Pelangi adalah gadis kecil yang sangat cantik, wajahnya sempurna dengan gurat timur tengah bercampur India, setidaknya itu yang biasa dikatakan para warga didesanya meski sebenarnya iapun tak tahu pasti mengenai asal usul hingga dirinya memiliki wajah seperti itu, Saat bayi ia ditinggalkan begitu saja didepan pintu sebuah panti asuhan, hujan yang reda seakan menyambut kedatangannya, itulah kenapa ia diberi nama Pelangi.
Ia adalah penghuni panti yang paling lama, ia tinggal selama 16 tahun, meski banyak yang ingin mengadopsinya saat kecil namun semua mengurungkan niatnya tatkala mengetahui jika gadis itu mengalami gangguan Jantung serius sejak lahir.
Dan karena sebuah kesalahpahaman, seorang pemuda kaya dengan julukan casanova berusia 24 tahun, memgambil secara paksa mahkota lambang kesucian gadis malang 16 tahun tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Panjang lebar gadis tersebut berbicara dengan suara yang cukup nyaring dan dapat ditangkap dengan baik oleh kedua rungu Pelangi.
"Mba maaf kalau Pelangi nguping, mba lagi cari tenaga kerja?maaf kalau saya boleh tau kerjanya apaan?" Pelangi langsung menimpali begitu gadis tersebut mengakhiri panggilannya dengan wajah yang ditekuk.
Bagai mendapat angin segar senyum gadis itu seketika merekah, ia memang sedang didesak oleh ibunya yang merupakan seorang penjaga villa untuk mencari seorang pelayan. Sebenarnya ia bisa saja membantu ibunya tapi ia juga memiliki pekerjaan lain yang lebih penting.
"Gini Dek, oh iya kita kenalan dulu, aku Lisna"
"Pelangi"
Dua gadis dengan jarak usia yang tidak terlalu jauh itu akhirnya berkenalan.
"Ibuku itu penjaga sebuah Villa mewah di sana," Lisna menunjuk sebuah pegunungan yang banyak terdapat villa villa mewah milik orang kaya, "Jadi anak yang punya villa mau mengadakan pesta, dan ibu butuh pelayan saat ino juga, kamu minat??"
Tanpa pikir panjang Pelangi langsung mengangguk, apalagi barusan mendengar angka 500rb yang disebutkan lisna ditelepon.
"Itu bayarannya 500rb perbulan ya kak?"
"bukan dek 500rb perhari, cuman untuk hari ini saja, tapi harus siap begadang semalaman suntuk, karena anak pemilik villa itu kalau pesta suka sampe pagi"
"Pelangi mau kak, 500 rb perhari kan?" Mata Pelangi seketika berbinar, setidaknya dengan adanya uang itu, nanti ia bisa meminta paman satria untuk memgurangi uang bulanannya.
.
.
Lisna memberitahu alamat villa kepada Pelangi yang dicatat gadis cantik itu kedalam ponsenya, ia juga sudah menelpon ibunya dan memberitahu jika ia berhasil mememukan seorang pelayan dan sudah menuju ke villa.
Pelangi tak pernah berhenti mendecakkan lidah begiti tiba disebuah Villa yang sangat mewah, bahkan pagar tingginyang menjulang dihadapannyapun terbuka sendiri saat ia saja bingung harus mengetuk dimana.
Pelangi berjalan menyusuri halaman villa yang sangat luas, ada kolam berenang yang luas dan sebuah kolam berukuran kecil dengan kepulan asap dipermukaannya, mungkin itu kolam air panas! Pikir Pelangi.
Ia lalj mengetuk pintu utama, dan tak lama kemudia seorang wanita paruh baya membukakan pintu.
"Bintang?" tanya Ibu paru baya yang merupakan ibu dari Lisna gadis muda yang ia temui di halte tadi.
"Pelangi Bu" sahut Pelangi sambil tersenyum seraya meraih punggung tangan wanita tua itu untuk ia kecup sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua.
"Ohhh iya...bintang, pelangi dua dua nya bagus, yuk kita harus segera bersiap" Ibu itu segera menarik pelangi untuk masuk kedalam dapur ada banyak hal yang harus mereka kerjakan bersama.
Ibu dari Lisna memberikan Pelangi sebuah celemek dan masker transparan yang langsung dipakai pelangi didagunya dengan tali yang terkait di dua daun telinga.
.
.
.
Sebuah mobil sedan mewah melaju dijalanan menuju villa keluarga Jaxton, Melvin duduk dikursi kemudi sedangkan disamping kemudi Daffin masih sibuk memeriksa bibirnya yang masih nampak bengkak akibat bogem mentah sang Ayah.
Dibelakan ada Reza dan vano yang duduk berdampingan sambil sesekali meneguk bir kalengan yang mereka bawa dari jakarta.
