NovelToon NovelToon
Suara Hati DARREN

Suara Hati DARREN

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Balas Dendam / Berbaikan / Anak Genius / Murid Genius / Mengubah Takdir
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sandra Yandra

Menceritakan seorang pemuda bernama Darren yang kehidupannya tampak bahagia, namun terkadang menyedihkan dimana dia dibenci oleh ayah dan kakak-kakaknya karena sebuah pengakuan palsu dari seseorang.

Seseorang itu mengatakan bahwa dirinya sebagai pelaku atas kecelakaan yang menimpa ibunya dan neneknya

Namun bagi Darren hal itu tidak penting baginya. Dia tidak peduli akan kebencian ayah dan kakak-kakaknya. Bagi Darren, tanpa mereka dirinya masih bisa hidup bahagia. Dia memiliki apa yang telah menjadi tonggak kehidupannya.



Bagaimana kisah kehidupan Darren selanjutnya?
Yuk, baca saja kisahnya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandra Yandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan Warna Bola Mata Darren

Darren saat ini sudah berada di rumahnya. Kini dia berada di ruang tengah. Dia tidak sendirian, melainkan bersama anggota keluarganya, baik dari pihak ayahnya maupun pihak ibunya, bersama ketujuh sahabat-sahabatnya dan anggota keluarganya dari sahabat-sahabatnya itu. Ditambah dengan kelima kakak mafianya.

Kenapa Darren sudah berada di rumah? Sementara dokter yang menanganinya atau dokter yang tak lain adalah ibu dari sahabatnya mengatakan harus dirawat selama satu Minggu di rumah sakit.

Itu dikarenakan Darren yang memaksa minta pulang. Dia tidak ingin berlama-lama berada di rumah sakit. Dan dia juga mengatakan bahwa dia sudah baik-baik saja.

Dan pada akhirnya Dokter yang menangani akhirnya menyerah dan mengizinkan dia pulang ke rumah. Begitu juga dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua hanya bisa pasrah.

"Ren!" panggil Satria.

Darren langsung melihat kearah Satria kakak keduanya Jerry.

"Iya."

"Saat di rumah sakit, kamu mengatakan bahwa dia ingin membunuh kakak jika kakak tetap pada keputusannya? Apa itu benar?"

"Iya."

Deg..

Satria terkejut mendengar jawaban singkat dari Darren. Begitu juga dengan Danar dan Rama.

"Kalau itu benar, apa yang harus kita lakukan, Ren?" tanya Jerry.

"Kita tidak mungkin kan membiarkan mereka menyakiti kak Danar, kak Satria dan kak Rama!" sela Willy.

Mereka semua menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan tatapan matanya menatap kearah Darren.

"Kalau mereka ingin membunuh kak Danar, kak Satria, kak Rama. Itu kan urusan mereka, bukan urusan gue. Kalau seandainya kakak lo, kakak si muka triplek dan kakak si kurus itu mati. Yang sedihkan bukan gue, melainkan lo... Lo dan lo." Darren menjawab perkataan dari Willy dengan wajah santainya. Dia sengaja mengatakan itu karena ingin menjahili ketiga sahabatnya itu.

Mendengar ucapan dari Darren membuat Willy, Jerry dan Darel membelalakkan matanya tak percaya akan ucapan yang keluar dari mulut Darren.

Sementara anggota keluarganya hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala mendengar ucapan dari Darren dan melihat wajah syok Willy, Jerry dan Darel.

"Dasar sahabat setan!" seru ketiganya dengan suara melengking.

Sementara Darren hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan ekspresi wajah santainya ketika mendengar ucapan sekaligus umpatan dari ketiga sahabatnya itu.

Ketika semua orang tengah membahas masalah sahabatnya Danar, sahabatnya Satria dan sahabatnya Rama. Tiba-tiba Jonathan datang menghampiri mereka semua di ruang tengah.

"Tuan Erland!"

Semuanya langsung melihat kearah Jonathan. Mereka menatap wajah Jonathan dengan tatapan penasaran.

"Ada apa, Jo?"

"Diluar ada keributan, tuan!"

Erland seketika membelalakkan matanya terkejut. Begitu juga dengan semua orang.

"Kenapa Paman Jo biarkan saja?" tanya Davin.

"Paman sudah berusaha untuk mengusir mereka, tapi....." ucapan Jonathan seketika terpotong.

"Siapa mereka?" tanya Darren.

"Awalnya Paman tidak tahu, tuan muda Darren! Tapi setelah Paman melihat salah satunya, Paman akhirnya mengetahui siapa mereka."

"Siapa?" tanya Darren.

