Pelacur Yang Dirindukan ( Emperor Transmigration )

Sebelum lanjut baca... akohh mau kasih tau setelah bab ini, mungkin banyak kehaluan di karya ini ya 🤣🤣🤣 Kehaluan apa Thor ? Entahlah... wkwkwk. Kalau ada yang nggak masuk akal, anggap aja otak Authornya lagi di dengkul 🤣 Viss ! Tadinya mau menulis latar dan tokoh-tokoh Chinese tapi nggak jadi 🫣

<<<<<<<<<<<< BE HAVE FUN >>>>>>>>>>>>

Perkelahian yang ditunggu-tunggu Eleena tak kunjung datang, ia malah melihat pria yang tadinya marah-marah malah menunduk memberi hormat seakan ketakutan lalu pergi.

"Hm."

Eleena memperhatikan si pria tua yang tangannya terborgol, salah satu pria muda membenarkan kain hitam yang menutupi tangan yang terbogol tapi dengan penuh hormat. Mereka juga lalu pergi dari meja mereka.

"Hhhhh, tidak seru. Aku kira akan ada perkelahian," akhirnya Eleena melajutkan menghabiskan makanannya.

Malam hari saat akan tidur, Eleena merasa kegerahan membuatnya tidak bisa menutup sepasang matanya. Ia mendesah lalu menyerah untuk terus membaringkan tubuhnya di ranjang kecil, ia akhirnya memaksakan tubuhnya bangun. Turun dari ranjang kemudian membuka pintu kamar menguncinya terus berjalan menuju keluar. Tadi ia sempat berkeliling dan melihat ada sebuah taman yang kurang terurus, mungkin disana dia bisa mendapatkan rasa kantuk.

Eleena mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam taman yang dirimbuni dedauan berasal dari pohon - pohon besar dengan akar di bagian bawah saling merambat dari pohon satu menjalar ke pohon lainnya. Daun-daun kering berwarna kecoklatan berserakan menutupi sebagian tanah. Saat sekilas tadi ia hanya melihat taman yang tak terawat, kini ketika ia perhatikan dengan seksama taman itu terlihat menyeramkan.

"Apa akan ada hantu? Hahaha," Eleena menertawakan pikiran konyolnya.

Tapi tiba-tiba di hadapannya muncul seseorang berambut putih. Rambut menutupi seluruh wajah orang itu, rambut memanjang ke bawah sampai ke perut.

Bukannya takut Eleena malah penasaran, ia mendekat dan mulai menelisik wajah yang tertutup rambut beruban. Dengan kurang ajar tanpa meminta ijin menyibak rambut orang itu sedikit ke samping, memperlihatkan sebelah mata yang menatapnya dengan tajam.

"Ups, ternyata orang. Aku kira hantu, sorry!" Eleena menjatuhkan kembali rambut panjang beruban dari cekalan tangannya, rambut kembali menutupi wajah orang itu.

"Mau mengobrol?" Eleena berjalan ke bangku taman dengan besi yang sudah berkarat, menyantaikan posisi duduknya lalu bersedekap.

Matanya menatap ke arah si pria, ia bisa mengenalinya dalam sekali melihat. Orang berambut panjang beruban yang berdiri tak jauh darinya adalah si pria tua yang tadi di ruang makan penginapan dengan tangan yang terborgol.

"Tanganmu masih terborgol, tapi kamu disini sendirian. Hm, kamu juga tidak terlihat seperti seorang buronan yang ingin kabur. Apa kamu bukan tahanan?"

Pria tua itu mengangguk, tapi masih bergeming di tempatnya berdiri.

"Pria tua, duduklah di sampingku," ajak Eleena.

Si pria tua menurut, ia berjalan mendekat ke arah bangku lalu duduk di samping Eleena.

"Mau aku ikat rambutmu?"

Si pria tua kembali mengangguk.

Eleena mencari sesuatu untuk mengikat rambut si pria tua dan menemukan serat akar pohon yang berbentuk lentur. "Sebentar."

Setelah membersihkan serat akar itu, Eleena langsung merapikan rambut panjang beruban si pria tua. Merapikan di belakang kepala pria tua itu lalu mengikatnya.

"Selesai, mari lihat wajahmu," Eleena beranjak dari belakang tubuh si pria tua, saat sudah berhadapan ia menatap tanpa berkedip pria tua di depannya.

Ternyata dia salah besar, pria di depannya adalah pria muda mungkin sekitar usia 25-26 tahun nan. Kemungkinan saat di ruang makan penginapan tadi, ia melihat dari jarak jauh dan menyimpulkan dari rambut beruban si pria jika pria itu seorang pria tua.

"Maaf, ternyata kamu masih muda. Aku kira..."

"Tidak apa-apa," si pria muda menggeleng, sudut bibir pria itu sedikit melengkung ke atas.

Itu pertama kalinya Eleena mendengar suara si pria, sepertinya perkiraannya memang benar jika usia lelaki itu masih lah sangat muda.

***

Kereta kuda mewah berwarna keemasan memasuki gerbang Istana Kerajaan, Istana milik Raja saat ini. Raja Stewart, kakak Pangeran Jagger.

Pangeran Jagger memasuki Istana dengan disambut para Bangsawan dan petinggi-petinggi Istana, meskipun Stewart adalah seorang Raja tapi semua orang tahu jika Pangeran Jagger adalah kesayangan kakaknya sang Raja, karena kesetiaan Pangeran Jagger dalam membantu mengokohkan posisi Stewart sebagai Raja. Apalagi Pangeran Jagger selalu memenangkan peperangan dan pulang dari medang perang dengan membawa kemenangan membuat semua orang sangat menghormati sang Pangeran.