"kamu sudah memanggil para gadis gadis itu?" Daffin menoleh dan berbicara pada dua rekan casanovanya dibelakang, malam ini Daffin mengajak mereka untuk mengadakan pesta kolam berenang di villa milik keluarganya.
"Sudah Bro, tenang aja uŕusan cewe cewe gue ahlinya" Vano menepuk dadanya kuat, ia memang sudah memesan gadis bayaran sebanyak tiga orang untuk dirinya, reza dan juga Daffin.
"Tau kan bagaimana seleraku?" Daffin
"Yang sempit kan? Tenang aja gadis buat kamu kali ini jam terbangnya masih cetek, paling baru 2 atau 3 kali main, dijamin sempit bro" Sahut Reza, membuat Daffin tersenyum puas.
Sedangkan Malvin yang mendengar kata kata kotor yang keluar dari mulut yang tak kalah kotornya hanya bisa menutup kupingnya dengan earphone lalu menyetel musik keras keras.
Tak lama mobil yang mereka tumpangi tiba dihalaman villa mewah yang terlihat sangat nyaman, Daffin dan Malvin bergegas menuju kamar masing masing untuk beristirahat dan mempersiapkan tenaga untuk pesta nanti malam, fakta keduanya yang baru tiba di indonesia dan memutuskan untuk langsung bepesta membuat keduanya memang membutuhkan istirahat yang cukup.
Sedangkan Reza dan vano mengitari sekitar villa guna memanjakan mata dengan pemandangan hijau yang seakan menyeruak.
.
.
.
Malam pun tiba, Pelangi dan mbok yum yang merupakan ibu dari gadis bernama Lisna itu mempersiapkan peralatan untuk barbequan
Setelah itu pria pria dengan wajah rupawan itupun datang, tiga diantaranya hanya mengenakan celana renang berbalut handuk kimono yang bagian atasnya dibiarkan sedikit terbuka memperlihatkan dada bidang mereka, diantara ketiganya Daffinlah yang terlihat paling tampan didukung tubuhnya yang atletis. berselang beberapa waktu Melvin pun keluar, ia memakai celana pendek dipadukan kaos yang nampak pas di tubuhnya, wajah datar dan tatapan dinginnya tetap sama, itulah mengapa Vano dan Reza hanya memganggap Melvin bagai angin lalu disekitar mereka.
Melvin ikut nimbrung setelah memastikan semua rekaman kamera cctv di villa sudah terhapus, ia tak mau Alexander tahu jika putranya tengah pesta se* bersama teman temannya.
Daffin, vano dan reza duduk di meja makan sambil menikmati makanan yang dipanggang oleh mbok Yum dan Pelangi, tak ada dari mereka yang sempat bertatapan mata dengan para pelayan itu, mereka hanya asyik berbincang beberapa topik yang terdengar begitu vulgar ditelinga Pelangi, gadis itu bahkan bergidik ngeri dengan semua pembicaraan yang baru pertama kali ini didengarnya.
"Hei....buka ini" Titah Daffin dengan menjentikkan jarinya, tanpa menoleh ia memberikan sebotol champagne kepada Pelangi, gadis itu lalu memberikan botol itu kepada mbok yum untuk dibuka dan kembali ia serahkan pada Daffin tanpa sepatah katapun, Mbok Yum sudah membreefing dirinya agar tidak terlalu banyak bicara bila berada didekat para tuan muda, Pelangi juga tidak ingin terlalu menarik perhatian jadi sebisa mungkin ia tak menimbulkan suara, bahkan deru nafasnya berusaha ia atur agar tak mengganggu.
Di dalam relung hatinya Pelangi merasa menyesal menerima pekerjaan ini, ia tahu apa yang para tuan muda itu minum dan bicarakan adalah sesuatu yang salah, Pelangi merasa ia yang masih dibawa umur tidak seharusnya berada ditempat ini, namun karena sudah terlanjur maka ia harus menyelesaikannya sampai akhir.
Melvin yang sudah selesai mengatur suhu kehangatan kolam berenang ikut nimbrung dan langsung meneguk meneguk Wine yang sudah tersedia di gelas hingga tandas.
"Ckckck" Vano mendecakkan lidah melihat Melvin yang meminum wine layaknya air putih, "Kau harus meminumnya dengan punuh gaya bro lihat ini" Vano mengangkat sloki berisi wine didepan wajahnya sambil mengoyangkannya pelan lalu meminumnya penub gaya.
"See? Kapan kau akan menikmati hidupmu Melvin?"lanjut Vano lagi, yang berhasil mengundang senyum miring di wajah Melvin
Visual Pelangi
smoga sehat slaku dn terus success thor
wlau melvin smbunyikan
lari sja rainbow jauh2