NovelToon NovelToon
Menjadi Wanita Kejam Di Dunia Novel

Menjadi Wanita Kejam Di Dunia Novel

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merapikan ulang semua kejadian

Baru saja Han Yu masuk kedalam kediaman dia sudah di sambut tangisan dari Ibunya. Nyonya Han memeluk erat putrinya sangat lama. "Syukurlah. Syukurlah."

"Ibu. Bau darah masih melekat di tubuhku. Jika Ibu tidak segera melepaskan pelukan. Aku takut bau anyir darah akan menempel di tubuh Ibu," ujar Han Yu memperingatkan. Tapi wanita itu tetap tidak ingin melepaskan pelukannya.

Tuan Han mendekati istrinya. "Istriku. Yu er butuh istirahat. Dia juga harus segera berbenah agar tubuhnya bisa kembali segar."

Baru setelah mendengarkan perkataan dari suaminya Nyonya Han bersedia melepaskan pelukannya. "Benar. Kamu harus segera mandi dan berganti baju." Wanita itu mengelap air matanya. Kedua matanya sudah memerah.

"Em." Han Yu mengangguk setuju.

"Antarkan Nona muda kembali ke kamarnya," ujar Nyonya Han dengan suara sumbang karena menangis semalaman.

Empat pelayan termasuk Li An mengantarkan Nona pertama untuk langsung masuk ke dalam kamarnya. Setelah Han Yu berada di dalam kamar. Semua pelayan mulai menyiapkan keperluan untuk mandi. Dari air hangat, baju tidur, hingga keperluan lainnya.

"Nona pertama, air hangat sudah siap." Pelayan Li An datang dengan membawa keranjang berisi kelopak bunga mawar.

Han Yu bangkit dari tempat duduknya dia berjalan menuju ke arah pintu kamar mandi yang ada di ujung ruangan. Dia melepaskan semua pakaiannya lalu menenggelamkan seluruh tubuhnya dalam bak mandi. Air hangat terasa sangat menyegarkan.

Byyeuurr...

"Huh..."

Gadis itu naik kembali kepermukaan bak mandi. Dia mundur dan bersandar di pembatas. Sesekali tangan Han Yu memainkan kelopak bunga mawar yang ada di atas permukaan air. "Konspirasi besar seperti ini pasti melibatkan orang dengan kekuasaan yang besar. Tapi siapa dia?"

Pikiran gadis itu terus mencoba menguliti setiap detail yang ia dapatkan. Dari awal festival bulan darah di jalankan hingga sampai di waktu dia telah berada di dalam ruangan penyekapan. "Serbuk cahaya yang bertaburan!"

Han Yu bangkit dari dalam bak mandi. Gadis itu dengan cepat mengambil baju ganti lalu keluar menuju kamar pribadinya. "Li An, apa bunga yang kamu bawa di saat festival masih ada?"

"Saya masih menyimpannya."

"Aku ingin meminjamnya sebentar." Han Yu bahkan tidak memperdulikan jika rambutnya masih basah.

"Nona pertama, tunggu sebentar saya akan mengambilkannya di dalam kamar." Pelayan Li An bergegas keluar dan segera menuju ke arah kamarnya. Dia mengambil bunga yang di maksud Nona pertamanya. Setelah mendapatkannya pelayan wanita itu langsung menghampiri kembali Nona pertama. "Nona pertama." Memberikan bunga itu kepada Han Yu.

Han Yu duduk di kursi sembari terus memperhatikan bunga yang ada di tangannya. "Li An, kapan festival bulan darah pertama kali di adakan?"

Pelayan Li An mengambil handuk lalu mengelap rambut Nona pertamanya. "Sekitar dua puluh tahun yang lalu."

"Apa setiap tahun akan ada serbuk cahaya yang jatuh dari langit di saat bulan darah muncul?" Gadis itu masih berusaha menguatkan spekulasinya.

"Tidak. Baru tiga tahun terakhir semenjak Dewi keberkahan datang ke Ibu Kota. Semenjak itu setiap festival bulan darah selalu ada serbuk cahaya yang bertaburan di langit malam," jelas pelayan Li An yang sudah mulai menyisir rambut Nona pertamanya.

"Dewi keberkahan?" Kedua alis Han Yu menyatu. "Aku masih belum bisa mengingat detail masa lalu. Trauma di malam itu masih sulit di sembuhkan. Apa kamu bisa menjelaskannya untukku?"

Pelayan Li An percaya sepenuhnya dengan ucapan Nona pertamanya. "Nona pertama, Dewi keberkahan hanya akan menerima sepuluh orang pilihan setiap seminggu sekali. Kabarnya setiap orang itu akan mengalami sebuah kejadian yang luas biasa di dalam ruangan bersama Dewi keberkahan. Dan saat keluar mereka akan sepenuhnya percaya jika dunia langit benar-benar nyata."

"Dia tinggal di atas menara tinggi di dekat alun-alun Ibu Kota?" Han Yu menggoyangkan bunga di tangannya. Serpihan bubuk kemerahan terus bertaburan dan akan menghilang sebelum menyentuh lantai.

"Iya."

Han Yu bangkit setelah rambutnya di sisir rapi. Dia memberikan bunga itu kepada pelayannya kembali. "Kamu juga bisa istirahat."

"Baik." Pelayan Li An pergi meninggalkan ruangan kamar.

Han Yu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia menatap langit-langit kamar, "Jadi seperti itu." Semua kejadian yang telah di rapikan telah menemukan titik terang dari runtutan kejadian yang ia alami. Gadis itu memejamkan kedua matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

Pagi harinya, Han Yu langsung berganti baju untuk segara mencari informasi tentang Dewi keberkahan. Dia ingin lebih mengenal dunia yang saat ini ia tinggali. Setelah pemberitahuan dari sistem jika semua alur cerita telah sepenuhnya berbeda. Semua tergantung jalan yang ingin ia ambil. Tentu saja gadis itu tidak bisa tinggal diam.

