi mencintaimu. Semua cintaku sudah hilang seiring dengan terbukanya logikaku!"
Xander mengepalkan tangannya dengan erat, untuk yang pertama kalinya semenjak mereka saling mengenal Arabelle berani membentak dan berbicara kasar kepadanya. Jika saja dia sudah tidak membutuhkan wanita itu maka sudah dia tinggalkan sejak lama.
Karena nyatanya kesempurnaan seorang Arabelle tidak pernah bisa menggoyahkan hati Xander yang sudah teramat cinta kepada Jessica.
Arabelle berlari ke dalam kamar dan mengunci pintu, dia langsung mencari ponsel untuk menghubungi Zio.
📞 : Belle, kau menghubungiku?
"Zi, kumohon untuk kali ini dengarkan aku. Bersembunyilah dan tinggalkan tempat tinggalmu berikut mobil yang sudah aku berikan." ucap Arabelle dengan panik.
📞 : Ada apa Belle?
"Mungkin sekarang Xander sedang melacak plat nomor mobilmu. Aku tidak ingin kau kenapa-napa." suara Arabelle terdengar begitu khawatir padahal sebenarnya yang sedang terancam disini adalah dirinya.
📞 : Apa kau percaya padaku Belle?
Arabelle tidak mengerti kenapa Zio bertanya seperti itu, "Apa maksudmu Zi?"
📞 : Aku tidak takut. Aku akan selalu berusaha melindungimu meskipun dengan nyawaku sendiri. Dengar Belle, yang terancam disini adalah dirimu, karena Xander hanya mengincarmu. Jadi kuminta jangan lengah.
Arabelle terdiam sejenak, hatinya menjadi gundah gulana bukan karena peringatan dari Zio tetapi justru karena ungkapan tulus seorang Zio. Dan detik kemudian panggilan itu terputus secara sepihak.
"Zi.. Zio?" panggil Arabelle dengan panik.