"Wanita yang saat itu pernah datang kesini, tuan muda!" jawab Jonathan.

Detik kemudian, Darren seketika tersenyum di sudut bibirnya ketika mendengar jawaban dari Jonathan.

"Apakah orang-orang itu anak buahnya atau..."

"Salah satu dari mereka sempat mengaku sebagai Paman dari wanita itu, tuan muda!"

[Eeemmm... Besar juga nyali kalian membuat keributan disini. Tapi tidak apa-apa. KIta lihat, siapa yang akan menang]

[Aku bersumpah akan membuat kalian semua hancur, sehancur-hancurnya. Aku tidak akan memaafkan kalian]

Darren berucap di dalam hatinya. Dan semua orang di ruang tengah itu bisa mendengarnya.

"Bagaimana, tuan?" tanya Jonathan pada Erland.

"Biarkan mereka masuk!"

"Baik, tuan muda!"

Setelah itu, Jonathan pun pergi meninggalkan ruang tengah untuk kembali menuju keluar rumah.

Darren mengambil ponselnya di saku celananya. Setelah ponselnya di tangannya, dia menghubungi seseorang yang berhubungan dengan masalah ini.

Detik kemudian..

"...."

"Hallo, Thomas. Kau ada dimana?"

"...."

"Kebetulan sekali."

"...."

"Wanita sialan itu mulai beraksi. Dia membawa pasukannya ke rumah keluargaku."

"...."

"Nah itu juga reaksiku beberapa menit yang lalu."

"...."

Darren seketika tersenyum mendengarnya.

"Jika kau tak keberatan, aku mau kau mengirimkan semua bukti kejahatan wanita sialan itu, salah satunya adalah bukti tentang wanita itu yang ingin membunuh Pamanku dan ayahku."

"...."

"Aku juga mau kau mengirimkan laki-laki itu kesini. Dia akan menjadi kunci untuk kehancuran wanita sialan itu."

"...."

"Terima kasih, Thomas!"

"...."

Pip..

Panggilan terputus..

Beberapa detik kemudian, ponsel Darren berbunyi menandakan beberapa notifikasi masuk ke ponselnya.

Ting..

Ting..

Ting..

Darren seketika tersenyum ketika melihat semua bukti dikirim oleh Thomas padanya.

Beberapa detik kemudian..

"Brengsek kau, Darrendra Smith!" teriak seorang wanita melangkah menuju ruang tengah, diikuti oleh beberapa orang di belakangnya

^^^

Yang datang itu adalah Wina sang pemilik perusahaan Venus bersama ayahnya, empat Pamannya dari pihak ayahnya dan ibunya, dan dua kakak sepupunya. Mereka datang dengan membawa beberapa laki-laki berpakaian hitam, namun mereka menunggu diluar karena dicegat masuk oleh anggotanya Jonathan.

Kini Wina dan orang-orang sudah duduk di sofa. Tatapan matanya menatap tajam kearah Darren, terutama Wina.

"Apa begini cara kau bertamu? Berteriak di rumah orang seenaknya," sindir Darren.

Mendengar ucapan dari Darren, ditambah lagi mendengar cara bicara Darren membuat Wina dan orang-orangnya mengepal kuat tangannya.

"Apa begini caramu berbicara dengan orang yang lebih tua darimu?! Apa orang tuamu tidak pernah mendidikmu!" bentak ayahnya Wina.

Darren hanya memperlihatkan senyumannya. Sementara anggota keluarganya dan orang-orang terdekatnya menatap marah kearah ayahnya Wina.

"Terus bagaimana dengan putrimu, hah?! Apakah kau sebagai ayahnya sudah mendidik putrimu dengan baik. Apa begini ajaranmu kepada putrimu yang mana masuk ke rumah orang dengan berteriak," sahut Darren.

Pria itu seketika mengepal kuat tangannya ketika mendengar ucapan sekaligus jawaban dari pemuda dan di depannya. Dia tidak menyangka jika pemuda itu akan menjawab perkataannya dengan membalikkan pertanyaannya.

Darren menatap tajam kearah Wina. Tatapan matanya mengisyaratkan kemarahan luar biasa.

"Mau apa kau kemari?" tanya Darren dengan ekspresi dingin dan sorot mata yang tajam.

Mendengar pertanyaan dari pemuda di depannya membuat Wina seketika tersenyum di sudut bibirnya. Begitu juga dengan ayahnya, Pamannya dan kakak sepupunya.

"Aku dan keluargaku datang ke sini untuk meminta pertanggungjawaban atas apa yang kau lakukan," jawab Wina.

"Memangnya apa yang sudah aku lakukan, hum?" tanya Darren dengan wajah tenangnya.

