SEKUEL DARI : Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil.
Zahira dan Shaka berteman sejak kecil bahkan orang tua mereka berencana menjodohkan keduanya. Namun, ternyata Shaka telah melabuhkan hatinya kepada wanita lain. Melihat kenyataan itu, hati Zahira hancur berkeping-keping karena tanpa diketahui oleh siapa pun rupanya dia mencintai Shaka sejak masih duduk di bangku SMP.
Lantas, apa yang membuat Zahira bersedia menjadi pengantin pengganti untuk Shaka? Lalu, bagaimana lika liku kehidupan rumah tangga mereka? Akankah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunda Pernikahan
Seorang pelayan melangkah mendekati salah satu meja yang berada di luar café. Café tersebut merupakan tempat yang biasa dikunjungi oleh sepasang kekasih kala mereka ingin menghabiskan waktu bersama. Mengusung konsep outdoor garden adalah pilihan tepat bagi mereka yang ingin mengusir penat di tengah rutinitas pekerjaan yang tak kunjung usai.
"Tuan ingin memesan apa?" tanya pelayan itu. Tangan kiri memegang buku menu sementara tangan lain memegang pulpen.
"Saya mau pesan avocado coffee creamy dan cake red velvet satu. Lalu satu botol air mineral ukuran 330 ml," jawab seorang pria tampan berwajah Timur Tengah.
Pelayan itu bergegas mencatat semua pesanan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan sedikit pun. "Lalu, Nona sendiri mau pesan apa?"
"Bawakan lagi satu gelas iced matcha latte dan matcha cake untukku. Ingat, jangan lama-lama!" kata gadis cantik menekankan kalimat terakhir.
Pelayan itu mengangguk, beranjak dari sana menuju pantry. Dia segera membuatkan pesanan untuk kedua pelanggan.
"Oh ya, kenapa tadi kamu bisa datang terlambat? Kamu disuruh Papamu lagi menemaninya bertemu klien, iya?" tanya sang model papan atas bernama Ziva.
Pria tampan berhidung mancung menghela napas panjang. Semenjak dia lulus kuliah dari fakultas hukum dan bekerja di kantor firma milik sang papa, pria itu acap kali datang terlambat sebab Rio--papa tercinta selalu mengajaknya bertemu para klien penting yang pernah atau hendak meminta bantuan pengacara kondang tersebut. Sebagai pengacara muda yang kelak meneruskan perjuangan sang papa membela para klien, dia dituntut mempelajari secara langsung kasus yang sering terjadi di lapangan. Berharap kelak si bungsu sudah tidak kaget lagi apabil menemui kasus yang belum pernah ditemui saat kuliah dulu.
"Benar, Sayang. Ya ... mau bagaimana lagi, hanya aku satu-satunya anak yang diharapkan Papa meneruskan perjuangan yang telah dibangun selama puluhan tahun. Kak Indah memutuskan resign menjadi pengacara dan lebih memilih menjadi penulis novel online disamping mengurus suami dan anak-anaknya. Sementara Kak Bagus, memutuskan tinggal di London dan bekerja di sana setelah menikahi penduduk setempat. Jadi, mau tidak mau aku harus mengikuti ke mana Papa pergi."
Ziva mencibir dan memutar bola matanya. Entah kenapa, setiap kali mendengar Shaka mengatakan hanya dia satu-satunya anak yang diharapkan membuat gadis itu jengah dan muak. Dia merasa kekasihnya itu bukanlah lelaki sejati karena terlalu patuh sebagai seorang anak.
"Sampai kapan kamu hanya diam saja saat diatur kedua orang tuamu, Shaka! Kamu bukan lagi anak kecil! Usaimu sudah dua puluh empat tahun. Harusnya kamu bisa mengambil sikap bukan malah terus menuruti semua kemauan Mama dan Papamu!" seru Ziva menahan geraman emosi yang terbendung dalam diri. Sejak dulu sikap sang kekasih tidak pernah berubah sedikit pun. Bodohnya lagi, dia selalu mencintai pria itu meski Shaka terkesan seperti anak papa dan mama.
Shaka terdiam. Ucapan Ziva ada benarnya. Selama ini dia memang selalu menuruti semua keinginan Rini dan Rio termasuk tawaran masuk jurusan hukum. Meskipun begitu, tetapi si bungsu dari tiga bersaudara tak keberatan menghabiskan waktu selama empat tahun mempelajari undang-undang serta kasus yang sering terjadi di lapangan sebab sejak kecil dia sudah bercita-cita menjadi pengacara hebat seperti sang papa.
Lantas, di mana letak kesalahannya? Dia hanya ingin berbakti kepada kedua orang tuanya, apakah itu salah? Toh selama ini Rini dan Rio tak memaksakan kehendak mereka bila keinginan anak-anak bertentangan dengan hati nuraninya.
