NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

Jerri mencari Zahira dikamarnya namun sepertinya dia terlelap,dia kembali keluar meninggalkan Zahira yang tertidur pulas.

Diruang tamu sudah ada Ayah dan Papa yang masih mengobrol,keduanya memiliki kesamaan meski secara gaya sangat berbeda.

"Ayah,maaf tadi aku buru-buru."kata Jerri sambil menuangkan minuman kedalam gelas

"Sudah tidak apa-apa,Ayah ikut prihatin dengan keluarga kalian,tidak banyak yang bisa Ayah bantu."kata Ayah

"Sudah,tidak masalah,yang penting bagi saya Jerri bahagia dengan Zahira."kata Papa

Snowy berlari menuju kearah Jerri,dia langsung duduk manis di sisi Jerri dan merasa kembali nyaman dengan adanya Jerri sebagai pemiliknya.Meski sebenarnya Jihan juga penyayang binatang hanya saja Snowy belum beradaptasi dirumahnya.

Ayah dan Papa masih asyik terlibat obrolan hingga tanpa terasa waktu sudah semakin sore,Papa memutuskan untuk menginap dihotel malam ini karena tidak ingin merepotkan keluarga Zahira.

"Papa yakin gak pulang aja."kata Jerri

"Besok aja,malam ini Papa mau sendiri buktinya Mama juga gak nyari kita."kata Papa

"Benar Pa,apa yang ada dalam pikirannya?"tanya Jerri

"Mama pingin punya anak perempuan,makanya perlakuannya kepada Aira sangat berbeda."jawab Papa

Jerri mengantar Papa kesebuah hotel di dekat rumah Zahira,setelah Papanya chek in Jerri kembali masuk kedalam mobilnya,dia pulang kerumah mengambil beberapa baju ganti.

"Jerri."panggil Aira yang sudah berbaring di ranjangnya

"Ngapain kamu disini?"tanya Jerri sambil menarik tangan Aira

"Aku bisa menggantikan Zahira disini."jawab Aira

Jerri membuka pintu kamarnya dan mendorong Aira untuk keluar dari kamarnya,meski merasa kesal kepada Jerri namun dia tetap tersenyum karena Lintang kembali memperlakukannya dengan baik.

Jerri menutup pintu kamarnya dengan kasar,dia mengambil tas besar dan memasukkan baju kedalamnya.

"Mama,maafkan aku jika aku akan membuatmu menyesalinya."kata Jerri dalam hati

Jerri kembali keluar dengan membawa tas,dia menghubungi Papa dan memintanya untuk mengambil keputusan.

"Pa,saat ini keputusan ada ditangan Papa,aku tidak sanggup lagi tinggal dirumah."kata Jerri

"Sudahlah,itu urusan Papa."kata Papa

Papa Jerri masih termenung mendengar kabar terbaru dari Jerri dia juga kembali memastikan dengan menghubungi Martin dan beberapa kenalannya.

Keesokan harinya Papa pulang kerumah,dia langsung menemui Lintang yang sedang bercanda dengan Aira,sudah dia pastikan dari Martin jika Aira tidak masuk kerja hari ini.

"Lintang,aku mau bicara."kata Papa Jerri

Lintang beranjak masuk kedalam ruang kerja Jerri mengikuti kemana arah suaminya tanpa merasa bersalah sedikitpun,bahkan melihat suaminya juga tidak menyambutnya.

"Apa maumu sekarang?"tanya Papa Jerri

"Apa maksudmu?"tanya Lintang

"Tentang gadis itu,apa yang sedang kalian rencanakan?"tanya Papa Jerri

"Kami hanya bercanda tidak lebih,jangan mengada-ada."jawab Lintang

"Bercanda katamu!masuk kedalam kamar Jerri itu bercanda menurutmu!"kata Papa Jerri

"Ya wajar saja,Aira sangat mencintai Jerri tidak masalah juga Jerri punya dua istri."kata Lintang

"Lalu bagaimana denganmu kalau aku menikah lagi?"tanya Papa Jerri

Mendengar pertanyaan Papa Jerri membuat Lintang tidak bisa bersuara lagi,dia hanya berdiri meremas kedua tangannya bergantian.

"Apa rencanamu sekarang?masih menginginkan dia menjadi menantumu?"tanya Papa Jerri

"Tentu saja kalau Jerri mau."jawab Lintang santai

"Baik kalau begitu,mari kita berpisah."kata Papa Jerri sambil berdiri dan mengeluarkan ponselnya,dia menghubungi Martin untuk mengurus semua,untuk sementara dia akan tinggal diapartemen milik Jerri.