Sekitar pukul tujuh pagi Han Yu sudah duduk santai di salah satu kedai teh yang ada di alun-alun Ibu Kota. Dia mengenakan gaun yang lebih sederhana agar tidak menarik perhatian orang lain. Pelayannya Li An telah di perintahkan untuk mencari tahu cara agar gadis itu dapat bertemu dengan sang Dewi keberkahan yang di maksud.

"Tuan, tolong dua piring kacang goreng lagi. Tambah juga satu piring kue." Sesekali tatapan mata Han Yu memperhatikan keadaan di sekitar. Banyak sekali orang-orang dari wanita muda hingga tua bahkan para laki-laki juga ikut menunggu. Mereka berjejer di pintu luar menara. Kabarnya meskipun hanya ada sepuluh orang yang dapat melihat wujud sang Dewi keberkahan. Namun orang-orang yang datang dan tidak bisa melihatnya bisa mengambil serbuk cahaya di kolam langit.

"Nona muda, silakan."

"Tunggu. Aku ingin bertanya beberapa hal kepada anda." Han Yu mengeluarkan uang dari sakunya lalu memberikannya sebagai bayaran untuk pertanyaan yang akan dia katakan.

Pemilik kedai tersenyum senang. Dia menerimanya dengan senang hati, "Nona muda, anda bisa mengatakannya."

Han Yu melambaikan tangannya pelan. Agar pemilik kedai lebih mendekat. Setelah pemilik kedai lebih dekat. Dia berkata, "Apa Tuan pernah melihat Dewi keberkahan?"

Pemilik kedai menggelengkan kepalanya.

Han Yu seperti melihat sesuatu dari tatapan mata pemilik kedai. Dia langsung mengeluarkan satu lembar uang berjumlah seratus tahil.

Wajah pemilik kedai semakin sumringah. Dia berlutut agar bisa lebih mendekatkan dirinya. "Nona muda. Ini adalah sebuah rahasia besar. Anda harus menyimpannya sendiri," bisiknya sangat pelan. Bahkan orang lain tidak mampu mendengarnya.

Han Yu mengangguk mendengarkan dengan baik sembari memakan kacang goreng di piring.

"Bisa di katakan hampir seluruh masyarakat di Ibu Kota tidak pernah percaya jika benar-benar ada seorang Dewi yang turun dari langit. Saya sendiri juga tidak mempercayainya. Hanya saja Permaisuri Chen Jia sangat mempercayainya. Dan menempatkan Dewi keberkahan di dalam menara itu. Para petinggi istana yang telah menentangnya di temukan dalam keadaan di bantai seluruh keluarganya. Setelahnya tidak ada lagi yang berani menyuarakan ketidaksetujuan mereka." Pemilik kedai bercerita dengan sangat hati-hati karena ini sudah menyangkut keluarga kerajaan. "Dan orang-orang yang sering berdatangan itu berasal dari luar Ibu Kota."

"Bagaimana tanggapan Kaisar Jing Bai?"

"Kaisar sangat mencintai Permaisuri dan selalu membelanya tanpa pernah membantah." Pemilik kedai bangkit kembali. "Nona muda, silakan menikmati makanannya."

Han Yu menanggapi dengan anggukan. Satu demi satu kacang masuk kedalam mulutnya. "Kecantikan dan cintai membunuh logika."

Gadis itu duduk santai melanjutkan mengamati keadaan di sekitar alun-alun Ibu Kota.

1
Wahyuningsih
Ada2 aja han yu 🫢🫢 d tnggu upnya kmbli thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor sellu jga keshtn istrht yg ckp seeeeeeemaaaaangaaaaaaaaat thor 😁😁😁😁😁
Arix Zhufa
cantik,cerdas,kaya raya...cuma kurang beladiri thor
Santy Susanti
jd kaya ditektif conan dooong👍🏻👍🏻😁😁
Santy Susanti
waduuuuh ada yg metong🙈🙈
Santy Susanti
mulai bergerak untuk lebih kokoh lagi, goooooooood👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🤩🤩🤩🤩
Santy Susanti
sampe speacles baca part ini🙈🙈🙈🙈
Arix Zhufa
kakak yg bijaksana tp seandainya blm tau alur takdir terdahulu pasti juga emosi
Raudah Anis
teka teki dalam fikiran Han yu mulai ada perkembangan
sahabat pena
yakin ini hal ga penting? nanti klo han yu berpaling kamu nyesel bgt loh. 🤣🤣🤣huft klo han yu di tolak mudah2an ada orang ketiga 🤣
Etty Rohaeti
lanjut
Santy Susanti
duuuh yg jaim, bentar lg juga pasti klepek2 sm nona pertama😜😜😜😜
Santy Susanti
Aaaah benih2 cinta pasti mulai tumbuh🤩
Raudah Anis
pada akhirnya pasti di terima juga lamaran Han yu🤭🤭
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
Wahyuningsih
D tnggu upnya kmbli thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn pke lma upnya thor sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu seeeeeeeeemaaaaaangaaaaaaaaaaaaat
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
Santy Susanti
Kasian banget Hanyu punya Bibi jahat banget😭😭😭😭
Eka Elyss
Luar biasa
Santy Susanti
Hadeuuh kepaksa dah ketemu permainsuri psikopat🤯🤯🤯🤯
Santy Susanti
ooowh ini cewe yg di awal cerita itu🙄🙄🙄🙄
Etty Rohaeti
lanjut
Raudah Anis
author terimakasih sudah update banyak hari ini🥰
sehat selalu untukmu author terbaikkuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!