Sang pengacara muda kembali mengembuskan napas panjang. "Sayang, sudah ya, jangan marah lagi! Tadi 'kan aku sudah minta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Jadi, please, jangan membahas masalah yang sama."
"Baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi," ucap Ziva mengakhiri pertengkaran kecil mereka.
Pelayan café tadi kembali dengan membawa nampan berisi pesanan Shaka dan Ziva. Kepulan asap putih menguar ke udara, seakan tengah melambaikan tangan ke arah sang pengacara agar segera menyesapnya. Lantas, seulas senyum samar terukir jelas di sudut bibir pria itu.
"Selamat menikmati, Tuan dan Nona." Usai mengucapkan kalimat terakhir, pelayan itu bergegas pamit dan undur diri.
Shaka meraih gelas yang ada di atas meja. Sebelum menyesap kopi kesukaannya sambil memejamkan mata, menghirup aroma nikmat dari segelas avocado coffee creamy. Sementara Ziva tersenyum, meraih pisau dan garpu, bersiap menyantap matcha cake.
"Rasa cake serta kopi di café ini tidak pernah berubah meski sudah berdiri sejak puluhan tahun. Malah, aku merasa semakin hari rasanya semakin nikmat," tutur Shaka di tengah kegiatannya menyesap secangkir kopi hangat yang baru saja disodorkan oleh pelayan.
Ziva mengangguk cepat. "Aku setuju dengan pendapatmu. Selain tempatnya cozy, minuman serta makanan yang ada di sini lezat semua."
"Sayang, semalam kamu bilang ada yang ingin disampaikan kepadaku. Memangnya ada apa sih?" tanya pria itu sambil memasukan satu sendok cake red velvet ke dalam mulut. Sejak semalam dibuat penasaran sebab gadis itu tak memberikan clue sama sekali kepadanya. Gadis itu hanya meminta bertemu pukul sebelas siang di café langganan.
Gadis cantik yang bekerja di dunia modeling meraih gelas dan mencicipi iced matcha latthe yang dibawakan seorang pelayan. "Soal pernikahan kita, Ka. Ehm ... aku mau pernikahan kita ditunda sampai dua tahun ke depan," ujar Ziva tanpa berdosa.
Suara seorang lelaki batuk dibarengi dengan ucapan dari sang model. Pria itu cukup terkejut atas apa yang baru saja dia dengar. Tangan pria itu dengan buru-buru membuka tutup botol air mineral berukuran kecil lalu menegaknya hingga bersisa setengahnya.
Setelah merasa baikan, barulah Shaka berkata, "Menunda pernikahan? Kenapa? Bukankah semua persiapan telah disiapkan dengan matang. Tinggal tersisa empat belas hari lagi, kamu dan aku resmi menikah, menjadi sepasang suami istri."
"Iya, aku tahu. Namun, aku rasa pernikahan kita terlalu buru-buru, Ka. Aku masih ingin menjadi model terkenal yang bisa go international." Ziva melirik pada Shaka. "Kamu tahu 'kan, cita-citaku sejak kecil menjadi model yang bukan hanya terkenal di tanah air tetapi juga di luar negeri. Kesempatan itu datang kepadaku dan aku tidak mau menyia-nyiakannya. Jadi, aku minta pernikahan kita ditunda sampai dua atau tiga tahun ke depan."
"Gila, kamu!" bentak Shaka seraya menggebrak meja. "Pernikahan kita tinggal hitungan hari tapi kamu meminta ditunda begitu saja. Mama dan Aunty Rumi telah menyiapkan segala keperluan pernikahan kita, Va. Gedung, katering bahkan undangan pun telah disebar mana bisa ditunda secara mendadak."
Alih-alih merasa bersalah, Ziva malah memasang wajah datar tanpa dosa. "Itu urusanmu bukan urusanku. Lagipula, sejak awal yang memaksa ingin segera menikah, 'kan kamu bukan aku." Gadis cantik itu melipat kedua tangan di depan dada sambil berkata sinis kepada calon suaminya.
.
.
.
ini Shaka masih labil bikin emosi
laki2 lain "HANYA" menyatakan cinta sama Zahira udah ngamuk.
lah dia sendiri MEMPERBOLEHKAN MANTAN UNTUK MEMELUKNYA
laki2 kyk gini pantas di tinggalin, udah plin plan egois sendiri.
syg nya gak terjadi karena udah baca ini sampai habis dulu JD dah tau.
tapi tetap aja aku pingin mereka cerai dulu.
capek aku lihat Zahira gak tegas, Shaka plin plan.
karena ketahuan selingkuh aja makannya kau mau pertahankan Zahira.
prett
Lagian ziva kok ya makin murahan setelah kena kasus penipuan model internasional
Gimana mau memikat shaka, yg ada makin jijik klo shaka tau 😝