"Jangan pura-pura bodoh kau, Darren! Aku sudah tahu bahwa kau dibalik kehancuran keluargaku," ucap Wina dengan marah. "Bukan itu saja, kau juga yang sudah menyuruh laki-laki itu datang ke tempat acaraku, lalu mempermalukan aku!" bentak Wina.

Mendengar ucapan dari Wina membuat Darren seketika tersenyum lebar.

"Apa kau yakin jika aku dibalik kehancuran keluargamu?" tanya Darren.

"Kalau bukan kau, siapa lagi! Disini hanya kau yang tidak menyukaiku!" bentak Wina.

"Wah! Ucapanmu sungguh berbisa, Nona Wina! Kau menuduhku tak menyukaimu, padahal aku belum pernah bertemu denganmu. Bahkan pertemuan pertama kita adalah saat kau datang kesini ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan ayahku, kau bersikap sombong saat menatap kearahku." ucap Darren.

"Dan parahnya, kau menatap jijik kearahku saat kau bertanya tentangku lalu aku jawab bahwa aku adalah anak sopir. Dan kau langsung mengatakan di depan ayahku kenapa anak sopir duduk bersama dengan majikannya."

"Sekarang katakan padaku. Siapa yang memperlihatkan ketidaksukaan disini? Aku atau kau?"

Darren menatap tajam kearah Wina. Begitu juga dengan anggota keluarganya dan orang-orang terdekatnya.

Wina hendak membalas perkataan Darren, namun Darren sudah terlebih dulu bersuara.

"Kaulah orang yang tak menyukaiku. Kau terlalu ikut campur urusan keluargaku."

Suasana tiba-tiba menjadi hening. Semua orang terdiam dengan saling memberikan tatapan.

"Jika kau ingin aku bertanggung jawab atas apa yang kau dan keluargamu alami, maka kau harus melakukan sesuatu untukku. Dengan kata lain, kau juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan di belakangku." Darren seketika bersuara. Auranya saat ini tampak menakutkan.

Wina seketika terkejut ketika melihat tatapan mata putra dari mantan rekan kerjanya tampak lain. Tidak seperti beberapa menit yang lalu. Begitu juga dengan ayahnya, Pamannya dan kakak sepupunya.

"Aku tidak pernah melakukan apa yang kau tuduhkan itu," sahut Wina.

Darren seketika tersenyum menyeringai. "Oh, benarkah?"

"Seperti itulah kenyataannya. Aku tidak pernah melakukan hal menjijikan diluar sana. Tidak sepertimu."

"Kita buktikan saja. Tapi ingat! Jika terbukti kau yang terlebih dahulu mengusikku dan keluargaku, maka ucapkan selamat tinggal pada dunia ini."

Darren berucap dengan tersenyum bak iblis disertai tatapan tajamnya. Detik itu juga, warna bola mata Darren berubah menjadi warna abu-abu.

"Oh, tidak! Rendra!" seru ketujuh sahabat-sahabatnya Darren.

Mendengar Qenan, Willy, Axel, Jerry Dylan, Rehan dan Darel membuat semuanya melihat kearah ketujuh sahabat-sahabatnya Darren yang saat ini menatap kearah Darren. Dan mereka pun melihat kearah Darren.

"Kenapa warna bola mata Darren tiba-tiba berubah menjadi warna abu-abu?"

"Bukankah warna bola mata Darren warna coklat? Kenapa berubah menjadi warna abu-abu?"

Itulah yang dipikirkan oleh semua anggota keluarga dari Darren dan anggota keluarga dari ketujuh sahabat-sahabatnya Darren.

Sementara kelima kakak mafianya! Mereka sudah tahu masalah tersebut.

Sementara Wina, ayahnya, Pamannya dan kakak sepupunya seketika terkejut ketika mendengar ucapan dari Darren. Mereka tampak ketakutan saat ini, terutama Wina.

1
sri wahyu
lanjut kak penasaran
sri wahyu
lanjut kak
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
ERGA: Mampir kak dalam desain ceritaku "HALIM"
total 1 replies
sri wahyu
lanjut kak
sri wahyu
up yg banyak kak nanggung
Glastor Roy
up
sri wahyu
lagi kak
sri wahyu
semoga cepet sadar
sri wahyu
sekarang baru menyesal
MifadiruMzn
cerita nya bagus thor. bahasanya ringan, mudah dimengerti
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
lagi kak
sri wahyu
up yg banyak
penasaran kelanjutannya
sri wahyu
makasih kak
semangat
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
semangat kak
up lagi ya
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
makasih kak semangat updatenya
sri wahyu
baru sadar setelah satu tahun benci
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!