Papa keluar dari ruang kerja Jerri,dia meminta kepada Bibi untuk membereskan barang-barangnya,Lintang sendiri tidak mencegah seakan kemauannya sudah terpenuhi.

"Ingat Lintang,rumah ini atas nama Jerri,jangan kamu kira ini rumahku."kata Papa Jerri

"Jerri tidak akan mengusirku Pa."kata Lintang

"Dia tidak akan mengusirmu,tapi dia sudah meninggalkanmu."kata Papa Jerri

Lintang kembali diam,dia hanya terduduk dikursi ruang tengah,melihat suaminya mengeluarkan sepeda kesayangannya dia hanya menangis tanpa suara,keegoisannya sudah menghancurkan keluarganya,namun bagaimanapun Aira tetap menjadi pilihannya.

Martin menjemput Papa Jerri,bahkan dia juga membawa dua bag keluar dari kamar Jerri,tidak berapa lama juga Jerri menyusul,dia mengambil beberapa surat penting dan membantu Papanya.

"Jerri,Mama harap kamu jangan pergi."kata Lintang

"Jerri."panggil Aira

Martin menghadang dengan menggunakan tubuhnya,pandangan dinginnya menusuk hingga kesetiap sudut mata Aira.

"Kamu masih belum jera."kata Martin

Jerri menepuk pundak Martin dan mengajaknya keluar,baginya rumah besar yang dia hasilkan kini tidak membuatnya nyaman lagi,Jerri memilih hidup sederhana bersama dengan keluarga Zahira.

"Sudah,aku lebih senang tinggal dirumah Ayah daripada disini."kata Jerri

Aira merasa tersudut,ketiga laki-laki yang berada didepannya kini mengeroyoknya bersamaan,hanya Tante Lintang yang masih membelanya.Aira berdiri dibelakang Tante Lintang,dia ingin meminjam mulut Lintang untuk memaki Jerri dan Martin,namun Lintang sendiri tidak memiliki kuasa lagi karena keegoisannya.

"Pa,jangan pergi."kata Lintang sambil menggoyang-goyangkan tubuh suaminya

"Bukannya tadi kamu masih bertahan dengan keinginanmu."kata Papa

"Aku memang menyukai Aira Pa."kata Mama

Aira merasa senang dipuji oleh Lintang,apalagi dia sampai bersimpuh memohon kepada suaminya,senyumnya hampir tidak bisa ditahannya.

"Ayo Pa,aku antar.Kalaupun mau menikah lagi juga tidak apa-apa kok."kata Jerri sambil menyindir Aira

"Ingat Lintang,kamu harus menghasilkan uang untuk makan kamu."kata Papa

"Pa,jangan dengerin Jerri Pa."kata Lintang

"Aku tanya sekali lagi,kamu mau sama dia atau aku?"tanya Papa

"Aku ikut kamu Pa,terserah mau kemana tapi jangan halangi aku bertemu dengan Aira."jawab Lintang

Martin langsung menarik tangan Aira,dia membawanya keperusahaan untuk kembali mempekerjakan,hari ini sudah banyak ulah yang dia buat.

"Sekali lagi kamu bikin ulah,aku panggil ibu kamu langsung."kata Martin

"Bodoh amat."kata Aira dengan kesal

Martin kembali membanting stir mobilnya,dia tidak menghiraukan teriakan Aira karena terbentur kaca mobil.

"Bisa gak lebih pelan!"teriak Aira

"Kamu gak tahu siapa aku dan Jerri,jadi tidak usah banyak bicara."kata Martin sambil menekan pedal gas

Mobil melaju dengam kecepatan tinggi,membuat Aira merasa mual,dia ingin muntah namun ditahannya.Akhirnya mobil berhenti disebuah rumah terbilang besar meski tidak mewah,halaman cukup untuk dua mobil dan tertata rapi.Martin mengetuk pintu dengan keras membuat si pemilik rumah langsung keluar.

"Mau apa lagi kamu kesini?"tanya Murni

"Aku mengantar putrimu pulang."jawab Martin

"Mana dia?"tanya Murni langsung keluar

Aira berusaha melepaskan diri dari Murni lagi,kali ini Martin hanya meminta kerjasama dengan Murni untuk tidak melepaskan dia lagi.Murni berencana menikahkan dengan laki-laki kaya setelah Jerri membatalkan dan tidak bisa diharapkan lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!