Heriani mengalami perubahan setelah koma di rumah sakit.
Dia yang dulunya selalu di tindas berubah menjadi perempuan yang percaya diri dan berpengetahuan luas.
Sekarang saatnya balas dendam pada semua yang telah menyakitinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4.
Setelah dipindahkan ke ruang inap, heriyani menandatangani beberapa berkas yang disodorkan padanya yang merupakan administrasi rumah sakit.
Setelah itu, heriani duduk di jendela sembari menikmati ramyeon yang ia dapatkan dari perawat dan perempuan itu mengingat masa lalunya serta masa sekarangnya.
"Hah,,, bagaimana bisa aku pindah ke dalam tubuh Perempuan ini? Tapi kehidupan yang lamaku telah hilang, dan perempuan ini,," heriyani menatap tubuh Perempuan itu yang terpantul melalui sebuah cermin yang diletakkan di dalam ruangan tersebut.
Dia langsung menggertakkan giginya lalu menghela nafas dengan panjang karena tidak menyangka bahwa sekarang dia berada di tubuh yang begitu jelek.
Gemuk, tidak melakukan perawatan, dan setiap hari pekerjaannya ialah menjadi pembantu di rumah Ibu mertuanya.
'Perempuan ini memiliki kehidupan yang buruk, berbeda sekali dengan kehidupanku yang sebelumnya. Tapi setidaknya perempuan ini memiliki seorang suami dan dia juga cukup diperhatikan oleh suaminya,' ucap heriyani dalam hati sembari tersenyum konyol pada dirinya sendiri lalu dia menikmati ramyeon ada di depannya.
Cukup lama menikmati makanan yang ada di hadapannya, lalu seorang perawat kembali memasuki ruangan tempat heriyani dirawat.
"Itu, keluarga anda sama sekali tidak mengangkat teleponnya, jadi bisakah memberitahu saya jika ada wali yang lain?" Tanya sama perawat yang kini sudah frustasi menghubungi ibu mertua heriani namun panggilan mereka tidak pernah tersambung.
"Bolehkah aku lihat nomor telepon yang kalian hubungi?" Tanya heriani langsung membuat sang perawat memperlihatkan nomor telepon yang telah mereka hubungi.
Heriani yang melihat itu langsung tersenyum kecut, sebab Dia mengenali bahwa nomor telepon itu ialah nomor telepon dari ibu mertua heriyani yang selalu memperlakukan heriyani lebih buruk dari seorang pembantu.
Oleh sebab itu, heriani berkata, "berikan penanya, biarkan aku menuliskan nomor yang harus dihubungi."
Sang perawat menganggukkan kepalanya lalu perawat itu memberikan pena pada heriyani hingga heriyani kemudian menulis nomor ponsel suaminya pada kertas yang disediakan.
Setelah selesai menulis, heriani kemudian berkata pada sang suster, "itu,, suamiku akan terkejut kalau dia mendengar kabar ini. Jadi bolehkah saya yang menelponnya baru nanti setelah itu perawat boleh berbicara dengannya untuk membahas masalah administrasi," ucap heriani yang jelas tahu bahwa masalah terbesar saat ini ialah tidak ada uang untuk membayar biaya rumah sakit.
"Baik Nona, kalau begitu Tunggu sebentar," ucap sang perawat pergi meninggalkan haryani untuk mendapatkan sebuah ponsel.
Heriani yang ditinggalkan kini duduk sembari menatap keluar jendela kamar dengan pikiran yang sedang bekerja keras.
'Perempuan Ini lemah, dia tidak berani melawan Ibu mertuanya hingga semua uang bulan yang dikirimkan oleh suaminya diambil oleh ibu mertuanya, sementara dia harus bekerja paruh waktu untuk membiayai hidup Ibu mertuanya dan ipar-iparnya. Perempuan bodoh seperti ini, kenapa aku harus berada di tubuhnya?' Ucap Heriyani dalam hati sembari memandangi tangannya yang begitu kasar dan terlebih begitu gemuk sehingga dia yang melihat itu merasa merinding.
Dia yang dulunya memiliki tubuh yang cantik dan dipuja-puja oleh para lelaki kini masuk ke dalam tubuh yang begitu buruk rupa.
"Ahh,, tidak apa, meski tubuh ini jelek, tapi dia memiliki seorang suami yang memperdulikannya,berbeda dengan diriku di kehidupan sebelumnya Yang memiliki penampilan yang cukup cantik tapi sampai akhir hayatku tidak pernah membuka hati untuk para pria," ucap heriyani kini hanya bisa bersyukur dengan apapun yang diberikan padanya sebab kematian jauh lebih mengerikan daripada bentuk tubuhnya saat ini.